32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Dream, Believe, Make It Happen

Agnes Monica

Agnes Monica boleh berbangga. Keberhasilannya dalam mewujudkan mimpi sebagai penyanyi internasional mendapatkan apresiasi banyak pihak.

Filosofi hidup yang dianutnya, yakni dream, believe, make it happen, dianggap sukses untuk melecutnya hingga perempuan 24 tahun tersebut berada di posisi sekarang Karena itu, artis yang baru saja pulang dari Amerika tersebut diminta untuk menularkan filosofi serta semangatnya kepada generasi muda lainnya.

Kemarin (6/5), di hadapan 300 siswa program beasiswa mikro bahasa Inggris Access milik Departemen Luar Negeri AS, Agnes diminta untuk berbagi pengalaman tentang perjalanannya meraih mimpi. Penyanyi yang baru saja meraih tujuh penghargaan di JPop International Music Awards itu didapuk untuk menularkan semangat dream, believe, make it happen. Acara di @America, Pacific Place, Jakarta, itu juga dihadiri Duta Besar AS untuk Republik Indonesia Scot Marciel.

“Mimpi itu hal yang sangat natural. Setiap orang bisa bermimpi. Itu bermula dari hal yang sangat sederhana. Ada di sini letaknya, dalam pikiranmu,” katanya sambil menyentuh kening.

Perempuan kelahiran Jakarta, 1 Juli 1986, itu menegaskan, memiliki mimpi sama sekali tidak salah. Dia lalu mencontohkan Presiden AS Barack Obama yang menjadi keturunan Afrika-Amerika pertama yang menjabat presiden AS. “Dia saja memiliki mimpi dan akhirnya bisa mewujudkannya,” lanjutnya.

Salah satu contohnya, yang dialami Agens sendiri. Ketika Agnes masih berumur 19 tahun dan mengatakan bahwa mimpinya adalah go international, banyak pihak yang menganggapnya arogan dan aneh. “Tidak apa-apa kalau orang menganggap saya arogan. Tapi, buat saya, itu mimpi,” kisahnya.

Memiliki mimpi memang terkadang membuat Agnes dianggap aneh, berlebihan, dan diragukan. Namun, sepanjang yang diketahuinya, sukses memang datang dari sesuatu yang tidak biasa. “Perjuangan yang luar biasa, keyakinan yang luar biasa, dan semangat yang luar biasa,” tegasnya.

Begitu juga ketika Agnes dinominasikan dalam penghargaan JPop International Music Awards. Sampai akhirnya masuk nominasi dan menang, Agnes menyatakan tidak tahu dan tidak menyangka. “Awalnya saya tahu bahwa nama saya masuk lima nominasi.

Tapi, sekitar Maret panitia tahu bahwa saya bukan warga negara Jepang, Korea, ataupun Tiongkok. Akhirnya nama saya dihapus dari nominasi,” terangnya. Penghargaan itu biasanya memang ditujukan kepada penyanyi dari tiga negara tersebut.

Pada akhirnya, menjelang penutupan polling, panitia memutuskan untuk mengabaikan itu. Sebab, penghargaan tersebut adalah penghargaan internasional. “Kalau internasional, berarti kan bisa dari negara mana saja.

Bukan hanya tiga negara tersebut. Itu yang diputuskan panitianya,” tuturnya. Agnes pun senang karena akhirnya bisa memenangi tujuh nominasi. Namun, untuk acara pemberian penghargaannya, Agnes belum tahu kapan dilangsungkan. (jan/c13/any/jpnn)

Agnes Monica

Agnes Monica boleh berbangga. Keberhasilannya dalam mewujudkan mimpi sebagai penyanyi internasional mendapatkan apresiasi banyak pihak.

Filosofi hidup yang dianutnya, yakni dream, believe, make it happen, dianggap sukses untuk melecutnya hingga perempuan 24 tahun tersebut berada di posisi sekarang Karena itu, artis yang baru saja pulang dari Amerika tersebut diminta untuk menularkan filosofi serta semangatnya kepada generasi muda lainnya.

Kemarin (6/5), di hadapan 300 siswa program beasiswa mikro bahasa Inggris Access milik Departemen Luar Negeri AS, Agnes diminta untuk berbagi pengalaman tentang perjalanannya meraih mimpi. Penyanyi yang baru saja meraih tujuh penghargaan di JPop International Music Awards itu didapuk untuk menularkan semangat dream, believe, make it happen. Acara di @America, Pacific Place, Jakarta, itu juga dihadiri Duta Besar AS untuk Republik Indonesia Scot Marciel.

“Mimpi itu hal yang sangat natural. Setiap orang bisa bermimpi. Itu bermula dari hal yang sangat sederhana. Ada di sini letaknya, dalam pikiranmu,” katanya sambil menyentuh kening.

Perempuan kelahiran Jakarta, 1 Juli 1986, itu menegaskan, memiliki mimpi sama sekali tidak salah. Dia lalu mencontohkan Presiden AS Barack Obama yang menjadi keturunan Afrika-Amerika pertama yang menjabat presiden AS. “Dia saja memiliki mimpi dan akhirnya bisa mewujudkannya,” lanjutnya.

Salah satu contohnya, yang dialami Agens sendiri. Ketika Agnes masih berumur 19 tahun dan mengatakan bahwa mimpinya adalah go international, banyak pihak yang menganggapnya arogan dan aneh. “Tidak apa-apa kalau orang menganggap saya arogan. Tapi, buat saya, itu mimpi,” kisahnya.

Memiliki mimpi memang terkadang membuat Agnes dianggap aneh, berlebihan, dan diragukan. Namun, sepanjang yang diketahuinya, sukses memang datang dari sesuatu yang tidak biasa. “Perjuangan yang luar biasa, keyakinan yang luar biasa, dan semangat yang luar biasa,” tegasnya.

Begitu juga ketika Agnes dinominasikan dalam penghargaan JPop International Music Awards. Sampai akhirnya masuk nominasi dan menang, Agnes menyatakan tidak tahu dan tidak menyangka. “Awalnya saya tahu bahwa nama saya masuk lima nominasi.

Tapi, sekitar Maret panitia tahu bahwa saya bukan warga negara Jepang, Korea, ataupun Tiongkok. Akhirnya nama saya dihapus dari nominasi,” terangnya. Penghargaan itu biasanya memang ditujukan kepada penyanyi dari tiga negara tersebut.

Pada akhirnya, menjelang penutupan polling, panitia memutuskan untuk mengabaikan itu. Sebab, penghargaan tersebut adalah penghargaan internasional. “Kalau internasional, berarti kan bisa dari negara mana saja.

Bukan hanya tiga negara tersebut. Itu yang diputuskan panitianya,” tuturnya. Agnes pun senang karena akhirnya bisa memenangi tujuh nominasi. Namun, untuk acara pemberian penghargaannya, Agnes belum tahu kapan dilangsungkan. (jan/c13/any/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/