29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Frigid, Gangguan Arousal Pada Wanita

MEDAN – Salah satu gangguan seksual yang cukup sering dihadapi wanita adalah Frigid, atau yang biasa disebut sebagai disorder aurosal.

Penelitian menyebutkan, rata- rata jumlah wanita penderita gangguan ini sebanyak 10 hingga 20 persen dan dalam katagori gangguan seksual, gangguan terbanyak adalah disorder arousal, sekitar 40 hingga 60 persen.

Gangguan arousal yaitu wanita tidak memberikan respon fisik atas stimulasi seksual. “Intinya, bila wanita sudah dicumbui tetapi vagina tidak mengeluarkan cairan (lubrikasi), dan kejadian ini secara terus menerus atau berulang, maka ini bisa dikatakan frigid,” ujar dr Ferry Chandra Sitepu.

Dokter yang berpraktek di On Clinic Women yang berada di Gedung Mandiri Lantai 7 ini menyatakan, banyak faktor yang mengakibatkan wanita menderita gangguan ini. Seperti faktor psikis, organik, dan campuran. “Kalau organik karena testiteronnya yang rendah, padahal testoteron ini yang penting dalam menimbulkan hasrat seks,” tambahnya. Atau juga bisa diakibatkan oleh penyakit, seperti jantung, diabetes, dan lainnya.

Sedangkan dalam faktor psikis, dikarenakan pengalaman masa lalu. “Misalnya, wanita mendapatkan pasangannya selingkuh, atau trauma yang membuat dirinya malas, nah, ini bisa menganggu kehidupan dalam berumah tangga,” tambahnya. Sedangkan faktor campuran, merupakan kolaborasi ke dua faktor sebelumnya, yaitu psikis dan organik.

Saat ini, ilmu pengetahuan telah mengelompokkan frigid, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. “Kalau sekunder mulai dari awal pernikahan memang sudah tidak memiliki hasrat seksual, sedangkan yang sekunder awalnya biasa, kemudian secara tiba-tiba kehilangan hasrat,” ungkapnya.

Karena itu, salah satu yang harus dilakukan wanita adalah menghindari tekanan yang dapat membuatnya stres dan menghindari stres. “Kalau wanita stres atau memiliki aktivitas tinggi akan meningkatkan hormon kortisul, dan hormon ini menghambat testeron yang paling penting untuk menimbulkan hasrat bercinta,” tambahnya.

Untuk mengindari gangguan arousal ini, salah satu cara yang dilakukan wanita adalah melalui pendidikan seks, dimana mitos negatif seputar seks dapat dibuang, mandi air hangat, tidur cukup dan positif thinking. “Mandi dengan air hangat dapat merelaksasikan otot. Ini yang penting bagi wanita,” tutupnya.

Pada umumnya, frigid ini tidak akan disadari oleh wanita, tetapi bila tidak ditindak lanjuti akan merusak hubungan dengan pasangan. “Lelaki juga tidak mau bercinta dengan wanita yang tidak beraktivitas. Karena itu, frigid ini bisa merusak hubungan wanita dan suami. Karena psikis si pria yang akan menjadi rusak,” tutupnya. (ram)

MEDAN – Salah satu gangguan seksual yang cukup sering dihadapi wanita adalah Frigid, atau yang biasa disebut sebagai disorder aurosal.

Penelitian menyebutkan, rata- rata jumlah wanita penderita gangguan ini sebanyak 10 hingga 20 persen dan dalam katagori gangguan seksual, gangguan terbanyak adalah disorder arousal, sekitar 40 hingga 60 persen.

Gangguan arousal yaitu wanita tidak memberikan respon fisik atas stimulasi seksual. “Intinya, bila wanita sudah dicumbui tetapi vagina tidak mengeluarkan cairan (lubrikasi), dan kejadian ini secara terus menerus atau berulang, maka ini bisa dikatakan frigid,” ujar dr Ferry Chandra Sitepu.

Dokter yang berpraktek di On Clinic Women yang berada di Gedung Mandiri Lantai 7 ini menyatakan, banyak faktor yang mengakibatkan wanita menderita gangguan ini. Seperti faktor psikis, organik, dan campuran. “Kalau organik karena testiteronnya yang rendah, padahal testoteron ini yang penting dalam menimbulkan hasrat seks,” tambahnya. Atau juga bisa diakibatkan oleh penyakit, seperti jantung, diabetes, dan lainnya.

Sedangkan dalam faktor psikis, dikarenakan pengalaman masa lalu. “Misalnya, wanita mendapatkan pasangannya selingkuh, atau trauma yang membuat dirinya malas, nah, ini bisa menganggu kehidupan dalam berumah tangga,” tambahnya. Sedangkan faktor campuran, merupakan kolaborasi ke dua faktor sebelumnya, yaitu psikis dan organik.

Saat ini, ilmu pengetahuan telah mengelompokkan frigid, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. “Kalau sekunder mulai dari awal pernikahan memang sudah tidak memiliki hasrat seksual, sedangkan yang sekunder awalnya biasa, kemudian secara tiba-tiba kehilangan hasrat,” ungkapnya.

Karena itu, salah satu yang harus dilakukan wanita adalah menghindari tekanan yang dapat membuatnya stres dan menghindari stres. “Kalau wanita stres atau memiliki aktivitas tinggi akan meningkatkan hormon kortisul, dan hormon ini menghambat testeron yang paling penting untuk menimbulkan hasrat bercinta,” tambahnya.

Untuk mengindari gangguan arousal ini, salah satu cara yang dilakukan wanita adalah melalui pendidikan seks, dimana mitos negatif seputar seks dapat dibuang, mandi air hangat, tidur cukup dan positif thinking. “Mandi dengan air hangat dapat merelaksasikan otot. Ini yang penting bagi wanita,” tutupnya.

Pada umumnya, frigid ini tidak akan disadari oleh wanita, tetapi bila tidak ditindak lanjuti akan merusak hubungan dengan pasangan. “Lelaki juga tidak mau bercinta dengan wanita yang tidak beraktivitas. Karena itu, frigid ini bisa merusak hubungan wanita dan suami. Karena psikis si pria yang akan menjadi rusak,” tutupnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/