Site icon SumutPos

Polisi Ini Bunuh Diri Usai Bunuh Seniornya

Foto: Teddy Akbari/PM Dua polisi, Briptu Suprianto Sigiro (baju garis-garis biru) dan Brigadir Pol Dedi Sopian (mengenakan celana panjang), tewas bersimbah darah di belakang rumah Dedi, Rabu (29/4/2015).
Foto: Teddy Akbari/PM
Dua polisi, Briptu Suprianto Sigiro (baju garis-garis biru) dan Brigadir Pol Dedi Sopian (mengenakan celana panjang), tewas bersimbah darah di belakang rumah Dedi, Rabu (29/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Siang bolong, Rabu (29/4). Dua polisi yang bertugas di Sat Pol Air Polres Serdang Bedagai (Sergai) ditemukan tewas. Keduanya tewas akibat peluru yang keluar dari senjata laras panjang. Brigadir Pol Muhammad Dedi Sopian (37) tewas dengan tiga luka tembak. Dia dibunuh Briptu Suprianto Sigiro alias Giro (28). Nama yang terakhir pun bunuh diri setelah membunuh sang senior.

“Sejak mereka dekat, tidak pernah saya lihat mereka cekcok. Terakhir kali hingga kejadian ini, mereka juga tidak ada cerita sedang cekcok sama saya. Biasanya, kalau ada apa-apa, mereka sering cerita. Makanya saya terkejut. Keakraban keduanya itu masih saya ingat sering tidur sama di rumah saya,” sebut Mariani, warga Desa Tebingtinggi, Kecamatan Tanjungberingin, Sergai.

Saat ditemui di RS Bhayangkara Jalan Wahid Hasyim Medan, Mariani mengaku sebagai ibu angkat kedua polisi itu. Mariani yang mengenakan jilbab merah dan gamis merah ini mengatakan Giro dan Dedi itu sering terlihat hanya sedang berdua. Tak jarang pula keduanya tidur di rumah Mariani. Disebut Mariani, kedekatan keduanya terlihat sejak 2 tahun lalu.

“Suami saya telepon ke saya. Dibilangnya si Dedi dan Giro begaduh dua-dua sampai meninggal dan dibawa ke RS Bhayangkara di Medan. Kebeteluan saya lagi berada di Medan, makanya saya ke rumah sakit ini untuk memastikan. Ternyata benar mereka meninggal,” tuturnya sembari menangis.

Sementara seorang wanita berambut pendek dan saat ditemui mengenakan baju daster kuning mengaku bernama Nurjannah, bibi dari Dedi saat ditemui di RS Bhayangkara, mengatakan kejadian itu terjadi begitu cepat. Disebutnya, sebelum kejadian, Dedi sempat menyuruh isteri dan 4 orang anaknya untuk ke teras rumah. Tidak lama berada di teras, disebutnya kalau isteri Dedi mendengar suara letusan senjata api, sehingga mendatangi asal suara letusan itu.

“Mendengar ada suara tembakan, istri Dedi melihat keadaan suaminya sudah ditembak oleh Giro. Isteri Dedi langsung histeris, Giro pun bersikap aneh dengan memeluk dan menciumi wajah Dedi, lalu Giro menembak kepalanya sendiri hingga tewas,” kata Nurjanah.

Menyikapi kejadian itu, Kapoldasu Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo mengaku akan menyelidiki motif kasus itu hingga tuntas. Begitu juga dengan penggunaan senjata api oleh anggota polisi yang bertugas di Polda Sumut dan jajarannya akan diperketat. Hal itu disampaikan Kapoldasu kepada Sumut Pos via telepon, beberapa jam setelah kejadian.

“Akan kita selidik motifnya. Anggota pakai senjata, akan dites lagi, ” ujar Kapoldasu singkat.

Pantauan Sumut Pos di Mapoldasu, terlihat hampir seluruh Pejabat Utama Poldasu tampak bergerak cepat. Disebutkan kalau para pejabat utama Poldasu itu, hendak berangkat ke lokasi kejadian. Terpisah, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Sumut, Kombes Pol Dr Setyo P mengatakan, hasil pemeriksaan sementara dari fisik luar, jenazah label 01 atas nama Giro mengalami luka tembak masuk bagian dada dan di bagian kepala belakang. Untuk jenazah label 02 atas nama Dedi, mengalami luka tembak di tiga tempat, yakni kaki kanan bagian betis, punggung, dan bagian kepala belakang.

Foto: Riadi/PM
Kedua jenazah polisi itu saat tiba di RS Bhayangkara Medan, Rabu (29/4/2015).

Disinggung soal jenis peluru dan kedalaman luka yang diderita kedua jasad tersebut, Setyo belum bisa memastikan karena pemeriksaan masih sebatas fisik luar saja. “Kita masih menunggu tim dokter yang melakukan otopsi. Saat ini masih dilakukan proses autopsi dari tim RS Bhayangkara dan RSU Pirngadi Medan,” katanya.

Setyo menyebut, setelah proses autopsi selesai, selanjutnya jasad kedua anggota polisi tersebut dimaksukkan ke peti jenazah dan dibawa ke rumah duka masing-masing.

Pantauan Sumut Pos hingga pukul 19.00, proses otopsi yang dilakukan tim dokter forensik masih berlangsung. Pihak keluarga pun tampak menunggu di luar kamar jenazah tersebut. Dua peti mati berwarna coklat telah disiapkan untuk membawa kedua jasad anggota Polri tersebut. Kedua peti mati itu diletakkan tepat di depan kamar jenazah.

Brigadir Pol Muhammad Dedi Sopian alias Dedi merupakan warga Jalan Karya Gang Jambu Dusun IV Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai. Sedangkan Briptu Suprianto Sigiro alias Giro merupakan warga Desa Jambur Pulau Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai. Senjata yang menwaskan mereka berdua adalah laras panjang jenis Sabhara V2 kaliber 762×45 milimeter.

Kedua petugas polisi yang bertugas di Sat Pol Air Polres Sergai ini tewas di belakang rumah Dedi, Rabu (29/4) sekira pukul 12.15 WIB. Belum diketahui persis motif tewasnya kedua polisi Sergai ini. Namun sebelum keduanya tewas, tampak anggota Polri itu sempat adu mulut di dalam rumah Dedi dan disaksikan oleh istri Dedi yakni Eka Kumala Sari (36) dan tetangganya Suri (34).

Informasi dihimpun di lokasi kejadian, Giro datang ke rumah Dedi mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion dengan mengenakan baju preman dan celana jeans serta menenteng senjata laras panjang yang setiap hari dibawanya bertugas. Melihat kedatangan Giro, keduanya sempat bercengkrama di teras rumah Dedi.

Ketika masuk ke rumah Dedi, keduanya sempat bertengkar mulut di dalam rumah hingga ke belakang rumah Dedi. Cekcok mulut itu juga disaksikan Eka. Melihat keduanya saling bertengkar, Eka coba memisahkan.

Karena, tenaga perempuan seadanya, Eka mundur sembari berharap warga segera datang. Namun, belum lagi warga datang, Giro yang menggendong senjata laras panjangnya itu langsung dilepaskan dari pundak dan mengarahkan ke kaki kiri Dedi hingga mengenai paha kirinya.

“Aku coba memisahkannya, tetapi kalah dengan mereka yang sedang berantam, aku mencoba memanggil warga,” terang Eka.

Dedi yang masih bisa berdiri itu juga mendapat tembakan kedua hingga mengenai pundak kirinya. Ditembakan kedua juga membuat Dedi masih kuat untuk berdiri. Namun, tembakan ketiga yang tepat mengenai kepala Dedi di bagian belakang hingga menembus ke depan kening dan tembus di bagian depan itu membuat Dedi rubuh. Akibatnya, Dedi terkapar di luar tepatnya di depan pintu belakang rumahnya.

Melihat sang suami tewas di tangan Giro, Eka langsung histeris dan sempat meminta kepada Giro untuk menembak dirinya agar sama-sama mati bersama suaminya. Namun, saat itu juga Giro sempat mengatakan kepada Eka akan bunuh diri. Giro menarik pelatuk senjata laras panjangnya dan membidik tepat di bagian keningnya.

Foto: Sahrul/PM
Eka (baju kuning), istri Suprianto, terpaksa dipapah temannya, karena lemas mengetahui suaminya tewas.

Aksi bunuh diri Giro dengan senjatanya sendiri menembus kepalanya hingga Giro pun tewas dengan posisi telungkup tepat di bawah kaki Dedi yang tewas dengan posisi telentang di belakang rumahnya. Melihat keduanya terkapar bersimbah darah Eka dan Suri kembali histeris hingga langsung mengundang warga setempat yang dalam hitungan menit saja rumah Dedi langsung di kerumuni warga yang ingin mengetahui kejadian tersebut.

Warga yang melihat kejadian itupun tidak habis pikir dan ikut histeris hingga petugas Polsek Perbaungan turun ke lokasi kejadian dan langsung memasang Police Line. Eka yang melihat suaminya tewas di tembak itu tak kuasa menahan tangis. Saat ditanya, Eka hanya mengatakan sebelum ditembak keduanya sempat berkelahi dan pukul-pukulan.

Giro yang sudah sering datang ke rumah itu sempat berbicara sebentar kemudian mereka berkelahi. “Gak tahu apa masalahnya yang jelas mereka terlebih dahulu berantam lalu menembak suamiku,” ucap Eka sambil menangis.

Pantauan wartawan, sejumlah kerabat Dedi yang mendengar kabar tewas, langsung berusaha masuk ke dalam rumah. Kepolisian Sektor (Polsek) Perbaungan yang mendengar kabar penemuan mayat, langsung terjun di TKP. Begitu diketahui personel Polri yang tewas, sejumlah perwira tinggi Polda Sumut juga terjun ke TKP. Bahkan, Waka Polda Sumut Brigjen Pol Ilham Salahudin pukul 13.46 WIB juga tiba di TKP.

Dua unit mobil jenazah disiapkan untuk membawa jasad kedua anggota Polri itu. Jasad kedua anggota Satuan Pol Air Polres Sergai itu dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.

Keluarga korban Giro, Iisteri dan abang kandungnya juga mendatangi TKP pukul 14.13 Wib. Isteri Giro, Boru Nababan yang ketika itu mengenakan kaos berwarna kuning itu menangis sekuat-kuatnya.

Alhasil, polisi yang melakukan penjagaan mengamankan wanita berambut pendek Boru Nababan ke satu rumah warga sekitar untuk menenangkannya. “Kekmana itu Bang, anak kita. Dia (Giro) pernah bilang sama aku enggak suka sama Bang Dedi,” ujarnya sembari menangis kepada warga setempat di ruang tamunya. Warga setempat juga berusaha menenangkan wanita Boru Nababan ini. Perempuan ini juga tampak syok begitu mengetahui kalau sang suami melakukan aksi bunuh diri usai menembak Dedi.

“Ya tuhan…. Bagaimana kita nak,” ucapnya sembari menggendong anak pertemuannya yang ditaksir berusia 2 bulan.

Kapolres Sergai, AKBP Guntur Agung Supono mengatakan, pihaknya masih menyelidiki motif tewasnya kedua anggota Polisi yang bertugas Satuan Pol Air Polres Sergai. Kata dia, di lokasi kejadian ditemukan satu pucuk senjata laras panjang dan 4 selongsong peluru.

Untuk hasil identifikasi sementara, Brigadir Pol Dedi tewas akibat tembakan yang membuat dirinya tewas di bagian kepala dan tembus belakang. Sedangkan Brigadir Giro tewas ditembus peluru dari depan kening dan tembus ke belakang kepala.

“Motif dugaan kejadian ini masih dalam penyelidikan kita, kedua jenazah di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan guna proses lebih lanjut. Di lokasi kejadian di temukan 4 selongsong peluru milik Giro,” cetusnya. (ted/ian/ain/ris/rbb)

Exit mobile version