30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

4 Reaktor Nuklir Ditutup

TOKYO – Perusahan operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Daiichi, Jepang akhirnya menyerah dan mengumumkan reaktor 1 sampai dengan 4 tidak bisa dikendalikan, sehingga harus ditutup

Enam reaktor nuklir yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami 11 Maret lalu, tidak bisa lagi dibenahi dalam tiga pekan terakhir. Sedangkan, reaktor 5 sampai dengan 6 akan dibahas dengan masyarakat lokal.
Menteri Sekreataris Kabinet, Yukio Edano menyatakan, para ahli tengah membahas kemungkinan untuk menyelimuti bangunan reaktor di PLTN Daiichi dengan material khusus. Tujuannya untuk menghentikan penyebaran paparan radioaktif.

Kemarin, pemerintah meminta agar Tepco segera memberlakukan langkah-langkah baru untuk pengamanan. Langkah-langkah yang harus diselesaikan pada akhir April tersebut diantaranya, mempersiapkan cadangan listrik, jika terjadi kekurangan pasokan. Selain itu, perusahaan operator juga harus menyiagakan armada pemadam kebakaran setiap waktu untuk memastikan proses pendinginan dua reaktor yang tersisa.
Menteri Perekonimian, Perdagangan, dan Industri Banri Kaieda menyatakan, pemberlakuan langkah-langkah tersebut bukan berarti operasional PLTN harus dihentikan.

Sementara itu, setelah dikabarkan cuti karena sakit,  Presiden Tepco Masataka Shimizu dilaporkan dirawat di rumah sakit karena tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Beberapa jam kemudian, direktur Tepco Tsunehisa Katsumata, untuk kali pertama berbicara kepada wartawan untuk memberi keterangan tentang kondisi terakhir.  Tingkat radiasi tertinggi yang ditemukan dalam air laut di Fukushima adalah indikasi paling kuat yang tercemari radioaktif sudah bocor ke laut.

Badan Pengawas Nuklir Jepang menyatakan tingkat radiasi belum membahayakan bagi produk-produk kelautan. Meski demikian, temuan baru tersebut akan menambah kekhawatiran keamanan produk makanan laut Jepang dan reputasinya di luar negeri.

Katsumata menambahkan, Tepco belum berhasil mendinginkan sejumlah reaktor yang rusak. Namun pihaknya berjanji akan melakukan tindakan maksimal untuk membuatnya stabil. Dia kemudian menegaskan bahwa reaktor 1-4 memang harus ditutup demi kepentingan bersama.

Katsumata secara tegas menyatakan, tengah menyiapkan kompensasi bagi mereka yang dirugikan akibat kebocoran radiasi. Dia juga meminta maaf atas ketidaknyamanan akibat pemadaman listrik bergilir untuk menyesuaikan dengan terbatasnya pasokan.

Sejak bencana alam merusak PLTN, para pekerja dan teknisi berupaya untuk mendinginkan pusat reaktor dengan air laut. Namun upaya tersebut gagal menghentikan kebocoran radioaktif. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan menyatakan, negara dalam keadaan darurat penuh.

Air laut dekat Fukushima Daiichi telah mencapai tingkat radiasi lebih tinggi dari laporan sebelumnya. Data terbaru menunjukkan air laut di dekat reaktor nomor 1,  sekitar 300 meter dari bibir pantai mengandung radioaktif iodin 3.355 kali lebih tinggi dari batas normal. Sampel yang diambil sebelumnya menunjukkan angka 1.850 kali. Jauh lebih rendah, tapi masih di batas tinggi dari ingkat radioaktif  ditemukan di air laut di 16 kilometer ke selatan. (cak/jpnn)
“Kandungan iodine 131 sudah hampir membahayakan (kehidupan bawah laut) dalam delapan hari terakhir,” Hidehiko Nishiyama, deputi direktur jenderal Badan Pengawas Nuklir Jepang dalam sebuah jumpa pers seperti dilansir Agence France Presse. (cak/jpnn)

TOKYO – Perusahan operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Daiichi, Jepang akhirnya menyerah dan mengumumkan reaktor 1 sampai dengan 4 tidak bisa dikendalikan, sehingga harus ditutup

Enam reaktor nuklir yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami 11 Maret lalu, tidak bisa lagi dibenahi dalam tiga pekan terakhir. Sedangkan, reaktor 5 sampai dengan 6 akan dibahas dengan masyarakat lokal.
Menteri Sekreataris Kabinet, Yukio Edano menyatakan, para ahli tengah membahas kemungkinan untuk menyelimuti bangunan reaktor di PLTN Daiichi dengan material khusus. Tujuannya untuk menghentikan penyebaran paparan radioaktif.

Kemarin, pemerintah meminta agar Tepco segera memberlakukan langkah-langkah baru untuk pengamanan. Langkah-langkah yang harus diselesaikan pada akhir April tersebut diantaranya, mempersiapkan cadangan listrik, jika terjadi kekurangan pasokan. Selain itu, perusahaan operator juga harus menyiagakan armada pemadam kebakaran setiap waktu untuk memastikan proses pendinginan dua reaktor yang tersisa.
Menteri Perekonimian, Perdagangan, dan Industri Banri Kaieda menyatakan, pemberlakuan langkah-langkah tersebut bukan berarti operasional PLTN harus dihentikan.

Sementara itu, setelah dikabarkan cuti karena sakit,  Presiden Tepco Masataka Shimizu dilaporkan dirawat di rumah sakit karena tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Beberapa jam kemudian, direktur Tepco Tsunehisa Katsumata, untuk kali pertama berbicara kepada wartawan untuk memberi keterangan tentang kondisi terakhir.  Tingkat radiasi tertinggi yang ditemukan dalam air laut di Fukushima adalah indikasi paling kuat yang tercemari radioaktif sudah bocor ke laut.

Badan Pengawas Nuklir Jepang menyatakan tingkat radiasi belum membahayakan bagi produk-produk kelautan. Meski demikian, temuan baru tersebut akan menambah kekhawatiran keamanan produk makanan laut Jepang dan reputasinya di luar negeri.

Katsumata menambahkan, Tepco belum berhasil mendinginkan sejumlah reaktor yang rusak. Namun pihaknya berjanji akan melakukan tindakan maksimal untuk membuatnya stabil. Dia kemudian menegaskan bahwa reaktor 1-4 memang harus ditutup demi kepentingan bersama.

Katsumata secara tegas menyatakan, tengah menyiapkan kompensasi bagi mereka yang dirugikan akibat kebocoran radiasi. Dia juga meminta maaf atas ketidaknyamanan akibat pemadaman listrik bergilir untuk menyesuaikan dengan terbatasnya pasokan.

Sejak bencana alam merusak PLTN, para pekerja dan teknisi berupaya untuk mendinginkan pusat reaktor dengan air laut. Namun upaya tersebut gagal menghentikan kebocoran radioaktif. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan menyatakan, negara dalam keadaan darurat penuh.

Air laut dekat Fukushima Daiichi telah mencapai tingkat radiasi lebih tinggi dari laporan sebelumnya. Data terbaru menunjukkan air laut di dekat reaktor nomor 1,  sekitar 300 meter dari bibir pantai mengandung radioaktif iodin 3.355 kali lebih tinggi dari batas normal. Sampel yang diambil sebelumnya menunjukkan angka 1.850 kali. Jauh lebih rendah, tapi masih di batas tinggi dari ingkat radioaktif  ditemukan di air laut di 16 kilometer ke selatan. (cak/jpnn)
“Kandungan iodine 131 sudah hampir membahayakan (kehidupan bawah laut) dalam delapan hari terakhir,” Hidehiko Nishiyama, deputi direktur jenderal Badan Pengawas Nuklir Jepang dalam sebuah jumpa pers seperti dilansir Agence France Presse. (cak/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/