25 C
Medan
Thursday, December 12, 2024
spot_img

Kisah Ibu Budi, UMKM Kuliner Sukses dari Batang Toru

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Siapa sangka, pelaku usaha kecil-kecilan yang berawal dari dapur rumah sederhana menjelma menjadi pelaku usaha kuliner yang sukses. Dialah Budi Widia Wati yang akrab disapa Ibu Budi, warga Desa Telo, Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Dengan keluletan niat dan tangan cekatannya, ia mampu menjadikan jajanan tradisional menjadi ladang uang yang menjanjikan.

Untuk sampai ke titik saat ini perjuangan Ibu Budi tidak mudah. Sama dengan kebanyakan UMKM lainnya, ia menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari pengetahuan mengenai manajemen usaha hingga kesulitan dalam memasarkan produk. Namun, titik balik terjadi saat ia menjadi UMKM binaan PT Agincourt Resouces (PTAR).

Selama menjadi binaan, Ibu Budi mendapatkan dukungan yang sangat komperhensif dari pengelola Tambang Emas Martabe itu. Mulai dari pelatihan peningkatan kualitas prouk, manajeman usaha, pemasaran, bahkan PTAR juga membantu dalam urusan perizinan serta penyediaan alat produksi yang lebih modern.

Sekarang usahanya telah berkembang sangat pesat. Produk-produk yang awalnya hanya dikenal oleh masyarakat sekitar Desa Telo, kini telah merambah ke pasar yang lebih luas. Dalam sebulan Ibu budi mampu memproduksi hingga 3.000 snack box dengan omzet hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya.

“Dulu produk-produk saya itu banyak diragukan, setelah saya mendapatkan perizinan, pelatihan dan juga bantuan promosi pemasaran dari PTAR, kiniproduk saya semakin mendapat kepercayaan dari konsumen,” ujarnya.

Berkat dukungan ini, Ibu Budi kini mampu memberikan penghidupan yang layak kepada keluarganya. Dengan berdagang jajanan tradisional sekarang dia mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Lebih dari itu, kini ia telah mampu mambuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

“Saya tidak pernah berpikir akan sejauh ini bisa membuka lapangan pekerjaan, mendapatkan ilmu saja saya sudah sangat bersyukur. Alhamdulillah anak-anak saya telah lulus sarjana berkat meningkatnya ekonomi dalam keluarga saya,” ugkapnya.

Setelah merasakan manfaat dari program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat PTAR, Ibu Budi berharap agarlebih banyak lagi pelatihan dan dukungan yang diberikan kepada masyarakat lainagar para UMKM lokal dapat megembangkan usaha mereka diberbagai bidang.

“Saya yakindengan semakin banyaknya warga mendapatkan kesempatan untuk pengembangan usaha mereka, perekonomian di daerah akan semakin meningkat dan berguna untuk generasi mendatang,” ujarnya.

Keberhasilan Ibu Budi membuktikan bahwa UMKM lokal juga dapat bersaing dan memiliki potensi untuk berkembang di pasar yang lebih luas. Dengan dukungan dari berbagai pihak, UMKM lokal juga dapat tumbuh menjadi kuat dan berkontribusi dalam peningkatan ekonomi daerah.

“Jangan mudah menyerah pada keadaan. Dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, kita pasti bisa meraih kesuksesan,” tambahnya. (dek)

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Siapa sangka, pelaku usaha kecil-kecilan yang berawal dari dapur rumah sederhana menjelma menjadi pelaku usaha kuliner yang sukses. Dialah Budi Widia Wati yang akrab disapa Ibu Budi, warga Desa Telo, Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Dengan keluletan niat dan tangan cekatannya, ia mampu menjadikan jajanan tradisional menjadi ladang uang yang menjanjikan.

Untuk sampai ke titik saat ini perjuangan Ibu Budi tidak mudah. Sama dengan kebanyakan UMKM lainnya, ia menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari pengetahuan mengenai manajemen usaha hingga kesulitan dalam memasarkan produk. Namun, titik balik terjadi saat ia menjadi UMKM binaan PT Agincourt Resouces (PTAR).

Selama menjadi binaan, Ibu Budi mendapatkan dukungan yang sangat komperhensif dari pengelola Tambang Emas Martabe itu. Mulai dari pelatihan peningkatan kualitas prouk, manajeman usaha, pemasaran, bahkan PTAR juga membantu dalam urusan perizinan serta penyediaan alat produksi yang lebih modern.

Sekarang usahanya telah berkembang sangat pesat. Produk-produk yang awalnya hanya dikenal oleh masyarakat sekitar Desa Telo, kini telah merambah ke pasar yang lebih luas. Dalam sebulan Ibu budi mampu memproduksi hingga 3.000 snack box dengan omzet hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya.

“Dulu produk-produk saya itu banyak diragukan, setelah saya mendapatkan perizinan, pelatihan dan juga bantuan promosi pemasaran dari PTAR, kiniproduk saya semakin mendapat kepercayaan dari konsumen,” ujarnya.

Berkat dukungan ini, Ibu Budi kini mampu memberikan penghidupan yang layak kepada keluarganya. Dengan berdagang jajanan tradisional sekarang dia mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Lebih dari itu, kini ia telah mampu mambuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

“Saya tidak pernah berpikir akan sejauh ini bisa membuka lapangan pekerjaan, mendapatkan ilmu saja saya sudah sangat bersyukur. Alhamdulillah anak-anak saya telah lulus sarjana berkat meningkatnya ekonomi dalam keluarga saya,” ugkapnya.

Setelah merasakan manfaat dari program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat PTAR, Ibu Budi berharap agarlebih banyak lagi pelatihan dan dukungan yang diberikan kepada masyarakat lainagar para UMKM lokal dapat megembangkan usaha mereka diberbagai bidang.

“Saya yakindengan semakin banyaknya warga mendapatkan kesempatan untuk pengembangan usaha mereka, perekonomian di daerah akan semakin meningkat dan berguna untuk generasi mendatang,” ujarnya.

Keberhasilan Ibu Budi membuktikan bahwa UMKM lokal juga dapat bersaing dan memiliki potensi untuk berkembang di pasar yang lebih luas. Dengan dukungan dari berbagai pihak, UMKM lokal juga dapat tumbuh menjadi kuat dan berkontribusi dalam peningkatan ekonomi daerah.

“Jangan mudah menyerah pada keadaan. Dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, kita pasti bisa meraih kesuksesan,” tambahnya. (dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/