Site icon SumutPos

Wanita Itu Diduga Dihabisi Karena Melawan Perampok

Foto: Raja/PM Foto Mawarni semasa hidup. Jasadnya ditemukan di dekat jalan tol Haji Anif.

Foto: Raja/PM
Foto Mawarni semasa hidup. Jasadnya ditemukan di dekat jalan tol Haji Anif.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sesosok jasad wanita muda ditemukan dalam kondisi telungkup di tepi jalan menuju Tol H Anif, Percut Sei Tuan, Kamis (23/10) sekira pukul 10.00 wib. Korban yang belakangan diketahui bernama Mawarni (23) warga Jalan Kawat V No. 326 Ling 11 Kelurahan Tanjung Mulia, Medan Deli tersebut tewas dengan kondisi luka tusukan di perut dan kepala mulai membusuk.

Informasi dihimpun, jika penemuan jasad wanita tersebut pertama kali diketahui oleh petugas Dinas PU yang sedang melakukan perbaikan dan pemeliharaan jalan di sekitar lokasi. Temuan jasad wanita tersebut langsung dikabari ke Polsek Percut Sei Tuan.

Tak lama, petugas Polsek Percut Sei Tuan bersama Tim Identifikasi Polresta Medan mendatangi lokasi guna melakukan olah TKP. Saat ditemukan, wanita tersebut mengenakan baju putih yang telah kotor hingga sekilas warna baju seperti coklat serta mengenakan celana jeans panjang berwarna biru.

“Pertama kali ditemukan petugas Dinas PU yang lagi melakukan pengaspalan, terus dikabarkan ke petugas Jasa Marga dan diteruskan ke pihak Kepolisian. Setelah itu, jasad kami antarkan ke RS Pirngadi Medan menggunakan mobil ambulance Jasa Marga,” kata Fahrul Rozi selaku petugas Jasa Marga cabang Balmera saat ditemui di RSU dr Pirngadi Medan.

Wanita muda tersebut memiliki ciri-ciri tinggi badan sekitar 155 centimeter, rambut panjang sebahu, bagian bibir tampak rusak layaknya bekas operasi sumbing serta berkulit putih.

“Identitasnya pertama sama sekali tak ditemukan, cuma dari ciri-ciri mudah-mudahan bisa ada pihak keluarga yang mengetahui,” kata salah seorang petugas Reskrim Polsek Percut Sei Tuan.

Dugaan jika korban merupakan korban pembunuhan pun mencuat lantaran ditemukan luka koyak seperti bekas tikaman dibagian kepala, serta 5 luka diduga bekas pukulan benda tumpul. Di bagian pundak pun terdapat luka bekas hantaman benda keras. Kuat dugaan, jika korban dihabisi dan dibuang di sekitar lokasi.

Hal itu pun dibenarkan Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Ronald FC Sipayung, SIK ketika dikonfirmasi. “Dari hasil pemeriksaan sementara diduga kuat korban meninggal dunia akibat dibunuh karena ada bekas luka di bagian kepala, wajah dan pungung,” kata perwira dengan satu melati emas di pundak ini

Diduga pula, jika jasad tersebut sudah lebih dari 24 jam meninggal dunia mengingat bagian wajah dan kepala korban sudah membusuk dan dipenuhi belatung, sementara bagian tubuh lainnya tampak masih utuh dan belum membusuk. “Sudah lebih dari 24 jam mungkin di lokasi ya, dari sekitar lokasi juga tak ditemukan benda-benda lain milik korban,” tambah Ronald.

Ditanyai soal korban yang disebut-sebut sebagai korban pembunuhan, Ronald mengaku akan segera mengungkap kasus tersebut. “Kalau memang benar nantinya korban pembunuhan, kita akan ungkap ini. Sekarang kita fokus ke identitas korban dulu untuk memulai pengungkapan,” jelas mantan Kapolsek Parapat, Kab. Simalungun ini.

 

JATI DIRI TERUNGKAP BERKAT E-KTP

Setelah sempat berstatus Mrs X karena tak memiliki identitas apa pun saat ditemukan, jati diri wanita muda yang ditemukan tak bernyawa di dekat pintu tol Haji Anif belakangan terungkap berkat sidik jari korban yang terdaftar di e-KTP.

Hal tersebut diungkapkan AKP Bambang Gunanti SH, Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan. Terdaftarnya korban dalam program e-KTP tersebutlah yang mempermudah polisi mengungkap jati diri korban.

“Kita cek sidik jarinya dan korban ternyata terdaftar di e-KTP. Sidik jarinya atas nama Mawarni dan langsung kita kembangkan, hasilnya positif,” ujar Bambang Gunanti SH.

 

KORBAN 2 HARI TAK PULANG

Berdasarkan hasil penelusuran dari rumah duka, Mawarni ternyata sudah tak pulang ke rumah sejak 2 hari lalu. Pihak keluarga sendiri sudah melakukan pencarian, termasuk ke rumah teman-teman korban, namun tak berhasil.

“Sudah dua hari kakak tidak pulang ke rumah, sebelumnya Minggu (19/10) sekira pukul 10.00 wib, kakak meminta izin untuk pulang ke kampung di Sei Rampah, dengan tujuan untuk mengambil uang kredit motor

sama saudaranya,” ucap adik korban, Tri (15) saat ditemui di rumah duka.

Setelah mendapat izin dari orang tua, korban berangkat ke kampung seorang diri. Saat meninggalkan rumah Mawarni terlihat begitu bersemangat dengan mengenakan kotak-kotak putih dan celana jeans. Korban diketahui menumpangi angkot Rahayu 57 untuk menuju ke Terminal Amplas.

Korban yang bekerja di perusahaan minuman ringan kala itu membawa 3 unit handphone jenis Ipad dan BlackBerry, serta Nokia. Ia pun sempat menginap satu hari di rumah saudaranya. Tepat, Selasa (21/10) sekira pukul 13.00 wib, korban diketahui sudah meminta izin kepada saudaranya untuk kembali ke Medan.

Mawarni bahkan sempat menghubungi pihak keluarga. Di dalam sambungan telepon tersebut korban mengaku sudah dalam perjalanan pulang ke Medan. “Tepat sekira jam 19.00 wib, kakak menelphone dan mengatakan kalau dirinya sedang berada di Jalan Krakatau karena kakak dari Amplas naik angkot Rahayu trayek 57,” tambah adik korban.

Namun hingga pukul 20.00 wib, korban tak kunjung sampai di rumah. Adik korban, Tri pun mencoba menghubungi telepon Mawarni, namun sudah tak aktif. Hal itu membuat keluarga cemas dan menghubungi saudara mereka untuk mempertanyakan keberadaan Mawarni.

“Kami sempat memastikan ke kampung apakah benar kakak kami pulang ke Medan. Orang kampung mengatakan kalau kakak tadi memang benar ada pulang ke Medan, namun kenapa tidak sampai-sampai ke rumah hingga kami tidak bisa tidur selama dua malam, serta penyakit mamak semakin parah,” sambung Tri.

Dua hari mencari tahu keberadaan korban, akhirnya pihak keluarga mendapat kabar dari pihak kepolisian yang menyebutkan kalau Mawarni sudah meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan dan jenazahnya sudah di RSU dr Pirngadi Medan.

 

KELUARGA YAKIN MAWARNI KORBAN PERAMPOKAN

Tewasnya Mawarni dengan kondisi mengenaskan menguatkan dugaan pihak keluarga kalau korban menjadi korban perampokan. Pasalnya tak ditemukan harta benda yang dibawanya di lokasi kejadian.

“Saat ditemukan jenazah, hartanya tak ada satupun. Padahal pas pergi ke kampung, dia mengenakan cincin di jari kelingking sebelah kanan, dan bawa uang sebesar Rp 400 ribu lebih yang diambilnya dari kampung untuk bayar uang kreta yang di over kreditkan ke saudara, serta tiga unit handphone. Tapi pas ditemukan semuanya sudah tidak ada,” ujar Tri adik korban.

Tri menduga, saat terjadi perampokan Mawarni melakukan perlawanan sehingga pelaku menghabisnya dengan menikam perutnya dan menganiayanya. “Pada bagian tangan dan wajah kakak saya ada luka bekas tusukan. Saya yakin kalau kakak saya dirampok lalu dibunuh, kalau tidak dibunuh mana mungkin jenazah kakak saya bisa hancur wajahnya,” ucapnya.

Atas kematian korban yang merupakan tulang punggung keluarga, pihak keluarga mengharapkan kepada pihak petugas kepolisian untuk dapat mengungkap siapa pelaku pembunuh Mawarni.

 

PACARAN DENGAN COWOK BINJAI

Wanita muda yang tewas mengenaskan di dekat pintu Tol Haji Anif, Percut Sei Tuan disebut-sebut meninggalkan sosok kekasih bernama Yogi (25) warga Binjai. Hanya saja, korban kerap tertutup tentang hubungan asmaranya tersebut.

Adik korban, Heri (20) mengungkapkan jika kepergian kakaknya bakal membuat kekasihnya ikut bersedih. Terlebih kabar duka tersebut belum diketahui Yogi. Pihak keluarga sendiri tak tahu harus mengabari kemana. Pasalnya mereka tak mengetahui alamat lengkap Yogi.

“Setahun lalu ada kakak kami itu ada bawa pacarnya ke rumah, setelah itu tidak pernah lagi. Entah pun, masih pacaran atau tidak, saya tidak tau. Tapi yang jelas setiap malam korban sering menelphonenya,” ucap Heri.

Apa yang dibicarakan Mawarni melalui telephone dengan pacarnya, pihak keluarga tidak mengetahui, karena korban orangnya selalu tertutup. “Dia (Mawarni tidak pernah bicara mengenai hubungan asmaranya, dan korban tidak pernah bercerita kalau lagi ada masalah, sehingga pihak keluarga tidak mengetahui apa yang sedang terjadi padanya. Kawan yang selalu datang ke rumah rata-rata orang jauh, karena di rumah ini jarang kumpul sama teman-teman di sekitar sini,” tambah Heri. (wel/mri/mag-2/bd)

Exit mobile version