Site icon SumutPos

Sekujur Tubuh Dara Cantik Ini Memar dan Ia Menangis Darah

Linnie Ikeda
Linnie Ikeda

HAWAII, SUMUTPOS.CO – Linnie Ikeda, 24, dara cantik asal Hawaii menderita penyakit aneh sejak usia 18 tahun. Dokter dan ahli medis di Amerika Serikat sampai saat ini masih kebingungan menjelaskan bagaimana seluruh tubuh korban memar secara spontan. Bahkan yang mengejutkan para medis adalah ketika kondisi korban mulai memburuk, pendarahan tak terkendali yang mengalir dari mata dan mulutnya sekitar dua tahun kemudian.

Untuk kasus memar yang dialaminya, dokter mendiagnosanya sebagai Gardner Diamond Syndrome, yang dapat dijelaskan sebagai sebuah penyakit langka yang menyebabkan memar yang menyakitkan pada lengan, kaki, tubuh dan wajah pasien.
Menurut National Institutes of Health, kondisi ini mempengaruhi sebagian besar orang-orang yang menderita kecemasan atau stres. Namun, perdarahan yang dialami nona Ikeda tetap misteri.
Pada tahun 2010, lidahnya “retak” di tengah dan berdarah. Untuk menghentikan pendarahan, dia menjalani 11 kali operasi dan dengan tujuh kali transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang saat kejadian, seperti dilaporkan Yahoo News.
Kondisinya memburuk ketika matanya mulai berdarah secara spontan saat dia tidur di malam hari. Ibu Ikeda yang membangunkannya begitu terkejut mendapati anak gadisnya ini berlumuran darah di wajahnya, dan itu terjadi setiap kali membangunkan dia.
Dalam sebuah wawancara video, Ikeda mengatakan: “Ketika berdarah, rasanya tidak ada yang salah. Itu (memang) mengarah ke perdarahan.”  Ikeda mengatakan, ia selalu akan merasa ada peningkatan tekanan di  matanya, yang kemudian akan menjadi bengkak setiap kali sebelum matanya berdarah.
Hawaii News Now melaporkan bahwa wanita muda itu telah berupaya menemui banyak dokter untuk mencoba mengurangi penderitaannya. Sudah 30 orang dokter yang ia kunjungi, namun belum satu pun yang mampu mendiagnosa penyakitnya, apatah lagi mengobatinya.

Kendati menderita,  Ikeda ternyata juga kerap menggoda setiap kali orang lain melihat kondisinya. Dia pun coba berkelakar dengan menceritakan keadaannya begitu karena disakiti oleh seseorang.
Bahkan ia juga meledek ke arah dirinya sendiri: “Gadis itu aneh, aku tidak ingin berada di dekatnya Bagaimana jika penyakitnya menular?”

Dia menambahkan: “Ini perjuangan, saya hanya hidup untuk bagaimana dapat bertahan hidup setiap hari.”
Setelah berjuang  mengatasi dan mencoba akrab dengan efek pendarahan yang dideritanya selama bertahun-tahun,  Ikeda pun berbagi kisahnya dengan harapan kelak  menemukan ahli yang mampu mendiagnosis kondisinya, dengan harapan itu berguna bagi orang lain yang boleh jadi berada dalam penderitaan yang sama seperti dia, namun memendamnya dalam diam.(asiaone/ray/jpnn)

Exit mobile version