29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pedagang Sutomo Pindah ke Jalan Thamrin

NYARIS: Petugas dan pegangan nyaris bentrok di Jalan Thamrin (kanan), Selasa (31/3) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB
NYARIS: Petugas dan pegangan nyaris bentrok di Jalan Thamrin (kanan), Selasa (31/3) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Petugas gabungan yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, Polri nyaris bentrok dengan pedagang sayur mayur di Jalan Thamrin, Selasa (31/3) sekitar pukul 04.00 WIB. Pasalnya, setelah dilarang berjualan di Jalan Sutomo, mereka milih berdagang di Jalan Thamrin.

Pedagang sayuran yang didominasi para ibu paruh baya itu kecewa karena tidak diizinkan oleh petugas gabungan masuk ke seputaran Jalan Sutomo tiga hari secara berturut-turut. Ketegangan pun tidak dapat terhindari, pedagang yang memaksa masuk sempat memaki dan mencibir para petugas yang memblokade Jalan Thamrin simpang Jalan Sei Kera.

Dengan menggunakan mobil serta becak yang telah terisi sayuran, pedagang mencoba menerobos kerumunan petugas yang mencoba menghalang-halangi.

Pedagang merasa terdesak. Sebab, apabila sayuran tidak dibongkar muat akan cepat membusuk sehingga tidak dapat dijual kembali. “Jalan Thamrin akan kami blokir apabila kami tidak diperkenankan berjualan kembali,” teriak salah seorang wanita paruh baya yang tidak sempat ditanyakan namanya itu.

Wanita itu pun sempat memelas kepada petugas agar diberikan kesempatan untuk berjualan kembali agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Tolonglah Pak, izinkan kami berjualan hari ini. Kami ini semua orang susah. Kalau kami tidak berjualan lagi, sayur-mayur kami akan busuk, siapa yang bertanggung jawab,” katanya memelas.

Kasatpol PP, M Sofyan dan Direktur Operasional PD Pasar, Soleman Harahap mencoba mengajak para pedagang berdialog sekaligus menanyakan mengapa mereka tidak mau berjualan di Pasar Induk. Rata-rata jawaban para pedagang, mereka tidak sanggup untuk membayar biaya tempat berjualan yang dinilai terlalu tinggi.

“Di samping biaya tempat yang sangat tinggi, kami juga merasa keberatan karena biaya masuk sampai bongkar muat sampai Rp150 ribu. Sedangkan di Jalan Sutomo, kami hanya mengeluarkan biaya Rp.25.000. Kalau pun ada kawan-kawan kami yang dapat kios, mereka pun tidak dapat berjualan. Sebab, kiosnya sangat kecil sehingga tidak dapat  menampung barang-barang,” jelas seorang ibu berpostur gempal.

Sofyan berusaha memberi penjelasan dan menyarankan para pedagang berjualan di Pasar Induk. Namun para pedagang tidak terima, mereka emosi dan kemudian memblokir Jalan Thamrin dengan memarkirkan mobil pikap dan becak barang bermotor di tengah jalan.

Bersamaan itu para pedagang lainnya langsung menurunkan dagangannya. Aksi ini membuat tim gabungan kewalahan dan mereka pun tampaknya berpikir panjang untuk melakukan tindakan tegas, sebab para pedagang umumnya ibu rumah tangga paruh baya.  Alhasil para pedagang pun dengan leluasa berjualan di sepanjang Jalan Thamrin sampai pagi.

Sementara, kondisi Pasar Induk pada hari ketiga operasional masih sepi. Sejumlah kios yang telah dipersiapkan masih belum ditempati oleh para pedagang.

Bahkan pedagang hanya terlihat di bangunan grosir, sedangkan bangunan subgrosir masih belum terlihat ditempati. Para pedagang sayur maupun buah-buahan masih lebih memilih berjualan di luar dari pada menempati kiosnya.

Dirut PD Pasar Medan, Beny Harianto Sihotang mengaku bahwa pihaknya masih memberikan toleransi kepada para pedagang untuk melakukan sosialisasi kepada pembeli selama 10 hari ke depan.

Menurutnya, pedagang perlu memberikan informasi kepada para pembeli yang telah menjadi langgananya mengenai lokasi tempatnya berjualan. “Jadi sampai 10 hari ke depan, pedagang masih kita biarkan berjualan di luar tempat yang telah disediakan,”ujarnya saat ditemui di Pasar Induk Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan, Senin (30/3) malam.

Menurutnya, total pedagang yang mampu ditampung di Pasar Induk berikisar 2.142 yang terdiri dari pedagang distributor sayur, distributor buah grosir, subgrosir serta eceran.

NYARIS: Petugas dan pegangan nyaris bentrok di Jalan Thamrin (kanan), Selasa (31/3) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB
NYARIS: Petugas dan pegangan nyaris bentrok di Jalan Thamrin (kanan), Selasa (31/3) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Petugas gabungan yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, Polri nyaris bentrok dengan pedagang sayur mayur di Jalan Thamrin, Selasa (31/3) sekitar pukul 04.00 WIB. Pasalnya, setelah dilarang berjualan di Jalan Sutomo, mereka milih berdagang di Jalan Thamrin.

Pedagang sayuran yang didominasi para ibu paruh baya itu kecewa karena tidak diizinkan oleh petugas gabungan masuk ke seputaran Jalan Sutomo tiga hari secara berturut-turut. Ketegangan pun tidak dapat terhindari, pedagang yang memaksa masuk sempat memaki dan mencibir para petugas yang memblokade Jalan Thamrin simpang Jalan Sei Kera.

Dengan menggunakan mobil serta becak yang telah terisi sayuran, pedagang mencoba menerobos kerumunan petugas yang mencoba menghalang-halangi.

Pedagang merasa terdesak. Sebab, apabila sayuran tidak dibongkar muat akan cepat membusuk sehingga tidak dapat dijual kembali. “Jalan Thamrin akan kami blokir apabila kami tidak diperkenankan berjualan kembali,” teriak salah seorang wanita paruh baya yang tidak sempat ditanyakan namanya itu.

Wanita itu pun sempat memelas kepada petugas agar diberikan kesempatan untuk berjualan kembali agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Tolonglah Pak, izinkan kami berjualan hari ini. Kami ini semua orang susah. Kalau kami tidak berjualan lagi, sayur-mayur kami akan busuk, siapa yang bertanggung jawab,” katanya memelas.

Kasatpol PP, M Sofyan dan Direktur Operasional PD Pasar, Soleman Harahap mencoba mengajak para pedagang berdialog sekaligus menanyakan mengapa mereka tidak mau berjualan di Pasar Induk. Rata-rata jawaban para pedagang, mereka tidak sanggup untuk membayar biaya tempat berjualan yang dinilai terlalu tinggi.

“Di samping biaya tempat yang sangat tinggi, kami juga merasa keberatan karena biaya masuk sampai bongkar muat sampai Rp150 ribu. Sedangkan di Jalan Sutomo, kami hanya mengeluarkan biaya Rp.25.000. Kalau pun ada kawan-kawan kami yang dapat kios, mereka pun tidak dapat berjualan. Sebab, kiosnya sangat kecil sehingga tidak dapat  menampung barang-barang,” jelas seorang ibu berpostur gempal.

Sofyan berusaha memberi penjelasan dan menyarankan para pedagang berjualan di Pasar Induk. Namun para pedagang tidak terima, mereka emosi dan kemudian memblokir Jalan Thamrin dengan memarkirkan mobil pikap dan becak barang bermotor di tengah jalan.

Bersamaan itu para pedagang lainnya langsung menurunkan dagangannya. Aksi ini membuat tim gabungan kewalahan dan mereka pun tampaknya berpikir panjang untuk melakukan tindakan tegas, sebab para pedagang umumnya ibu rumah tangga paruh baya.  Alhasil para pedagang pun dengan leluasa berjualan di sepanjang Jalan Thamrin sampai pagi.

Sementara, kondisi Pasar Induk pada hari ketiga operasional masih sepi. Sejumlah kios yang telah dipersiapkan masih belum ditempati oleh para pedagang.

Bahkan pedagang hanya terlihat di bangunan grosir, sedangkan bangunan subgrosir masih belum terlihat ditempati. Para pedagang sayur maupun buah-buahan masih lebih memilih berjualan di luar dari pada menempati kiosnya.

Dirut PD Pasar Medan, Beny Harianto Sihotang mengaku bahwa pihaknya masih memberikan toleransi kepada para pedagang untuk melakukan sosialisasi kepada pembeli selama 10 hari ke depan.

Menurutnya, pedagang perlu memberikan informasi kepada para pembeli yang telah menjadi langgananya mengenai lokasi tempatnya berjualan. “Jadi sampai 10 hari ke depan, pedagang masih kita biarkan berjualan di luar tempat yang telah disediakan,”ujarnya saat ditemui di Pasar Induk Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan, Senin (30/3) malam.

Menurutnya, total pedagang yang mampu ditampung di Pasar Induk berikisar 2.142 yang terdiri dari pedagang distributor sayur, distributor buah grosir, subgrosir serta eceran.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/