28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Iko Uwais ‘The Raid’ Lebih Agresif

Iko Uwais mulai menampilkan kemampuan silatnya di film pada 2009 lalu lewat ‘Merantau’. Meskipun gaungnya tak sampai Hollywood, film tersebut mendapatkan respons positif dari penikmat film Tanah Air. Kini dia kembali membintangi film The Raid. Apa yang beda dari The Raid?

“Pasti lebih baik, dapat pengalaman lebih berharga. Dari Merantau, The Raid lebih agresif,” ujarnya saat ditemui di studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (14/3) malam.

Menurut aktor kelahiran 12 Februari 1983 itu, film  The Raid menampilkan pertarungan jarak dekat yang lebih brutal. Ruang lingkup ceritanya juga sederhana, hanya mengambil tempat di sebuah gedung bertingkat.

Tetapi, proses syuting ‘The Raid’ juga terasa lebih berat karena sutradaranya, Gareth Evans orang yang perfeksionis. Jadi dalam satu adegan pertarungan, bisa diulang berkali-kali jika ia merasa belum sempurna. “(Pertarungan) dari lantai ke lantai beda,” tambahnya.
Saat ini Iko tengah melakukan persiapan untuk sekuel The Raid yang berjudul Berandal. Ia akan kembali menciptakan koreografi silat bersama Yayan Ruhiyan.

The Raid akan tayang di serentak di Indonesia, Amerika, dan Australia pada 23 Maret mendatang.

The Raid berkisah tentang sekelompok tim SWAT tiba di sebuah blok apartemen yang tidak terurus dengan misi menangkap pemiliknya seorang raja
bandar narkotik bernama TAMA. Blok ini tidak pernah digerebek atau pun tersentuh oleh Polisi sebelumnya.

Sebagai tempat yang tidak dijangkau oleh pihak berwajib, gedung tersebut menjadi tempat berlindung para pembunuh,  anggota geng, pemerkosa, dan pencuri yang mencari tempat  tinggal aman.

Mulai bertindak di pagi buta, kelompok SWAT diam-diam merambah ke dalam gedung dan mengendalikan setiap lantai  yang mereka naiki dengan mantap. Tetapi ketika mereka terlihat oleh pengintai TAMA, penyerangan mereka  terbongkar. Dari penthouse suite-nya, TAMA menginstruksikan untuk mengunci gedung apartemen dengan memadamkan lampu dan menutup semua jalan keluar.

Terjebak di lantai 6 tanpa komunikasi dan diserang oleh penghuni apartemen yang diperintahkan oleh TAMA, tim SWAT harus berjuang melewati setiap lantai dan setiap ruangan untuk menyelesaikan misi mereka dan bertahan hidup. (bbs/net)

Iko Uwais mulai menampilkan kemampuan silatnya di film pada 2009 lalu lewat ‘Merantau’. Meskipun gaungnya tak sampai Hollywood, film tersebut mendapatkan respons positif dari penikmat film Tanah Air. Kini dia kembali membintangi film The Raid. Apa yang beda dari The Raid?

“Pasti lebih baik, dapat pengalaman lebih berharga. Dari Merantau, The Raid lebih agresif,” ujarnya saat ditemui di studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (14/3) malam.

Menurut aktor kelahiran 12 Februari 1983 itu, film  The Raid menampilkan pertarungan jarak dekat yang lebih brutal. Ruang lingkup ceritanya juga sederhana, hanya mengambil tempat di sebuah gedung bertingkat.

Tetapi, proses syuting ‘The Raid’ juga terasa lebih berat karena sutradaranya, Gareth Evans orang yang perfeksionis. Jadi dalam satu adegan pertarungan, bisa diulang berkali-kali jika ia merasa belum sempurna. “(Pertarungan) dari lantai ke lantai beda,” tambahnya.
Saat ini Iko tengah melakukan persiapan untuk sekuel The Raid yang berjudul Berandal. Ia akan kembali menciptakan koreografi silat bersama Yayan Ruhiyan.

The Raid akan tayang di serentak di Indonesia, Amerika, dan Australia pada 23 Maret mendatang.

The Raid berkisah tentang sekelompok tim SWAT tiba di sebuah blok apartemen yang tidak terurus dengan misi menangkap pemiliknya seorang raja
bandar narkotik bernama TAMA. Blok ini tidak pernah digerebek atau pun tersentuh oleh Polisi sebelumnya.

Sebagai tempat yang tidak dijangkau oleh pihak berwajib, gedung tersebut menjadi tempat berlindung para pembunuh,  anggota geng, pemerkosa, dan pencuri yang mencari tempat  tinggal aman.

Mulai bertindak di pagi buta, kelompok SWAT diam-diam merambah ke dalam gedung dan mengendalikan setiap lantai  yang mereka naiki dengan mantap. Tetapi ketika mereka terlihat oleh pengintai TAMA, penyerangan mereka  terbongkar. Dari penthouse suite-nya, TAMA menginstruksikan untuk mengunci gedung apartemen dengan memadamkan lampu dan menutup semua jalan keluar.

Terjebak di lantai 6 tanpa komunikasi dan diserang oleh penghuni apartemen yang diperintahkan oleh TAMA, tim SWAT harus berjuang melewati setiap lantai dan setiap ruangan untuk menyelesaikan misi mereka dan bertahan hidup. (bbs/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/