Site icon SumutPos

Mary Jane Lolos di Menit-Menit Terakhir

Foto: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, mengikuti lomba peragaan busana memperingati Hari Kartini di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jogjakarta, Selasa (21/4). Di detik-detik terakhir, Mary Jane batal dieksekusi mati.
Foto: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja
Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, mengikuti lomba peragaan busana memperingati Hari Kartini di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jogjakarta, Selasa (21/4). Di detik-detik terakhir, Mary Jane batal dieksekusi mati.

NUSAKAMBANGAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan hukuman mati terhadap narapidana (napi) kasus narkoba akhirnya tuntas dini hari tadi. Bersamaan dengan dentang jam menunjukkan pergantian hari tengah malam tadi, 12 regu tembak melaksanakan tugasnya.

Satu jam menjelang jam eksekusi, muncul keputusan mengejutkan dari Jaksa Agung. Eksekusi terhadap narapidana mati asal Filipina Mary Jane Fiesta Veloso dibatalkan. Diduga pembatalan itu terkait dengan penyerahan diri saksi kunci kasus narkoba yang melibatkan Mary Jane di Filipina kemarin.

“Eksekusi Mary Jane ditunda,” ujar Kapuspenkum Kejagung Tony Spontana saat dihubungi wartawan.

Kapuspenkum Kejagung menyebutkan alasannya Mary Jane ditunda dieksekusi karena adanya permintaan dari Presiden Filipina Beniqno Aquino kepada Presiden Jokowi.Informasi dari sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di lokasi eksekusi menyebutkan, posisi napi saat eksekusi adalah Andrew Chan berada di tiang paling kiri, lalu diikuti Myuran Sukumaran, Raheem Agbaje, Mary Jane, Sylvester, Okwudili, Rodrigo, Martin Anderson, dan yang berada di paling kanan adalah Zainal Abidin. “Mereka masih tampak tenang,” ujarnya saat dihubungi jelang tengah malam tadi.

Berbagai upaya dilakukan agar eksekusi tersebut tidak terganggu. Salah satunya menyiapkan tenda yang menaungi sembilan terpidana saat nanti timah panas ditembakkan. “Jadi, mereka diikat di tiang yang berada di bawah tenda warna ungu,” jelasnya.

Tenda tersebut tidak hanya disiapkan untuk mengantisipasi hujan, tapi juga untuk mencegah adanya drone atau pesawat tanpa awak mengambil gambar. Dia mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu ada petugas yang melihat drone. “Karena itu, tenda ini disiapkan,” katanya.

Agung M. Prasetyo yang memantau jalannya eksekusi menjelaskan, setelah proses eksekusi, jenazah dikirimkan sesuai dengan permintaan terakhir terpidana mati. Teknisnya, jenazah duo Bali Nine Chan dan Sukumaran akan dikirim ke kedutaan besar agar bisa diterbangkan ke Australia.”Yang lainnya akan sesuai permintaan terakhir,” ucapnya.

Berdasar pantauan Jawa Pos hingga pukul 00.00, tidak ada gangguan berarti pada pelaksanaan eksekusi yang merupakan gelombang kedua dalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla tersebut. Informasi dari sumber Jawa Pos di lokasi eksekusi, pada pukul 11.20, delapan terpidana telah berada di lapangan tembak. Mereka memakai delapan mobil. Dalam satu mobil terdapat satu terpidana mati. Terdapat dua petugas dalam setiap mobil tersebut.”

Sementara itu, sejak pagi jalan yang menuju dermaga disterilkan dari warga. Caranya, polisi memasang pagar pembatas di pinggir jalan. Hanya wartawan yang diperbolehkan berada di lokasi tersebut.

Penjagaan di dermaga pun diperketat. Jika tidak ada tamu yang menuju Nusakambangan, pintu dermaga ditutup rapat. Pintu itu dijaga polisi bersenjata lengkap. Anjing pelacak pun dikerahkan untuk memeriksa barang bawaan keluarga.

Pada pukul 20.30, beberapa kuasa hukum dan keluarga terpidana mati masuk ke dermaga. Yang pertama adalah rombongan keluarga Rodrigo Gularte. Dilanjutkan dengan keluarga Bali Nine dan kerabat terpidana mati lainnya.

Berdasar informasi yang diperoleh, keluarga dipersilakan melihat terpidana mati untuk kali terakhir sampai pukul 22.00. Seperti permintaan terakhir terpidana mati asal Filipina Mary Jane Fiesta Veloso. Dia meminta berkumpul dengan keluarga sebelum timah panas bersarang di dada kirinya.

Pada pukul 22.00, petugas membawa sembilan terpidana mati untuk diserahkan kepada regu tembak dari Brimob Polda Jateng. Mereka akan ditempatkan di lapangan Limus Buntu. Mereka bakal diangkut dengan mobil polisi. Lapangan itu terletak di belakang pos polisi Nusakambangan. Hanya sekitar sepuluh menit perjalanan dari Lapas Besi.

Di tempat itu, para terpidana mati akan diikat pada tiang. Selain itu, mereka menggunakan seragam khusus dengan mata ditutup. Seragam tersebut sudah ditandai pada dada bagian kiri agar peluru menembus jantung.

Berdasar informasi dari Polda Jateng, satu terpidana mati akan menghadapi 12 personel regu tembak. Jadi, ada total sembilan regu tembak dengan jumlah personel 108 orang.

Dari rapat antara kuasa hukum, konselor, dan pihak kejaksaan, setelah ditembak, mereka dimandikan dan diserahterimakan kepada keluarga di Lapas Besi. Setelah itu, jenazah dibawa ke rumah duka masing-masing dengan ambulans dan pengawalan ketat oleh polisi. (idr/aph/kim/jpnn/azw/rbb)

Exit mobile version