Site icon SumutPos

Biduan Kibot Kemayu Itu Dibunuh Teman Kencan

Foto: PM Jasad Ramadan berlumuran darah di dapur kontrakannya., Minggu (24/5/2015).
Foto: PM
Jasad Ramadan berlumuran darah di dapur kontrakannya., Minggu (24/5/2015).

TANJUNGMORAWA, SUMUTPOS.CO – Polisi meyakini Ramadhan (41) yang tewas tanpa busana di kontrakannya, dibunuh oleh teman kencannya. Hal ini diperkuat oleh hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), luka di tubuh korban dan barang berharga milik waria yang bekerja sebagai biduan kibot itu tidak hilang.

”Melihat kondisi jenazah yang penuh luka tusukan, mungkin pelaku yang diduga teman kencan korban sakit hati atau dendam. Ini diperkuat lagi dengan tak ada barang berharga milik korban yang hilang,” kata Kasat Reskrim Polres Deliserdang, AKP Wisnu Nugroho saat dihubungi, Senin (25/5).

Sejauh ini lanjut Wisnu, pihaknya masih memburu pelaku dan telah memeriksa 5 orang saksi. Selain itu, polisi juga tengah mengecek panggilan dan SMS masuk dan keluar di handphone korban pemilik banyak nama panggilan, yakni Madan alias Dani Kibot alias Bella alias Wak Bencong itu.

Hal senada juga dikatakan Kanit Reskrim Polsek Tanjung Morawa, Ipda ALP Tambunan. Dijelaskan ALP, dari pemeriksaan jenazah, Ramadhan mengalami luka tusukan benda tajam di paha, dada dan kepala. Dirinya juga menegaskan tak ada barang berharga milik Bella yang hilang termasuk handphone. ”HP korban diamankan dan diserahkan ke Polres Deliserdang untuk penyelidikan. Kita terkendala karena tidak ada saksi yang melihat kejadian itu. Meski begitu, kita akan tetap berusaha mengungkap kasus ini,” tandasnya.

Korban yang sehari-hari disapa Bella itu ditemukan tewas di dapur rumah kontrakannya Gang Wakaf Dusun III, Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa pada Minggu (24/5) sekira pukul 20.30 WIB. Kondisinya mengenaskan, yakni telanjang dan berlumuran darah.

Amatan di lokasi kejadian Senin pagi, kontrakan korban sudah tepasang police line (garis polisi). Sedang pintu dan jendela rumah semi permanen itu tertutup rapat. Seorang petugas Polsek Tanjung Morawa berpakaian preman terlihat mengamati sekitar lokasi.

Dari pagar beton setinggi 1 meter yang mengelilingi rumah korban ditemukan bercak darah serta tangga yang terbuat dari kayu broti. Tangga itu diduga digunakan untuk mempermudah jalan masuk tamu-tamu atau teman kencan korban ke rumah tanpa diketahui warga sekitar maupun pemilik kontrakan. Hal ini dikuatkan lagi karena di belakang rumah korban adalah lokasi pemakaman yang tembus ke Gang Wakaf yang malam hari keadaannya sangat gelap.

ISTRI MERANTAU KE MALAYSIA
Meski berstatus sebagai waria, tapi siapa sangka ternyata Bella memiliki seorang istri bernama Nurma (40). Tapi setahun belakangan ini, sang istri merantau dan bekerja di Malaysia. Hal ini dikatakan Fauziah (50), ibu 7 anak yang membuka warung nasi di dekat kontrakan Bella. Kepada kru koran ini, pemilik kontrakan yang ditempati korban itu mengatakan, Bella sudah mengontrak sejak empat tahun lalu dengan harga Rp 2 juta setahun.

Fauziah yang kondisinya drop pasca kejadian dan sempat dilarikan ke rumah sakit itu mengaku, setahun terakhir ini Bella tinggal sendiri di rumah setelah istrinya Nurma berangkat ke Malaysia.

”Sejak ditinggal istrinya bekerja di Malaysia, Bella tinggal sendiri. Bella itu suami kedua Nurma dan belum dikaruniai anak,” jelasnya.

Selama ngontrak di sana, Bella memang sering membawa teman-temannya sesama bencong ke rumah. Karena risih, Fauzian sempat melarang. ”Janganlah kau bawa teman-temanmu Bella. Banyak ayam ibu yang hilang,” kata Fauziah menirukan perkataannya pada Bella saat itu.

Meski dilarang, tapi Bella tetap saja membawa teman-temannya sesama bencong ke kontrakannya. Karena merasa tak dihargai, Fauziah pernah mengusir Bella dari kontrakannya. ”Aku pernah menyuruhnya pindah karena sering membawa teman-temannya ke rumah. Tapi dia tidak marah dan tetap tinggal di kontrakan itu,” kenangnya.

Sepengetahuannya, Bella tidak ada masalah dengan warga sekitar karena dia juga jarang di rumah. ”Dia di rumah hanya pagi sajanya , kalau sudah siang dia sudah pergi bersama teman-temannya yang datang menjemputnya. Kalau di rumah dia membersihkan rumah dan dan menyapu halaman, dia juga suka mengobrol bersama tukang becak yang mangkal di depan,” ungkapnya. Disinggung apakah ada teman-teman korban yang menginap dikontrakan saat berkunjung? Fauziah mengaku ada tapi jarang.

Dirinya juga ngaku tidak mengenal teman-teman korban yang datang berkunjung. Ditanya apa yang dilakukan korban dan temannya saat berkunjung? Dirinya tidak dapat menjelaskan dengan pasti, namun menurutnya selama ini Bella dan teman-temannya tidak pernah mabuk di kontrakan itu.

”Bella tidak pernah mabuk dia juga tidak merokok. Kalau temannya datang , dia pasti pesan teh manis, Bella juga sering pinjam uang sama ibu tapi selalu dikembalikan,” ungkapnya. Dirinya pun menceritakan bahwa malam sebelum kejadian, Bella juga memesan nasi dengan lauk ikan asin ke warungnya.PELAKU KABUR KE PEMAKAMAN
Malam sebelum Bella ditemukan tewas berlumuran darah di kontrakannya, Fauziah ngaku sempat terkejut mendengar teriakan minta tolong Bella. Curiga dengan suara itu, Fauziah dan Putra salah seorang satpam pabrik pakan ternak yang tak jauh dari lokasi sempat mendatangi kontrakan Bella. Namun mereka terhalang masuk ke rumah karena pintu depan terkunci. Karena masih penasaran, Fauziah dan Putra memilih melihat yang terjadi dari belakang rumah. Tapi saat berjalan di samping rumah, Fauziah dan Putra mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki orang berlari ke arah pemakaman yang tembus ke Gang Wakaf.

Sayangnya saat tiba belakang rumah, mereka tidak melihat jelas siapa yang lari itu. ”Aku dengar suara pintu terbuka dan suara orang berlari. Yang lari 1 orang tapi aku tidak melihatnya secara jelas, kalau dari belakang bisa tembus ke Gang Wakaf tapi juga bisa tembus ke persawahan dan ke KIM Star Tanjung Morawa. Kalau barangnya tidak ada yang hilang,” beber Fauziah. ( cr-1/deo)

Exit mobile version