Site icon SumutPos

Polisi Cari Uang Sisa Rampokan

PERAMPOKAN BANK MUAMALAT
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Seorang sekuriti berjaga di depan Bank Muamalat di Jalan Krakatau Medan, Selasa (26/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Satreskrim Polresta Medan menggeledah rumah Zulham alias Efendi (32), yang diduga otak pelaku perampokan Bank Muamalat di Jalan Purwosari/ Perwira II, Gang Keluarga I, Pulo Brayan Bengkel,  Medan Timur, Minggu (31/8) pagi, pukul 10.00 WIB. Penggeledahan tersebut dilakukan dengan menghadirkan tersangka Zulham dan mendapat perhatian dari warga setempat.

Dengan mengenakan pakaian tahanan berwarna merah, Zulham dikawal ketat oleh petugas kepolisian dan digiring ke rumahnya yang berwarna biru muda berbentuk minimalis. Di dalam rumah, Zulham diperintahkan untuk menunjukan kamar tidurnya. Petugas pun kemudian melakukan penggeledahan di dalam kamarnya.

Dalam penggeledahan itu, petugas tak mengamankan satu pun barang bukti. Begitu juga dua kamar berikutnya dan seisi rumah tersangka yang bertipe 36 ini.

Wakasat Reskrim Polresta Medan, AKP Victor Ziliwu yang memimpin penggeledahan tersebut mengatakan, penggeledahan itu dilakukan untuk mencari sisa uang dari rumah tersangka. Ia menyebut, selain rumah Zulham, rumah orangtuanya di Mabar Hilir turut digeledah.

”Kita mencari sisa uang yang dirampok tersangka. Tetapi dari hasil penggeledahan tidak ada barang bukti yang kita dapatkan,” katanya sembari menambahkan, sampai saat ini kasusnya masih terus didalami.

Usai menggeladah rumah Zulham, petugas kemudian melanjutkan penggeledahan di rumah orangtuanya di Jalan Suriadi Mabar Hilir Pasar IV. Selanjutnya petugas melakukan reka ulang penangkapan di lahan garapan.

Mertua Matre
Sementara itu, beberapa warga dan tetangga tersangka yang berhasil diwawancarai Sumut Pos di lokasi penggeladahan menyebut, mertua pelaku yang menyebabkan Zulham seperti itu (merampok).

“Dia sebenarnya orangnya baik, tapi karena mertuanya (Rahma, Red) itu yang matre dia jadi seperti itu,” sebut warga.

Menurut warga juga, tersangka Zulham merupakan asli penduduk setempat. Namun, dia baru membeli rumah di Perumahan Pelangi Asri dan baru dua minggu ditempatinya.

“Dia itu tinggal di ujung gang ini (Gang Keluarga, Red), tapi setelah mertuanya numpang, dia beli rumah depan gang. Kami pun heran, kerja sopir saja kok bisa beli rumah yang harganya ratusan juta. Rupa-rupanya hasil merampok,” ujarnya.

Kepala Lingkungan (Kepling) II, Pulo Brayan Bengkel, Enni Rostati mengatakan hal yang senada. “Baru dua minggu dibelinya rumah itu. Tadinya dia tinggal di ujung gang, dekat rumah saya,” kata Enni.

Ia menyebut, mertua Zulham, Rahma, matrialistis. “Mereka pernah bertengkar. Saya tidak ingat pasti waktunya kapan, seingat saya mereka bertengkar malam-malam. Pas waktu rebut, dibilangnya entah enggak taulah si Zul ini modal nekat saja nikahin anakku. Enggak pernah aku dikasih kalau gajian,” ujar Enni menirukan sembari mengatakan, mertua Zulham berasal dari Rantauprapat dan semenjak anaknya menikah tinggal sama menantunya. (ris/adz)

Exit mobile version