Site icon SumutPos

Waduh, Praja IPDN Keroyok Dua Calon Perwira TNI

Keroyok-ilustrasi
Keroyok-ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kembali tercoreng. Beberapa praja yang sedang menempuh ilmu di IPDN kembali terlibat kekerasan. Tapi kali ini tak tanggung-tanggung. Yang mereka hajar bukan para junior, melainkan dua taruna Akademi Militer yang sedang melakukan studi banding di kampus IPDN, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Kejadian itu terjadi pada 19 November lalu. Hingga saat ini lima praja diduga kuat sebagai pelaku penganiayaan terhadap calon perwira TNI.

Kelimanya termasuk praja senior. “Mereka di antaranya empat praja tingkat tiga dan satu praja tingkat empat,” kata Kepala Biro Kemahasiswaan IPDN Arief M Edie.

Penganiayaan itu bermula saat dua taruna Akmil melakukan kunjungan untuk studi banding di kampus IPDN. Tapi, tiba-tiba dua Akmil yang tidak disebutkan namanya itu diseret para praja senior ke suatu tempat.

Di sana keduanya dihajar ramai-ramai. Alasannya keduanya dihajar adalah karena mengambil foto di area terlarang di Kampus IPDN.

 

PRAJA IPDN DIPECAT
IPDN bergerak cepat mengusut kasus penganiayan yang dilakukan lima praja IPDN terhadap dua akmil TNI yang sedang melakukan studi banding di Kampung IPDN, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 19 November silam. Dari hasil penyelidikan kelima praja itu akhirnya dipecat.

Kepala Biro Kemahasiswaan IPDN Arief M Edie mengatakan, pemecatan kelima praja tersebut dilakukan setelah pihak IPDN melakukan penyelidikan terkait dugaan pemukulan tersebut.

“Kami telah lakukan penyelidikan, setelah mendengar laporan tersebut. Pemecatan itu memang merupakan sanksi tegas dari Kemendagri, dan sesuai peraturan yang berlaku,” ujarnya.

Para palaku penganiayaan itu adalah para praja senior. Mereka di antaranya empat praja tingkat tiga dan satu praja tingkat empat.

Penganiayaan itu bermula saat dua taruna Akmil melakukan kunjungan untuk studi banding di kampus IPDN. Tapi, tiba-tiba dua Akmil yang tidak disebutkan namanya itu diseret para praja senior ke suatu tempat.

Di sana keduanya dihajar ramai-ramai. Alasannya keduanya dihajar adalah karena mengambil foto di area terlarang di Kampus IPDN. (adn/mas)

Exit mobile version