MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang pria yang mengaku-ngaku wartawan harian Metro 24, Hervin Nasution dianiaya oleh sekelompok orang yang menurutnya jaringan pengedar narkotika di Jalan Brigjen Katamso, Gang Perbatasan, Minggu (28/4) dini hari. Akibatnya, korban mengalami luka parah di tubuh hingga kepalanya.
Informasi dihimpun di Mapolsek Delitua, korban mengalami sejumlah luka tusukan. Beruntung nyawanya tak melayang.
Ia diselamatkan seorang oknum TNI yang langsung memboyongnya ke Rumah Sakit Abdul Malik milik TNI AU, Jalan Imam Bonjol.
Dari cek medis yang dilakukan di rumahsakit, korban mengalami luka tikam di paha kaki kiri dan di kepala. Bahu kanan korban juga patah akibat diinjak-injak para pelaku.
Menurut keterangan korban di rumah sakit, ia sangat mengenali empat dari lima pelaku yang menganiayanya. Para pelaku merupakan komplotan Wira, Cs warga Gang Sepakat, Delitua yang menurutnya bandar narkoba.
Komplotan ini beranggotakan lelaki dengan nama panggilan Nenggolan, Gebok dan Jhony. Selain itu, korban juga kehilangan barang berupa 1 unit ponsel, 1 jam tangan dan 1 unit sepeda motor Yamaha Mio.
“Kepala saya dipukul pakai softgun dan dicelurit. Kaki saya ditikam pisau, sedang bahu saya patah karena diremukkan para pelaku,” ungkap Hervin kemarin.
Menurut korban, awal mula penganiayaan tersebut terjadi lantaran upayanya yang akan membongkar jaringan Narkoba Wira Cs.
Menurutnya, ia sudah menginvestigasi para tersangka bandar tersebut sejak lama. Bahkan dirinya mengklaim tahu pemetaan pergerakan bisnis narkoba di tempat itu.
Merasa sudah tahu banyak soal jaringan narkotika ini, korban kemudian mencoba ‘membisikkannya’ kepada Tato dan seorang personel Polsek Delitua.
Adi Tato diketahui merupakan informan yang biasa bermitra dengan Polsek Delitua.
“Sebenarnya sudah lama insvestigasi saya di situ, sampai saya tahu mana-mana saja jalurnya dan siapa-siapa pemainnya. Sampai pada kesimpulan, saya harus ambil tindakan,” katanya.
“Yang paling tepat saya pikir, ya kerjasama sama Polsek Delitua dan sama si Adi Tato. Waktu itu saya tidak pikir macam-macam,” sambungnya.
Namun usahanya tidak membuahkan hasil yang baik. Ia malah mengalami penganiayaan dari para pelaku.
“Aku nggak tau bang, kok ada sama para pelaku rekaman pembicaraan antara aku dengan si Adi Tato lewat telepon. Pasti si Adi Tato yang ngerekam trus dikasihnya sama para pelaku,” pungkasnya.
Sementara, Kapolsek Delitua Kompol Efianto mengaku sudah bertemu dengan korban di RS Abdul Malik. Ia mengatakan informasi dari korban menjadi masukan pihaknya. Efianto mengklaim segera menangkap para pelaku tersebut.
“Ya, pasti kita buru lima-limanya dan akan kita jebloskan ke penjara. Namun sampai saat ini korban atau keluarganya belum membuat laporan resmi. Kita tunggu saja bagaimana nanti hasilnya,” kata Efianto saat dihubungi Sumut Pos, Senin (29/4).
Terpisah, Ahmad, salah seorang reporter koran Metro 24 membantah Hervin yang menyatakan dirinya adalah wartawan koran tersebut.
“Dia bukanlah wartawan di Metro 24. Tapi benar Hervin pernah bekerja di sini, tapi sebagai Kabag OB. Itupun dia sudah dipecat sejak satu tahun lalu,” ujarnya.
Hervin dipecat lantaran selama bertugas ia berkelakuaan tak baik. “Informasi yang saya dapat dari manajemen, karena dia OB, dia dikasih sepedamotor oleh kantor tapi digadaikannya. Kurang tahu dibuatnya untuk apa uang itu. Sejak saat itulah dia dipecat,” ungkap Ahmad.
Terkait kepemilikan kartu identitas yang menyatakan Hervin wartawan Metro 24, Ahmad menyebut pihaknya sudah datang ke rumahsakit mencabut ID Card tersebut.
“Ya karena ia sudah menyalahgunakan ID Card itu dengan mengaku sebagai wartawan Metro 24. Sudah kita tarik kemarin kartunya. Artinya jangan sampai disalahgunakan yang akhirnya jadi fitnah,” pungkas Ahmad.(dvs/ala)