JAKARTA-Buntut penahanan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah berimbas pada wakilnya, Rano Karno. Aktor kenamaann
yang menjadi waki gubernur Banten itu dikabarkan ‘menghilang’.
Setidaknya kediaman ‘Si Doel Anak Sekolahan’ itu di Bumi Karang Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12) siang tampak sepi. Rumah itu tepat di pojok Jalan Karang Asih VII, kompleks perumahan Bumi Karang Indah.
Di depan rumah terdapat dua mobil Nisan berplat nomor A.Satu mobil Nisan X-Trail bernomor polisi A 1172 dan Nisan Navara plat merah bernomor A 8161 terparkir di depan pagar ujung jalan rumah yang juga sekaligus salon kecantikan Sarah & Zaenab milik keluarga Rano.
“Pak Rano pergi ke Banten,” kata Rauf, petugas keamanan yang sudah 19 tahun bekerja di rumah Rano Karno. “Bapak (Rano Karno) perginya sejak pagi, jam 8,” sambungnyaSemenjak kasus Gubernur Banten Atut Chosiyah, banyak tamu mendatangi rumah majikannya itu. Mereka kebanyakan dari kalangan wartawan. “Bahkan dari tadi pagi, jam 10, sudah ada dua wartawan televisi nongkrong di sini,” jelasnya.
Menurut Rauf, pada Jumat malam, Rano pulang ke rumahnya. Namun, pagi-pagi sekali, Rano pergi bersama istrinya, Dewi Indriati. “Beliau sih bilangnya pergi ke kantor pemprov Banten,” kata Rauf lagi.
Rauf mengatakan Rano pergi menggunakan mobil Honda Freed. Kedua mobil dinas di depan rumah itu, tidak digunakan. Rauf tidak tahu pasti kapan majikannya itu pulang. Semenjak ditangkapnya Atut, bosnya terlihat bolak-balik Banten-Jakarta dan terlihat sangat sibuk.
Soal ‘hilangnya’ Rano ini makin nyata. Pasalnya, Rano meninggalkan rumah dinasnya di Jalan Ahmad Yani, Serang, Banten, bertepatan dengan penahanan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Jumat (20/12) lalu. Tak ada aktivitas di rumah dinas tersebut. Pintu maupun jendela rumah bercat kuning gading itu tertutup rapat. Tak ada pula kendaraan yang terparkir di halaman. Hanya ada tiga petugas keamanan yang duduk santai di pos penjagaan gerbang rumah. “Infonya sih Bapak ke Jakarta sejak kemarin (Jumat),” kata salah seorang petugas jaga, Sabtu (21/12).
Menurut petugas tersebut, para wartawan juga ramai mendatangi kediaman Rano sejak Atut ditahan Jumat sore. Tetapi Rano langsung bertolak ke Jakarta seusai bertugas sebagai wakil gubernur. “Akhir pekan biasanya beliau di sini, tetapi kali ini tidak,” ujar dia tak tahu keberadaan Rano di Jakarta.
Saat Rano dihubungi via ponsel pun tak berhasil. Sejak Jumat malam, ia tak membalas pesan pendek yang dilayangkan padanya. Nomor teleponnya juga tidak aktif.
Politikus PDI Perjuangan Dedy Gumilar yang juga sahabat Rano mengaku kesulitan menghubungi RAno. Bahkan dia meminta Suti Karno, adik Rano, untuk menghubungkannya dengan sang abang. “Waktu itu Suti bilang Rano sedang tidur. Saya minta ditelepon kalau bangun, tapi tidak ditelepon,” ujar politikus asal Banten itu. “Saya terakhir berkomunikasi tiga bulan lalu,” sambungnya.
Dedy yang akrab disapa Miing itu mendengar kabar bahwa Rano memang terkesan menutup diri dengan orang-orang dan media setelah Banten disorot lantaran kasus korupsi. Ia pun menyarankan agar Rano segera membuka diri. “Seharusnya dia terbuka karena publik membutuhkan statement politik dia,” kata Miing.
Miing menduga Rano sedang berdiam di rumahnya yang terletak di Kompleks Perumahan Bumi Karang Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. “Mungkin dia butuh merenung memikirkan tugas-tugasnya karena keniscayaan dia akan memikul tugas berat sebagai Gubernur,” jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Badan Litbang Golkar, Indra J Piliang mengatakan, posisi Atut akan digantikan oleh Rano Karno yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Banten. Nantinya, Golkar akan menempatkan orang untuk mengisi posisi wakil gubernur yang kosong.
“Kalau nanti Rano jadi gubernur, kita isi dengan wakil gubernur. Kita tunjuk kader Golkar yang terbaik sebagai wakil gubernur,” kata Indra usai pemaparan hasil survei Pol-Tracking Institute “Menakar Kandidat Capres dan Perilaku Pemilih Dalam Pemilu Presiden 2014” di Menteng, Jakarta, Minggu (22/12).
Pasangan Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur Banten periode 2012-2017 pada 11 Januari 2012. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemda mengatur, apabila terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah yang sisa masa jabatannya lebih dari 18 bulan, kepala daerah mengusulkan dua orang calon wakil kepala daerah untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD berdasarkan usul partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Namun, penghitungan 18 bukan sisa masa jabatan harus dihitung sejak kepala daerah diberhentikan secara permanen, tatkala sudah ada putusan berkekuatan hukum tetap yang menyatakan yang bersangkutan terbukti bersalah.
Indra menjelaskan, saat ini partainya belum menunjuk calon yang akan mengisi posisi wakil gubernur begitu Rano menggantikan Atut menjadi Gubernur Banten. Ia menyatakan, kader yang ditunjuk harus bisa memperbaiki citra Golkar.
“Calonnya belum ada. Tapi yang jelas calonnya yang terbaik, yang bisa menaikkan elektabilitas Golkar dan perbaiki citra Golkar di Banten,” kata Indra.
Seperti diketahui, KPK menjerat Atut dalam dua kasus korupsi. Kasus pertama adalah dugaan suap penanganan sengketa Pilkada Lebak, Banten di MK. Sedangkan yang kedua, kasus dugaan korupsi pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) di Provinsi Banten.
Dalam kasus Pilkada Lebak, Atut dijerat dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Ia diduga turut serta bersama-sama Wawan memberikan suap kepada mantan Ketua MK, Akil Mochtar.
Sedangkan dalam kasus Alkes Banten, untuk sementara sudah disepakati Atut menjadi tersangka. Namun demikian, masih perlu direkonstruksikan dalam pasal-pasalnya. (gil/jpnn/bbs/rbb)