29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

18 Tahun Sumut Pos, Cuaca Berubah, Persiapkan Diri!

‘Ponsel membunuh media cetak’. Demikian pernyataan pihak Express pada cover di koran edisi terakhir yang diterbitkannya, Kamis (12/9) baru lalu.

Headlines berjudul ‘Hope you enjoy your stickin’ phones’ (Nikmati Ponsel Busuk Anda) menegaskan pernyataan, bahwa surat kabar mereka kalah dalam persaingan dengan media digital diikuti seretnya iklan.

Kegamangan menghadapi ancaman ‘mati’ terbunuh oleh media digital, dialami hampir seluruh media cetak tanah air dan dunia.

Di usia ke-18 (20 tahun jika dihitung sejak dari Medan Expres & Radar Medan), Harian Sumut Pos juga tidak menafikan ancaman itu. Suka tidak suka, cuaca berubah. Dunia sedang bergerak ke arah digital. Harus dihadapi. Tak perlu menyalah-nyalahkan ponseln

Lantas, bagaimana menghadapi perubahan cuaca ini?

Di usia ke-18 pada tanggal 1 Oktober 2019 ini, kru Sumut Pos bersyukur masih eksis di dunia cetak. Tentang perubahan cuaca, kami memilih untuk berpikir positif. Que sera sera. Whatever will be, will be.

Bukan berarti menyerah. Selagi mampu, akan tetap bertahan. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Kalau nanti tiba saatnya semua manusia… eh koran harus beralih ke tubuh baru: media digital, tidak perlu meluapkan emosi seperti judul terakhir Express di atas.

Di era revolusi industri 4.0 —bahkan sebagian negara sudah memasuki era 5.0—, era digital informasi nampaknya kudu diterima sebagai fase yang mesti dijalani. Hampir semua media cetak pun telah mempersiapkan diri. Sembari mencari-cari platform media cetak yang mungkin bisa bertahan, situs berita online juga digarap serius. Dipadukan dengan garapan media sosial (facebook, instagram, twitter, youtube, dan lain-lain).

Kompetisi kini beralih ke kreativitas. Maklum, industri informasi tak lagi monopoli perusahaan media massa. Kini individu pun gampang menyiarkan infomasi lewat medsos. Pilihan informasi semakin ramai. Mau sajian informasi fakta, opini, analisis, hoax, hujatan, nyinyiran, meme, video, dan sebagainya, semua tersedia di internet. Tak pakai lama.

Karenanya media massa pun beralih ke platform kreativitas: Makin kreatif, cepat, dan terpercaya, makin disukai.

Hari ini kru Sumut Pos mensyukuri usia ke-18. Dan memilih berhenti mengkhawatirkan hari esok. Kata orang bijak: kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.

Akhir kata: Selamat ulang tahun Harian Sumut Pos. Panjang umur dan tetap di hati pembaca. (*)

‘Ponsel membunuh media cetak’. Demikian pernyataan pihak Express pada cover di koran edisi terakhir yang diterbitkannya, Kamis (12/9) baru lalu.

Headlines berjudul ‘Hope you enjoy your stickin’ phones’ (Nikmati Ponsel Busuk Anda) menegaskan pernyataan, bahwa surat kabar mereka kalah dalam persaingan dengan media digital diikuti seretnya iklan.

Kegamangan menghadapi ancaman ‘mati’ terbunuh oleh media digital, dialami hampir seluruh media cetak tanah air dan dunia.

Di usia ke-18 (20 tahun jika dihitung sejak dari Medan Expres & Radar Medan), Harian Sumut Pos juga tidak menafikan ancaman itu. Suka tidak suka, cuaca berubah. Dunia sedang bergerak ke arah digital. Harus dihadapi. Tak perlu menyalah-nyalahkan ponseln

Lantas, bagaimana menghadapi perubahan cuaca ini?

Di usia ke-18 pada tanggal 1 Oktober 2019 ini, kru Sumut Pos bersyukur masih eksis di dunia cetak. Tentang perubahan cuaca, kami memilih untuk berpikir positif. Que sera sera. Whatever will be, will be.

Bukan berarti menyerah. Selagi mampu, akan tetap bertahan. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Kalau nanti tiba saatnya semua manusia… eh koran harus beralih ke tubuh baru: media digital, tidak perlu meluapkan emosi seperti judul terakhir Express di atas.

Di era revolusi industri 4.0 —bahkan sebagian negara sudah memasuki era 5.0—, era digital informasi nampaknya kudu diterima sebagai fase yang mesti dijalani. Hampir semua media cetak pun telah mempersiapkan diri. Sembari mencari-cari platform media cetak yang mungkin bisa bertahan, situs berita online juga digarap serius. Dipadukan dengan garapan media sosial (facebook, instagram, twitter, youtube, dan lain-lain).

Kompetisi kini beralih ke kreativitas. Maklum, industri informasi tak lagi monopoli perusahaan media massa. Kini individu pun gampang menyiarkan infomasi lewat medsos. Pilihan informasi semakin ramai. Mau sajian informasi fakta, opini, analisis, hoax, hujatan, nyinyiran, meme, video, dan sebagainya, semua tersedia di internet. Tak pakai lama.

Karenanya media massa pun beralih ke platform kreativitas: Makin kreatif, cepat, dan terpercaya, makin disukai.

Hari ini kru Sumut Pos mensyukuri usia ke-18. Dan memilih berhenti mengkhawatirkan hari esok. Kata orang bijak: kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.

Akhir kata: Selamat ulang tahun Harian Sumut Pos. Panjang umur dan tetap di hati pembaca. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/