Site icon SumutPos

Ibu Ngaku Dijebak Anaknya

Foto: Gibson/PM Sawini, tersangka kepemilikan 11 paket sabu mengaku sakit, saat diperiksa Polisi di Polsek Medan Timur.
Foto: Gibson/PM
Sawini, tersangka kepemilikan 11 paket sabu mengaku sakit, saat diperiksa Polisi di Polsek Medan Timur.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nyambi jual sabu, seorang janda lima anak dibekuk polisi dari rumahnya, Jl. Sentosa Lama, Kec. Medan Timur, Selasa (27/5) pagi. Dari tangan pedagang kue kaliling bernama Sawini (54) itu, disita barang bukti 11 paket sabu siap edar.

Info dihimpun, penangkapan berawal dari laporan warga yang resah dengan ulah pelaku. Mendapat info berharga tersebut, Senin (26/5) sekira pukul 16.00 WIB, polisi langsung turun ke lokasi.

Untuk menjebak pelaku, petugas menyaru sebagai pembeli. Tapi untuk memudahkan rencana itu, petugas lebih dulu melakukan pendekatan pada warga. Setelah itu, polisi menghubungi dan berhasil memesan satu paket sabu dari Sawini. Tak lama berselang, polisi memesan lima paket lagi. Karena tak curiga, Sawini kembali menyanggupinya dan mengajak polisi transaksi di dekat rumahnya. Saat itulah, Sawini ditangkap.

Dari tangannya disita barang bukti 11 paket kecil sabu dan hape berisi pesanan pembeli. Untuk keperluan penyelidikan, pagi itu juga pelaku dan barang bukti diboyong ke Polsek Medan Timur.

Sawini menyangkal sabu tersebut adalah milik anaknya bernama Lilik (23). “Itu punya anakku dan aku dijebaknya, memang dia itu ada ‘lari-larinya’ sedikit. Pas mau ditangkap polisi, dia lempar sabu itu ke kakiku, dan dia lari. Ketika itu, polisi langsung datang dan menangkapku,” ujarnya di ruang penyidik.

Selain itu, Sawini juga mengaku tak tau dari mana asal tersebut. “Memang anakku jual sabu di daerah itu, dan dia juga pernah masuk penjara. Nah, setelah keluar, kelakuannya semakin parah. Sudah sering dia kami nasehati, namun dia tak berubah juga. Jangan aku yang ditangkap, tangkaplah anakkku. Sabu ini punya anakku, bukan aku,” kesalnya. “Si Lilik itu sudah pernah direhab karena kecanduan narkoba di daerah Tuntungan. Selain itu, dia juga pernah dipenjara dua tahun lalu. Saya sudah sering menasehatinnya, namun, dia tidak pernah mengerti hingga akhirnya berujung ke polisi,” tandas.

Masih Sawini, sangkin kuatnya pengaruh narkoba kepada anakknya Lilik, setiap hari dia menyakiti aku dengan cara melempar helm dan tabung gas 3 Kg kepadaku bila tidak diberi uang. ” Si Lilik itu tidak punya kerja, dia hanya minta uang dari aku. Terakhir itulah, karena mau ditangkap polisi, dia lempar sabu ke kakiku kemudian dia lari. Aku sudah pasrah kalau dia ditangkap polisi,” pungkas wanita yang akrab dipanggil Emak itu.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, AKP Syarifur Rahman yang dikonfirmasi melalui Aiptu Sugiprayetno mengatakan, saat ini pihaknya masih mengejar Lilik. “Anaknya masih kita kejar untuk mengetahui darimana asal sabu ini, karena dia (Sawini) tidak mau mengakui barang itu miliknya. Tapi, bukti kita ada, karena setelah hapenya kita sita, ternyata di sana ada pesanan sabu dari pemesan,” ucapnya.

Kepala Lingkungan 19 Sei Kera Hulu, Diky Lubis yang ditemui kru koran ini pasca penangkapan membenarkan Sawini adalah warganya. Selama ini ia ketahui numpang di rumah keluarganya. “Benar, kemarin memang ada penggerebekan di rumahnya, dan sekarang dia berada di Polsek Medan Timur,”terangnya. Ditanya mengenai keseharian pelaku, Diky mengenal Sawini sebagai wanita yang gigih mencari uang. Meski punya lima anak, tapi ia tetap menjual kue keliling demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Setahu saya ibu itu jualan kue keliling, mengenai dia ditangkap jual sabu, saya belum tau kali. Selama ini yang kutau dia rajin jualan,” tandas pria yang sudah empat tahun menjabat itu. Masih kata Diky, belakangan ini Sawini memang kerap dianiaya anaknya (Lilik-red).

“Sudah sering memang ribut dia sama anaknya. Sehingga saya dan tetangga sudah biasa mendengarnya. Mungkin masalah keluarga, kan tidak mungkin dicampurin,”ucapnya. (gib/deo)

Exit mobile version