30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Puncak Haji, Hujan Mengguyur Makkah

Kriteria CJH yang Dipangkas akan Diubah
Kriteria CJH yang Dipangkas akan Diubah

Kondisi Kota Makkah setalah seluruh jamaah dari berbagai penjuru dunia tiba, kini benar-benar padat. Beberapa akses protokol di kota penuh kendaraan. Terlebih, ada penutupan sejumlah ruas jelang puncak ibadah haji pada Senin (14/10) nanti. Di antaranya, akses menuju ke kawasan Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina) yang menjadi lokasi puncak rukun Islam kelima itu.

Kedatangan jutaan jamaah pasca ketetapan closing date kemarin (9/10), juga membuat petugas lebih intensif melakukan razia terhadap para pengguna jalan. Sepanjang perjalanan dari Madinah, kendaraan Jawa Pos bersama tim media center haji (MCH) harus melalui pemeriksaan hingga lima kali.

Eskalasi kepadatan juga tampak di area Masjidilharam. Kini, praktis 24 jam kondisi Masjidilharam dipenuhi lautan manusia. Terutama di area tawaf dan sai. Beruntung kepadatan itu agak sedikit mencair. Sebab, area untuk pelaksanaan tawaf bertambah lagi. Mulai kemarin, lantai 3 Masjidilharam juga sudah nyambung sehingga bisa dipakai untuk tawaf.” Beberapa hari sebelumnya, lantai 2 juga bisa dimanfaatkan.

Sementara itu, Rabu petang Waktu Arab Saudi (WAS) atau WIB, hujan cukup deras mengguyur Kota Makkah. Hujan itu seolah menjadi berkah bagi sebagian jamaah. Maklum, sudah beberapa bulan terakhir, cuaca di Makkah sangat panas. Suhu tertinggi bisa mencapai 49 derajat Celcius.

Namun demikian, hujan itu juga membuat beberapa tenda di Arafah yang menjadi tempat wukuf ambruk. Termasuk tenda di maktab yang ditempati jamaah asal Indonesia. Di antaranya tenda di Maktab 18. “Selama ini sangat jarang hujan di sana (Arafah). Kebetulan tendanya itu apa adanya dan pemasangannya juga seadanya,” kata Direktur Pelayanan Haji Kemenag RI Sri Ilham Lubis. ”

Buntut insiden itu, sambung Sri Ilham, Kantor Urusan Haji Indonesia akan mempertanyakan kepada muasassah atau badan perusahaan pengelolaan haji. Kata dia, turunnya hujan itu akan menjadi masukan berharga bagi Muasasah. Mereka bisa melakukan antisipasi jika nanti turun hujan kembali. “Kita berharap sebelum kedatangan jamaah tenda-tenda itu bias kembali berdiri lagi,” tuturnya.

Guyuran air hujan itu juga bisa diambil hikmah tersendiri bag para jamaah. Mereka dapat “mempersiapkan diri sejak awal sebelum memulai proses ibadah haji di Armina. Misalnya, dengan membawa payung atau jas hujan. “Ini untuk antisipasi. Saat berada di tenda dan melindungi diri agar tidak terkena hujan,” ujar perempuan berdarah Mesir itu. (hud)

Kriteria CJH yang Dipangkas akan Diubah
Kriteria CJH yang Dipangkas akan Diubah

Kondisi Kota Makkah setalah seluruh jamaah dari berbagai penjuru dunia tiba, kini benar-benar padat. Beberapa akses protokol di kota penuh kendaraan. Terlebih, ada penutupan sejumlah ruas jelang puncak ibadah haji pada Senin (14/10) nanti. Di antaranya, akses menuju ke kawasan Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina) yang menjadi lokasi puncak rukun Islam kelima itu.

Kedatangan jutaan jamaah pasca ketetapan closing date kemarin (9/10), juga membuat petugas lebih intensif melakukan razia terhadap para pengguna jalan. Sepanjang perjalanan dari Madinah, kendaraan Jawa Pos bersama tim media center haji (MCH) harus melalui pemeriksaan hingga lima kali.

Eskalasi kepadatan juga tampak di area Masjidilharam. Kini, praktis 24 jam kondisi Masjidilharam dipenuhi lautan manusia. Terutama di area tawaf dan sai. Beruntung kepadatan itu agak sedikit mencair. Sebab, area untuk pelaksanaan tawaf bertambah lagi. Mulai kemarin, lantai 3 Masjidilharam juga sudah nyambung sehingga bisa dipakai untuk tawaf.” Beberapa hari sebelumnya, lantai 2 juga bisa dimanfaatkan.

Sementara itu, Rabu petang Waktu Arab Saudi (WAS) atau WIB, hujan cukup deras mengguyur Kota Makkah. Hujan itu seolah menjadi berkah bagi sebagian jamaah. Maklum, sudah beberapa bulan terakhir, cuaca di Makkah sangat panas. Suhu tertinggi bisa mencapai 49 derajat Celcius.

Namun demikian, hujan itu juga membuat beberapa tenda di Arafah yang menjadi tempat wukuf ambruk. Termasuk tenda di maktab yang ditempati jamaah asal Indonesia. Di antaranya tenda di Maktab 18. “Selama ini sangat jarang hujan di sana (Arafah). Kebetulan tendanya itu apa adanya dan pemasangannya juga seadanya,” kata Direktur Pelayanan Haji Kemenag RI Sri Ilham Lubis. ”

Buntut insiden itu, sambung Sri Ilham, Kantor Urusan Haji Indonesia akan mempertanyakan kepada muasassah atau badan perusahaan pengelolaan haji. Kata dia, turunnya hujan itu akan menjadi masukan berharga bagi Muasasah. Mereka bisa melakukan antisipasi jika nanti turun hujan kembali. “Kita berharap sebelum kedatangan jamaah tenda-tenda itu bias kembali berdiri lagi,” tuturnya.

Guyuran air hujan itu juga bisa diambil hikmah tersendiri bag para jamaah. Mereka dapat “mempersiapkan diri sejak awal sebelum memulai proses ibadah haji di Armina. Misalnya, dengan membawa payung atau jas hujan. “Ini untuk antisipasi. Saat berada di tenda dan melindungi diri agar tidak terkena hujan,” ujar perempuan berdarah Mesir itu. (hud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/