30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Masjidilharam Ditutup Malam Hari

STERILISASI: Pemerintah Arab Saudi memberlakukan pembatasan akses di Masjidilharam terkait upaya sterilisasi mengantisipasi penyebaran virus Corona.
STERILISASI: Pemerintah Arab Saudi memberlakukan pembatasan akses di Masjidilharam terkait upaya sterilisasi mengantisipasi penyebaran virus Corona.

SUMUTPOS.CO – DUBES Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyampaikan pemberlakuan pembatasan akses di Masjidilharam. Pembatasan ini berlaku sejak Kamis (6/3) lalu. Tepatnya sesaat menjelang salat Ashar di Makkah atau malam hari waktu Indonesia.

Agus mengatakan ada enam ketentuan yang diberlakukan di Masjidilharam terkait dengan upaya sterilisasi mengantisipasi penyebaran virus Korona. ’’Penutupan jalur utama tawah di sekitar Kakbah dan lajur sa’i antara Safa dan Marwah,’’ katanya kemarin (6/3).

Ketentuan berikutnya adalah kegiatan salat hanya bisa dilakukan di dalam masjid. Tidak sampai di pelataran tawaf di dekat Kakbah. Seperti terlihat dalam pelaksanaan salat Jumat kemarinn

imam terlihat menempati posisi di lantai dua. Pada kondisi normal, imam maupun khatib menempati lokasi di pinggir Kakbah. Tepatnya di bawah pintu Kakbah.

Peraturan lainnya adalah penangguhan kegiatan ibadah umrah bagi jamaah asing maupun warga Saudi sendiri. ’’Orang yang berpakain ikhram tidak diperkenankan masuk ke Masjidilharam di kota Makkah dan Kawasan di sekitarnya,’’ kata Agus. Dia belum mengetahui kapan aturan larangan umrah ini dicabut.

Selain itu pemerintah Arab Saudi melarang pelaksanaan I’tikaf atau tidur-tiduran di dalam Masjidilharam. Masjidilharam ditutup mulai selepas salat Isya hingga satu jam sebelum salat Subuh. Selama beribadah di dalam Masjidilharam, jamaah juga dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Kemudian tempat-tempat minum air zam-zam yang tersebar di sejumlah titik dihentikan sementara.

Penutupan serupa juga dijalankan di Masjid Nabawi di Madinah. Agus menuturkan saat ini rata-rata jamaah umrah asal Indonesia sudah terkonsentrasi di Madinah. Kegiatan ibadah umrah mereka sudah selesai dikerjakan. Setelah diberlakukan penangguhan sementara perjalanan umrah ke Makkah dan ziarah ke Masjid Nabawi di Madinah, KBRI Riyadh mengeluarkan himbauan untuk WNI di sana.

’’KBRI Riyadh mengimbau seluruh WNI di Arab Saudi tidak melakukan perjalanan ke Makkah dan Madinah,’’ katanya. Selain itu WNI di Arab Saudi diperingatkan supaya hati-hati dalam menerima maupun menyebarkan informasi. Sebab jika terkena masalah penyebaran berita hoax, hukumannya cukup besar. Yakni mencapai 3 juta riyal atau setara Rp 11,4 miliar dan penjara lima tahun.

KBRI Riyadh menyampaikan bahwa upaya pemerintah Arab Saudi itu perlu dihargai. Sebab mereka bertujuan untuk membatasi penyebaran virus Korona di negara mereka. Selain itu juga mencegah adanya penyebaran Korona di kota Makkah dan Madinah. Kedua kota itu mendapatkan perhatian serius supaya terhindar dari segala ancaman wabah penyakit.

Peningkatan kewaspadaan terus digaungkan oleh pemerintah. Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah menghimbau, WNI yang berencana melakukan perjalanan ke luar negeri terutama Iran, Italia, dan Korea Selatan untuk meningkatkan kehati-hatian. Terutama, menyangkut kesehatan.

“Dan jangan mengunjungi daerah yang dilock down,” ujarnya kemarin.

Menurut dia, saat ini kondisi WNI di tiga negara tersebut terpantau baik. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di masing-masing negara sudah berkoordinasi dan mengirimkan bantuan untuk para WNI. “Di Korsel, KBRI bagikan masker juga,” ungkapnya.

Hal ini turut diamini oleh Susanti Mugi Lestari, 30, salah satu mahasiswi Indonesia di Daegu, Korea Selatan. Menurut dia, KBRI Seoul cukup sigap. Bantuan masker juga sudah dikirim. Selain itu, ada grup khusus yang dibuat untuk semua mahasiswa yang ada di Daegu, di 3 universitas.

“Selalu di update setiap harinya kalau misal butuh apa-apa. Untuk antisipasi juga kalau ada hal buruk terjadi,” tutur mahasiswi di Kyungpook National University, Daegu, Korea Selatan tersebut.

Bagi Santi, sapaan akrabnya, kondisi ini seperti mimpi buruk. Tak pernah terbayangkan olehnya bisa terjebak dalam situasi kegawatdaruratan ini. terlebih, di negara orang. “Kaget banget pas awal-awal,” ujarnya.

Pasalnya, di minggu-minggu awal, tak banyak kasus terjadi. Namun, kondisi tiba-tiba berubah drastis. Dalam satu hari bisa puluhan orang. “Kan horror ya. Tapi setelah tahu alasannya kenapa, jadi wajar gitu sih kenapa jadi banyak,” jelas perempuan asli Purwokerto, Jawa Tengah tersebut.

Melihat kondisi tersebut, orang tuanya sempat meminta dirinya kembali ke Tanah Air karena khawatir. Tapi Santi berhasil meyakinkan mereka bahwa kondisinya baik-baik saja. Selain itu, jadwal kuliah pun sudah dekat. Karenanya dia memutuskan tetap tinggal. “Selain itu, prosesnya agak ribet menurutku kalau pulang. Kayak harus isolasi diri selama 2 minggu, trus jadwal kuliah yg udah ditentuin juga waktu itu,” ungkapnya.

Memang, jadwal kuliah akhirnya diundur. Ada kebijakan dari kampus untuk meliburkan perkuliahan lebih lama. Dari yang harusnya masuk di tanggal 2 Maret 2020 menjadi 16 Maret 2020. Hal ini menyusul adanya kasus infeksi di wilayah kampus. Dari info yang diperolehnya, ada 16 orang terinfeksi SARS-CoV-2. Sehingga, beberapa gedung ditutup dan disterilisasi. “Jalan-jalan di dalam kampus juga, disterilisasi sama truk army gitu,” tuturnya.

Meski begitu, dia mengaku tetap safe selama di sana. Tak ada kekhawatiran berlebihan menghadapi wabah ini. Dia pun merasa untuk saat ini tak perlu ada opsi evakuasi. “Kalo dibilang takut ya takut, cuma kalau melihat gercepnya pemerintah sini dalam menangani pasien sama pelaksanaan deteksi, trus keterbukaan informasi ke semua pihak, jadi ngerasa safe aja,” papar Alumni Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut.

Selain itu, sosialisasi soal cara mengantisipasi wabah Covid-19 ini pun sudah sangat massif. Setiap orang akan mendapat sms setiap hari terkait informasi seputar virus SARS-CoV-2. Kuncinya, untuk sementara hindari keraimaian serta pola hidup sehat dan bersih. “Jaga kebersihan, makan seimbang, jaga imunitas tubuh, konsumsi lebih banyak vit c,” ujarnya.

Sama seperti di Indonesia, di awal-awal, sempat ada panic buying. Baik itu bahan makanan hingga masker. Namun, kondisi tersebut sudah mereda. Persediaan makanan sejauh ini masih aman. Pasar dan minimarket masih buka. Kemudian, ada kebijakan untuk mendapatkan masker di apotek dan beberapa toko khusus jumlahnya dibatasi. Setiap orang hanya boleh membeli 2 masker setiap minggu dan wajib menunjukkan kartu identitas.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan kembali saat ini instansinya mengerahkan kekuatan yang dibutuhkan pemerintah dalam menangani wabah korona. “Kita sedang menangani dampak dari mewabahnya Covid-19,” terang dia kepada para prajuritnya di Mabes TNI, Jakarta Timur kemarin (6/3). Dia memastikan bahwa personel dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI siap dikerahkan kapan pun dalam misi tersebut.

Menurut Hadi, semua langkah yang diambil oleh instansinya sudah sesuai dengan arahan dan kebijakan pemerintah. Selain itu, dia menyatakan bahwa mereka juga menggandeng negara lain. “Bekerja sama dengan berbagai negara,” imbuhnya. Mulai evakuasi ratusan WNI dari Wuhan, Tiongkok sampai evakuasi anak buah kapal World Dream, TNI terlibat. Terbaru, mereka sudah memindahkan ABK Diamond Princess.

Berdasar informasi yang diterima oleh Mabes TNI, ABK kapal pesiar tersebut sudah berada di Pulau Sebaru Kecil. Mereka sudah dipindahkan dari KRI dr Soeharso-990 pada Kamis sore (5/3). Sebelumnya, proses pemindahan puluhan WNI tersebut sempat terkendala cuaca. Karena itu, mereka langsung dipindahkan saat cuaca membaik. Mabes TNI memastikan, tidak ada kendala apa pun selama pemindahan dilakukan.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono juga turun langsung saat 68 ABK dari Diamond Princess dipindahkan. “Dievakuasi bersama sepuluh pendamping dari KRI dr Soeharso-990,” ungkap Yudo. Mengapa hanya 68 ABK Diamond Princess yang dipindahkan ke Pulau Sebaru Kecil? Yudo menyatakan bahwa satu ABK dibawa ke Jakarta.

Keputusan tersebut diambil lantaran hasil tes darah satu ABK tersebut masih belum meyakinkan. “Di bawa KRI dr Soeharso-990 menuju ke Jakarta guna penanganan yang lebih instensif di rumah sakit yang ditunjuk,” terangnya. Yudo memastikan bahwa fasilitas berikut sarana dan pra sarana yang ada di Pulau Sebaru Kecil sudah memadai untuk mengobeservasi 68 ABK Diamond Princess.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi menyatakan bahwa semua langkah yang dilakukan oleh intansinya terkait dengan wabah korona sudah sesuai ketentuan. “Kami berpedoman pada Inpres Bio Security,” tegasnya. Dia meyakinkan, pihaknya tidak akan keluar koridor. “Jadi, diminta atau tidak, kami lakukan apa yang harus kami lakukan berdasarkan inpres,” tambahnya. (byu/lyn/wan/mia/syn)

STERILISASI: Pemerintah Arab Saudi memberlakukan pembatasan akses di Masjidilharam terkait upaya sterilisasi mengantisipasi penyebaran virus Corona.
STERILISASI: Pemerintah Arab Saudi memberlakukan pembatasan akses di Masjidilharam terkait upaya sterilisasi mengantisipasi penyebaran virus Corona.

SUMUTPOS.CO – DUBES Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyampaikan pemberlakuan pembatasan akses di Masjidilharam. Pembatasan ini berlaku sejak Kamis (6/3) lalu. Tepatnya sesaat menjelang salat Ashar di Makkah atau malam hari waktu Indonesia.

Agus mengatakan ada enam ketentuan yang diberlakukan di Masjidilharam terkait dengan upaya sterilisasi mengantisipasi penyebaran virus Korona. ’’Penutupan jalur utama tawah di sekitar Kakbah dan lajur sa’i antara Safa dan Marwah,’’ katanya kemarin (6/3).

Ketentuan berikutnya adalah kegiatan salat hanya bisa dilakukan di dalam masjid. Tidak sampai di pelataran tawaf di dekat Kakbah. Seperti terlihat dalam pelaksanaan salat Jumat kemarinn

imam terlihat menempati posisi di lantai dua. Pada kondisi normal, imam maupun khatib menempati lokasi di pinggir Kakbah. Tepatnya di bawah pintu Kakbah.

Peraturan lainnya adalah penangguhan kegiatan ibadah umrah bagi jamaah asing maupun warga Saudi sendiri. ’’Orang yang berpakain ikhram tidak diperkenankan masuk ke Masjidilharam di kota Makkah dan Kawasan di sekitarnya,’’ kata Agus. Dia belum mengetahui kapan aturan larangan umrah ini dicabut.

Selain itu pemerintah Arab Saudi melarang pelaksanaan I’tikaf atau tidur-tiduran di dalam Masjidilharam. Masjidilharam ditutup mulai selepas salat Isya hingga satu jam sebelum salat Subuh. Selama beribadah di dalam Masjidilharam, jamaah juga dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Kemudian tempat-tempat minum air zam-zam yang tersebar di sejumlah titik dihentikan sementara.

Penutupan serupa juga dijalankan di Masjid Nabawi di Madinah. Agus menuturkan saat ini rata-rata jamaah umrah asal Indonesia sudah terkonsentrasi di Madinah. Kegiatan ibadah umrah mereka sudah selesai dikerjakan. Setelah diberlakukan penangguhan sementara perjalanan umrah ke Makkah dan ziarah ke Masjid Nabawi di Madinah, KBRI Riyadh mengeluarkan himbauan untuk WNI di sana.

’’KBRI Riyadh mengimbau seluruh WNI di Arab Saudi tidak melakukan perjalanan ke Makkah dan Madinah,’’ katanya. Selain itu WNI di Arab Saudi diperingatkan supaya hati-hati dalam menerima maupun menyebarkan informasi. Sebab jika terkena masalah penyebaran berita hoax, hukumannya cukup besar. Yakni mencapai 3 juta riyal atau setara Rp 11,4 miliar dan penjara lima tahun.

KBRI Riyadh menyampaikan bahwa upaya pemerintah Arab Saudi itu perlu dihargai. Sebab mereka bertujuan untuk membatasi penyebaran virus Korona di negara mereka. Selain itu juga mencegah adanya penyebaran Korona di kota Makkah dan Madinah. Kedua kota itu mendapatkan perhatian serius supaya terhindar dari segala ancaman wabah penyakit.

Peningkatan kewaspadaan terus digaungkan oleh pemerintah. Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah menghimbau, WNI yang berencana melakukan perjalanan ke luar negeri terutama Iran, Italia, dan Korea Selatan untuk meningkatkan kehati-hatian. Terutama, menyangkut kesehatan.

“Dan jangan mengunjungi daerah yang dilock down,” ujarnya kemarin.

Menurut dia, saat ini kondisi WNI di tiga negara tersebut terpantau baik. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di masing-masing negara sudah berkoordinasi dan mengirimkan bantuan untuk para WNI. “Di Korsel, KBRI bagikan masker juga,” ungkapnya.

Hal ini turut diamini oleh Susanti Mugi Lestari, 30, salah satu mahasiswi Indonesia di Daegu, Korea Selatan. Menurut dia, KBRI Seoul cukup sigap. Bantuan masker juga sudah dikirim. Selain itu, ada grup khusus yang dibuat untuk semua mahasiswa yang ada di Daegu, di 3 universitas.

“Selalu di update setiap harinya kalau misal butuh apa-apa. Untuk antisipasi juga kalau ada hal buruk terjadi,” tutur mahasiswi di Kyungpook National University, Daegu, Korea Selatan tersebut.

Bagi Santi, sapaan akrabnya, kondisi ini seperti mimpi buruk. Tak pernah terbayangkan olehnya bisa terjebak dalam situasi kegawatdaruratan ini. terlebih, di negara orang. “Kaget banget pas awal-awal,” ujarnya.

Pasalnya, di minggu-minggu awal, tak banyak kasus terjadi. Namun, kondisi tiba-tiba berubah drastis. Dalam satu hari bisa puluhan orang. “Kan horror ya. Tapi setelah tahu alasannya kenapa, jadi wajar gitu sih kenapa jadi banyak,” jelas perempuan asli Purwokerto, Jawa Tengah tersebut.

Melihat kondisi tersebut, orang tuanya sempat meminta dirinya kembali ke Tanah Air karena khawatir. Tapi Santi berhasil meyakinkan mereka bahwa kondisinya baik-baik saja. Selain itu, jadwal kuliah pun sudah dekat. Karenanya dia memutuskan tetap tinggal. “Selain itu, prosesnya agak ribet menurutku kalau pulang. Kayak harus isolasi diri selama 2 minggu, trus jadwal kuliah yg udah ditentuin juga waktu itu,” ungkapnya.

Memang, jadwal kuliah akhirnya diundur. Ada kebijakan dari kampus untuk meliburkan perkuliahan lebih lama. Dari yang harusnya masuk di tanggal 2 Maret 2020 menjadi 16 Maret 2020. Hal ini menyusul adanya kasus infeksi di wilayah kampus. Dari info yang diperolehnya, ada 16 orang terinfeksi SARS-CoV-2. Sehingga, beberapa gedung ditutup dan disterilisasi. “Jalan-jalan di dalam kampus juga, disterilisasi sama truk army gitu,” tuturnya.

Meski begitu, dia mengaku tetap safe selama di sana. Tak ada kekhawatiran berlebihan menghadapi wabah ini. Dia pun merasa untuk saat ini tak perlu ada opsi evakuasi. “Kalo dibilang takut ya takut, cuma kalau melihat gercepnya pemerintah sini dalam menangani pasien sama pelaksanaan deteksi, trus keterbukaan informasi ke semua pihak, jadi ngerasa safe aja,” papar Alumni Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut.

Selain itu, sosialisasi soal cara mengantisipasi wabah Covid-19 ini pun sudah sangat massif. Setiap orang akan mendapat sms setiap hari terkait informasi seputar virus SARS-CoV-2. Kuncinya, untuk sementara hindari keraimaian serta pola hidup sehat dan bersih. “Jaga kebersihan, makan seimbang, jaga imunitas tubuh, konsumsi lebih banyak vit c,” ujarnya.

Sama seperti di Indonesia, di awal-awal, sempat ada panic buying. Baik itu bahan makanan hingga masker. Namun, kondisi tersebut sudah mereda. Persediaan makanan sejauh ini masih aman. Pasar dan minimarket masih buka. Kemudian, ada kebijakan untuk mendapatkan masker di apotek dan beberapa toko khusus jumlahnya dibatasi. Setiap orang hanya boleh membeli 2 masker setiap minggu dan wajib menunjukkan kartu identitas.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan kembali saat ini instansinya mengerahkan kekuatan yang dibutuhkan pemerintah dalam menangani wabah korona. “Kita sedang menangani dampak dari mewabahnya Covid-19,” terang dia kepada para prajuritnya di Mabes TNI, Jakarta Timur kemarin (6/3). Dia memastikan bahwa personel dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI siap dikerahkan kapan pun dalam misi tersebut.

Menurut Hadi, semua langkah yang diambil oleh instansinya sudah sesuai dengan arahan dan kebijakan pemerintah. Selain itu, dia menyatakan bahwa mereka juga menggandeng negara lain. “Bekerja sama dengan berbagai negara,” imbuhnya. Mulai evakuasi ratusan WNI dari Wuhan, Tiongkok sampai evakuasi anak buah kapal World Dream, TNI terlibat. Terbaru, mereka sudah memindahkan ABK Diamond Princess.

Berdasar informasi yang diterima oleh Mabes TNI, ABK kapal pesiar tersebut sudah berada di Pulau Sebaru Kecil. Mereka sudah dipindahkan dari KRI dr Soeharso-990 pada Kamis sore (5/3). Sebelumnya, proses pemindahan puluhan WNI tersebut sempat terkendala cuaca. Karena itu, mereka langsung dipindahkan saat cuaca membaik. Mabes TNI memastikan, tidak ada kendala apa pun selama pemindahan dilakukan.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono juga turun langsung saat 68 ABK dari Diamond Princess dipindahkan. “Dievakuasi bersama sepuluh pendamping dari KRI dr Soeharso-990,” ungkap Yudo. Mengapa hanya 68 ABK Diamond Princess yang dipindahkan ke Pulau Sebaru Kecil? Yudo menyatakan bahwa satu ABK dibawa ke Jakarta.

Keputusan tersebut diambil lantaran hasil tes darah satu ABK tersebut masih belum meyakinkan. “Di bawa KRI dr Soeharso-990 menuju ke Jakarta guna penanganan yang lebih instensif di rumah sakit yang ditunjuk,” terangnya. Yudo memastikan bahwa fasilitas berikut sarana dan pra sarana yang ada di Pulau Sebaru Kecil sudah memadai untuk mengobeservasi 68 ABK Diamond Princess.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi menyatakan bahwa semua langkah yang dilakukan oleh intansinya terkait dengan wabah korona sudah sesuai ketentuan. “Kami berpedoman pada Inpres Bio Security,” tegasnya. Dia meyakinkan, pihaknya tidak akan keluar koridor. “Jadi, diminta atau tidak, kami lakukan apa yang harus kami lakukan berdasarkan inpres,” tambahnya. (byu/lyn/wan/mia/syn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/