Site icon SumutPos

Ramlan Tewas karena Pendarahan Terlalu Banyak

Foto: Kepolisian Butar-butar, pelaku pembunuhan keluarga Dodi di Jakarta, tewas ditembak petugas, Rabu (28/12/2016).
Foto: Kepolisian
Butar-butar, pelaku pembunuhan keluarga Dodi di Jakarta, tewas ditembak petugas, Rabu (28/12/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO — Ramlan Butarbutar, kapten komplotan perampokan, penyekapan, dan pembunuhan keluarga pengusaha Dodi Triono, di Pulomas, Jakarta Timur, tewas setelah dua peluru menembus kakinya.

Peluru yang bersarang di kaki Ramlan diduga mengenai pembuluh darah. Ramlan pun tewas setelah mengalami pendarahan.

“Ramlan pendarahan di kaki. Ada dua luka tembakan, mungkin kena pembuluh darah,” tegas Kepala Polda Metro Jaya Irjen M Iriawan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jaktim, Rabu (28/12).

Ramlan dan rekannya, Erwin Situmorang sebelumnya ditembak petugas karena melawan menggunakan senjata tajam saat akan ditangkap.

“Tidak ada baku tembak. Mereka melawan dengan senjata tajam golok,” tegas Iriawan.

Dalam penangkapan itu Erwin selamat dan kini tengah dirawat di RS Polri.

Sedangkan Ramlan harus meregang nyawa. “Meninggal di perjalanan karena darah keluar banyak,” kata Iriawan.

Mantan Kapolda Jawa Barat itu pun mengaku sudah menanyakan langsung kepada dokter penyebab kematian Ramlan yang tertembak di kaki.


“Kenapa di kaki bisa meninggal, kata dokter kena pembuluh darah,” tegas mantan Kadiv Propam Polri ini.

Iriawan mengatakan, Ramlan merupakan pelaku paling dominan dalam kelompok perampok yang beraksi di rumah Dodi itu.

“Dia berperan sebagai kapten yang dominan dalam aksi. Paling dominan,” ujarnya.

Polisi mengetahui Ramlan Cs sebagai pelaku setelah melakukan pengembangan.

Mulai dari keterangan saksi, olah tempat kejadian perkara hingga rekaman CCTV.

“Kami sudah tahu cirinya. Yang bersangkutan pincang kalau jalan karena punya penyakit ginjal,” kata dia.

Dalam perampokan itu, Ramlan menjadi pemimpin dan paling pertama masuk ke dalam rumah Dodi.

Ramlan pula yang dominan memasukkan para korban ke kamar mandi. “Dia membawa senjata api,” tegasnya.

Sedangkan Erwin, turut masuk bersama rekan-rekan lainnya ke rumah Dodi.

“Dia juga melakukan penyekapan korban yang ada di rumah,” kata Iriawan.

Kini polisi masih mengejar dua tersangka lain. Pelaku itu diduga kabur membawa senjata api yang digunakan saat merampok di rumah Dodi.

“Masih ada dua tersangka lain yang kami lakukan pengejaran,” pungkasnya. (boy/jpnn)

Exit mobile version