ACHMAD SUKARNO HAMID, Jakarta
Untuk kali pertama Uli Auliani beradu akting dengan aktor Hollywood, Kellan Lutz. Berperan sebagai wanita penghibur, dia harus beradegan ciuman dengan pemeran Emmett Cullen di Twilight Saga itu.
ULI Auliani terlibat dalam film action garapan sutradara Conor Allyn berjudul Java Heat. Tak jauh beda dengan film yang pernah dibintangi sebelumnya dia mendapat peran menantang di film itu. Uli berperan sebagai Rani, seorang wanita penghibur alias PSK. Memang peran ‘nakal’, tetapi dia tidak perlu mempertimbangkannya saat ditawari. Dia langsung menerimanya.
“Aku nggak berpikiri dua kali waktu dapat film ini. Pas pertama ditawari, aku langsung ok. Soal karakter itu, nggak masalah. Bagaimana cara kita profesional saja,” kata Uli di Epicentrum, Jakarta Selatan, kemarin (10/4).
Salah satu alasannya, dia beradu akting dengan aktor Hollywood, Mickey Rourke dan Kellan Lutz. Bahkan dengan Kellan, dia harus beradegan ciuman. Kali pertama mengetahuinya, Uli sempat deg-degan. “Ya, wajar lah, sebagai seorang aktor kalau belum ketemu lawan mainnya ada pikiran aneh-aneh,” ungkapnya.
Ternyata, dia semakin deg-degan saat bertemu langsung dengan Kellan, dan harus melakukan adegan itu di depan kamera. Untungnya Kellan sangat profesional, sehingga dia bisa melewati adegan itu dengan lancar. “Dia sangat gentleman, profesional, jadi nggak sesulit yang aku bayangkan. Justru seru, kami banyak bertukar ilmu,” tuturnya.
Dia hanya membutuhkan waktu seminggu untuk membangun chemistry dengan bintang film Twilight itu. Untuk adegan lainnya, dia tidak terlalu dalam mempelajarinya. “Aku nggak full reading dari awal sampai akhir. Aku hanya reading dengan Kellan seminggu,” terangnya.
Uli mengaku sempat memberi tahu kekasihnya, Reid Garrett, tentang adegan ciuman tersebut. Pria asal Los Angeles, Amerika Serikat itu pun kebakaran jenggot. “Tetapi aku berusaha untuk menjelaskan kalau ini akting, dan aku pun berusaha profesional,” imbuhnya.
Di film itu, tokoh Rani digambarkan sebagai perempuan Jawa asal Jogjakarta. Jadi, Uli mengaku agak kesulitan saat sutradara memintanya untuk tidak berdialog dalam bahasa Inggris dengan lancar. Padahal, di kehidupan nyata dia sangat fasih menggunakan bahasa internasional itu. “Susahnya, aku disuruh nggak terlalu fasih berbahasa Inggris. Agak susah untuk bikin nggak fasih,” ucapnya. Selain itu, tidak ada kesulitan berarti yang dirasakannya.
Dia berharap, peran itu bisa menjadi langkah awalnya untuk go international. Bukan impian yang terlalu muluk, sebab Java Heat akan diputar di 60 negara. Jadi, bukan tidak mungkin ada produser dan sutradara mancanegara yang tertarik melibatkannya dalam produksi mereka. “Ini satu kesempatan yang luar biasa. Karakternya luar biasa, suatu tantangan buat aku,” pungkasnya. (*)
