25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Kalau Terbukti Terlibat Kasus Pembunuhan Jefri Wijaya, Oknum Anggota Denpom Medan Terancam Dipecat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dugaan keterlibatan Koptu S yang tercatat sebagai personel Penegakkan Hukum Disiplin dan Pengawal (Gakkumwal) Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/5 Medan dalam kasus penganiayaan berujung kematian Jefri Wijaya alias Asiong (39) masih didalami penyidik Polisi Militer Kodam (Pomdam) I/Bukit Barisan. Hal tersebut dikatakan Kapendam I/BB, Kolonel Inf Zeni Djunaidhi, MSi, saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (24/9) malam.

Kapendam I/BB, Kolonel Inf Zeni Djunaidhi, MSi.
Kapendam I/BB, Kolonel Inf Zeni Djunaidhi, MSi.

Kolonel Zeni menjelaskan, dalam kasus penganiayaan dengan motif penagihan utang judi online sebesar Rp766 juta itu, kini sudah melibatkan 15 tersangka yang juga diduga melibatkan Koptu S.

“Saat ini para pelaku sipil telah diamankan dan ditangani di Polda Sumut, sedangkan Koptu S oleh Pomdam I/Bukit Barisan (BB) untuk dilakukan tindakan pemeriksaan dan pengusutan guna mengungkap sejauh mana keterlibatannya,” ucap Kolonel Zeni.

Dalam penyidikan kasus ini, lanjut Zeni, azas praduga tak bersalah tetap di kedepankan. Namun demikian bila hasil pemeriksaan dan pengusutan pihak Pomdam I/BB membuktikan bahwa yang bersangkutan terlibat, maka dipastikan akan diberikan sanksi tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Kolonel Zeni selaku kepala penerangan Kodam menyampaikan rasa prihatin, turut berduka cita dan permohonan maaf atas musibah yang dialami korban beserta keluarganya.

Pada sisi lain, ia juga menyampaikan, sesuai instruksi Pangdam I/BB menegaskan, bahwa tidak akan melindungi atau mengintervensi pelaksanaan penyidikan terhadap Koptu S yang kini tengah dilakukan Pomdam I/BB.

“Apabila hasil penyidikan terhadap Koptu S cukup bukti dan patut diduga keterlibatan yang bersangkutan dalam permasalahan tersebut, maka akan diberikan tindakan tegas dengan segera melimpahkan perkaranya ke Pengadilan Militer untuk mendapatkan putusan hukum yang berlaku dengan konsekuensi hukuman penjara bahkan sampai dengan hukuman pemberhentian dengan tidak hormat (PTDH),” pungkas Zeni.

Sebelumnya, Tim Subdit III Dit Reskrimum Polda Sumut menangkap lima pelaku pembunuhan terhadap Jeffry Wijaya (39) yang jasadnya dibuang ke dalam jurang Jalan Medan-Berastagi Km 54-55, Desa Ndaulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, beberapa waktu lalu.

Adapun ke lima pelaku yang diamankan bernama Edi Suwanto alias Ko Ahwat Tango, Handi alias Ahan, Muhammad Dandi Syahputra, Selamat Nurdin Syahputra alias Tutak, Bagus Aryanto alias Bagus dan Arif

Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, motif pembunuhan yang dilakukan ke lima tersangka ditenggarai masalah utang piutang bisnis judi online sebesar Rp766 juta.

“Jadi, korban Jeffry menjamin utang rekannya bernama Dani kepada tersangka Edi Suwanto,” katanya didampingi Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja dan Kasubbdit III Dit Reskrimum Poldasu Kompol Taryono.

Namun, Irwan menerangkan utang yang dijaminkan korban Jeffry tidak kunjung dibayar kepada tersangka Edi sehingga timbul niat untuk menculik korban agar membayar utang judi tersebut.

“Dari niatan itu, tersangka Edi menyuruh tersangka Handi bersama tiga rekannya melakukan penculikan terhadap korban,” terangnya.

Lebih lanjut, Irwan menerangkan para tersangka pun berhasil menculik korban dengan cara berpura-pura membeli mobil (korban-red) yang dijual. Setelah berhasil ditangkap, korban pun masukkan ke dalam mobil lalu dibawa ke salah satu gudang di Marelan.

“Nah, saat tiba di gudang para tersangka menganiaya korban dengan alasan agar mau membayar utang serta memberitahukan keberadaan Dani. Tetapi, karena mendapat perlakuan kekerasan menyebabkan korban meninggal dunia,” terangnya sembari menambahkan para tersangka pun membuang jasad korban ke jurang di kawasan Berastagi, Tanah Karo.

Irwan menerangkan, personel Dit Reskrimum Polda Sumut yang menerima laporan tentang penemuan jasad korban yang meninggal karena dibunuh langsung melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan seluruh barang bukti yang didapat dari TKP.

Hasilnya, lima pelaku dapat ditangkap secara terpisah dan ketika menjalani pemeriksaan mengakui perbuatannya telah membunuh korban Jefrry Wijaya secara sadis. “Sebenarnya pelakunya lebih dari lima oranng telah kita tangkap ini. Saat ini mereka masih dalam pengejaran,” terangnya.

Diketahui, dalam penangkapan itu petugas turut mengamankan sejumlah barang bukti empat handphone, cincin emas, tas, dan dua unit mobil yang digunakan para pelaku untuk menculik dan menghabisi nyawa korban.

Disinggung mengenai peran ke lima tersangka, Irwan menyebutkan ke lima memiliki peran yang berbeda. Seperti tersangka Handi yang menjadi otak merancanakan untuk menculik korban. Bahkan, tersangka dijanjikan uang senilai Rp15 dari tersanga Edi Suwanto. “Dalam kasus ini ke lima tersangka dikenakan Pasal 340 Subs Pasal 338 Jo 55, 56, KUHPidana dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup, dan penjara paling lama 15 tahun,” pungkasnya. (mag-1/azw)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dugaan keterlibatan Koptu S yang tercatat sebagai personel Penegakkan Hukum Disiplin dan Pengawal (Gakkumwal) Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/5 Medan dalam kasus penganiayaan berujung kematian Jefri Wijaya alias Asiong (39) masih didalami penyidik Polisi Militer Kodam (Pomdam) I/Bukit Barisan. Hal tersebut dikatakan Kapendam I/BB, Kolonel Inf Zeni Djunaidhi, MSi, saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (24/9) malam.

Kapendam I/BB, Kolonel Inf Zeni Djunaidhi, MSi.
Kapendam I/BB, Kolonel Inf Zeni Djunaidhi, MSi.

Kolonel Zeni menjelaskan, dalam kasus penganiayaan dengan motif penagihan utang judi online sebesar Rp766 juta itu, kini sudah melibatkan 15 tersangka yang juga diduga melibatkan Koptu S.

“Saat ini para pelaku sipil telah diamankan dan ditangani di Polda Sumut, sedangkan Koptu S oleh Pomdam I/Bukit Barisan (BB) untuk dilakukan tindakan pemeriksaan dan pengusutan guna mengungkap sejauh mana keterlibatannya,” ucap Kolonel Zeni.

Dalam penyidikan kasus ini, lanjut Zeni, azas praduga tak bersalah tetap di kedepankan. Namun demikian bila hasil pemeriksaan dan pengusutan pihak Pomdam I/BB membuktikan bahwa yang bersangkutan terlibat, maka dipastikan akan diberikan sanksi tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Kolonel Zeni selaku kepala penerangan Kodam menyampaikan rasa prihatin, turut berduka cita dan permohonan maaf atas musibah yang dialami korban beserta keluarganya.

Pada sisi lain, ia juga menyampaikan, sesuai instruksi Pangdam I/BB menegaskan, bahwa tidak akan melindungi atau mengintervensi pelaksanaan penyidikan terhadap Koptu S yang kini tengah dilakukan Pomdam I/BB.

“Apabila hasil penyidikan terhadap Koptu S cukup bukti dan patut diduga keterlibatan yang bersangkutan dalam permasalahan tersebut, maka akan diberikan tindakan tegas dengan segera melimpahkan perkaranya ke Pengadilan Militer untuk mendapatkan putusan hukum yang berlaku dengan konsekuensi hukuman penjara bahkan sampai dengan hukuman pemberhentian dengan tidak hormat (PTDH),” pungkas Zeni.

Sebelumnya, Tim Subdit III Dit Reskrimum Polda Sumut menangkap lima pelaku pembunuhan terhadap Jeffry Wijaya (39) yang jasadnya dibuang ke dalam jurang Jalan Medan-Berastagi Km 54-55, Desa Ndaulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, beberapa waktu lalu.

Adapun ke lima pelaku yang diamankan bernama Edi Suwanto alias Ko Ahwat Tango, Handi alias Ahan, Muhammad Dandi Syahputra, Selamat Nurdin Syahputra alias Tutak, Bagus Aryanto alias Bagus dan Arif

Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, motif pembunuhan yang dilakukan ke lima tersangka ditenggarai masalah utang piutang bisnis judi online sebesar Rp766 juta.

“Jadi, korban Jeffry menjamin utang rekannya bernama Dani kepada tersangka Edi Suwanto,” katanya didampingi Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja dan Kasubbdit III Dit Reskrimum Poldasu Kompol Taryono.

Namun, Irwan menerangkan utang yang dijaminkan korban Jeffry tidak kunjung dibayar kepada tersangka Edi sehingga timbul niat untuk menculik korban agar membayar utang judi tersebut.

“Dari niatan itu, tersangka Edi menyuruh tersangka Handi bersama tiga rekannya melakukan penculikan terhadap korban,” terangnya.

Lebih lanjut, Irwan menerangkan para tersangka pun berhasil menculik korban dengan cara berpura-pura membeli mobil (korban-red) yang dijual. Setelah berhasil ditangkap, korban pun masukkan ke dalam mobil lalu dibawa ke salah satu gudang di Marelan.

“Nah, saat tiba di gudang para tersangka menganiaya korban dengan alasan agar mau membayar utang serta memberitahukan keberadaan Dani. Tetapi, karena mendapat perlakuan kekerasan menyebabkan korban meninggal dunia,” terangnya sembari menambahkan para tersangka pun membuang jasad korban ke jurang di kawasan Berastagi, Tanah Karo.

Irwan menerangkan, personel Dit Reskrimum Polda Sumut yang menerima laporan tentang penemuan jasad korban yang meninggal karena dibunuh langsung melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan seluruh barang bukti yang didapat dari TKP.

Hasilnya, lima pelaku dapat ditangkap secara terpisah dan ketika menjalani pemeriksaan mengakui perbuatannya telah membunuh korban Jefrry Wijaya secara sadis. “Sebenarnya pelakunya lebih dari lima oranng telah kita tangkap ini. Saat ini mereka masih dalam pengejaran,” terangnya.

Diketahui, dalam penangkapan itu petugas turut mengamankan sejumlah barang bukti empat handphone, cincin emas, tas, dan dua unit mobil yang digunakan para pelaku untuk menculik dan menghabisi nyawa korban.

Disinggung mengenai peran ke lima tersangka, Irwan menyebutkan ke lima memiliki peran yang berbeda. Seperti tersangka Handi yang menjadi otak merancanakan untuk menculik korban. Bahkan, tersangka dijanjikan uang senilai Rp15 dari tersanga Edi Suwanto. “Dalam kasus ini ke lima tersangka dikenakan Pasal 340 Subs Pasal 338 Jo 55, 56, KUHPidana dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup, dan penjara paling lama 15 tahun,” pungkasnya. (mag-1/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/