Site icon SumutPos

Buat Ribut di Kos Cewek Aceh Diikat

Cewek Asal Aceh Ini Mengaku Diikat di Tiang Jemuran dan Dianiaya Warga. (Oki-PM)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mapolsek Medan Baru mendadak heboh pada Selasa (21/3) malam. Seorang wanita dengan luka memar di tubuh tiba-tiba datang sambil mengamuk/marah-marah.

Kepada petugas, perempuan yang belakangan diketahui bernama Dewi Anisa (26) asal Aceh ini mengaku tidak terima dengan perlakukan kekasihnya, Her (30) yang pergi meninggalkannya ketika sedang hamil muda.

Selain itu, perempuan yang ngekos di Jalan Ayahanda/Gelas, Medan Petisah, ini juga mengaku baru dianiaya 8 pria warga sekitar tempatnya ngekos.

Disebutkan, keributan bermula Her yang bekerja di mega proyek pembangunan apartemen dan hotel Podomoro pulang dugem dengan kondisi overdosis dan harus dilarikan ke RS Advent.

Usai dirawat beberapa saat, Her diijinkan pulang dan akhirnya dibawa kembali ke kos tempat Dewi tinggal. Sejenak istirahat, Her lantas permisi pergi kerja tapi dilarang Dewi dengan alasan dirinya kurang sehat.

Takut dimarahi atasannya, Her bersikeras tetap berangkat kerja. Alhasil, keduanya terlibat cek-cok hingga mengundang perhatian para penghuni kos dan warga setempat. Merasa malu, Her buru-buru kembali ke mess dan meninggalkan Dewi seorang diri.

Takut ditinggal sang kekasih, Dewi seketika histeris seperti orang kerasukan. Dewi terus meracau sembari melontarkan kata-kata kotor. Tingkah Dewi yang seakan seperti kemasukan setan, lantas membuat seluruh penghuni kos dan warga setempat merasa terganggu. Sejumlah kerabat kos dan warga setempat mendatangi Dewi dan mencoba menenangkannya.

Apalagi Dewi sempat merusak pintu kamar kos dan mencoba melarang teman-teman masuk ke dalam. Tak ingin tindakan lebih nekat dilakukan, warga akhirnya mengamankan Dewi dan mengikatnya ke tiang jemuran. Setelah sadar, Dewi pun dilepaskan lagi. Namun bukannya berterima kasih, perempuan ini menganggap tindakan warga telah menyakitinya.

” Kasihan juga kakak itu, soalnya lagi hamil dia. Awalnya gara-gara cowoknya itu overdosis di sini, gara-gara banyak minum obat. Terakhir ribut-ribut orang itu, enggak lama ditinggal lah dia. Memang macam orang gila kakak itu, merepet-merepet sendiri dia sampai bising lah di sini. Makanya diikat dia di tiang jemuran. Bukan delapan orang bang, ramai pun warga di sini yang ngikat dia,” ungkap Herna (24), teman kos Dewi.

Herna menambahkan, Dewi memang sering membuat keributan setiap ketemu dengan pacarnya. “Udah sering kali kakak itu sama pacarnya ribut. Kakak itu pun cemburuan kali. Asal abang itu keluar dikit, dia marah. Udah sering kali lah berantam orang itu di sini,” terangnya.

Kepada petugas, Dewi mengaku tak terima atas pacarnya yang meninggalkannya dalam keadaan hamil.

“Siapa yang terima ditinggal dalam kondisi hamil 3 bulan, bang. Masak dia tinggalkan saya begitu saja, enggak dipikirkannya kondisi tengah mengandung anak dia,” ujar Dewi saat menyambangi Mapolsekta Medan Baru.

Bahkan dia juga tak terima atas penganiayaan yang dilakukan warga dan mengambil uang Rp8 juta dari lemari kamarnya.

“Aku bukan orang gila, bang. Aku ngamuk-ngamuk karena enggak terima ditinggal sama pacarku. Ada juga 8 orang mereka, dipukuli aku terus diikat aku di tiang dekat kamarku. Bukan itu aja, duit dari kamarku sebanyak Rp8 juta pun diambil sama mereka. Makanya aku mau melapor,” terangnya.

Usai memberikan keterangan kepada petugas SPKT Polsekta Medan Baru, Dewi disarankan membuat surat Visum dan kembali datang ke Polsekta Medan Baru setelah membawa surat keterangan Visum et repertum dari rumah sakit.

“Sebelum korban membuat laporan, kita arahkan korban membuat visum dulu. Selanjutnya, laporan korban akan kita terima,” ujar petugas SPKT Polsekta Medan Baru.

Terpisah, Kapolsekta Medan Baru Kompol Ronni Bonic mengatakan segera mengecek laporan tersebut.

“Saya cek dulu laporannya ya. Soalnya belum ada masuk ke meja saya. Pastinya kalau masyarakat melapor akan kita terima dan ambil keterangannya. Setelah itu, baru kita proses sesuai perkara yang dilaporkan,” ujarnya. (oki/ras)

Exit mobile version