MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan masih bertahan di Level 3. Hal itu sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 14 Tahun 2022 Tentang PPKM Level 3, Level 2, dan Level 1 serta Mengoptimalkam Posko Penanganan Covid-19 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.
“Kita sudah terima Inmendagri yang terbaru, status PPKM Kota Medan masih berada di Level 3. Untuk Ingubsunya masih belum kita terima sampai siang ini. Nanti bila sudah kita terima Ingubsunya, maka akan dibuatkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Medan nya,” ucap Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Medan, Muhammad Husni kepada Sumut Pos, Selasa (1/3).
Dikatakan Husni, belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab Kota Medan masih bertahan di Level 3 atau belum juga turun ke Level 2 maupun ke Level 1. Namun kemungkinan besar, Kota Medan masih berada di Level 3 karena masih tingginya angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan. “Kemungkinan karena angka penyebarannya yang masih tinggi, rata-rata penyebarannya masih sekitar seribu kasus per hari,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Kencan Daerah (BPBD) Kota Medan itu.
Selain itu, kata Husni, jumlah lingkungan yang saat ini diisolasi juga masih terbilang tinggi. “Masih ada ratusan lingkungan yang sedang diisolasi, nanti datanya akan kami upadate lagi. Memang ada yang sempat diisolasi tapi kini sudah tidak diisolasi lagi, tapi juga cukup banyak lingkungan yang saat ini masih diisolasi,” katanya.
Meskipun begitu, terang Husni, Pemko Medan juga terus berupaya agar roda perekonomian di Kota Medan tetap berjalan. Pemko Medan berkomitmen, pandemi tidak boleh menghentikan roda perekonomian. “Tapi jalannya perekonomian harus dengan prokes yang ketat. Ekonomi harus tetap berjalan, tapi pandemi juga harus bisa kita kendalikan,” terangnya.
Begitu juga dengan tingkat keterisian dua lokasi Isolasi Terpusat (Isoter) milik Pemko Medan, yakni Gedung P4TK dan Eks Hotel Soechi. Husni mengatakan, keduanya telah diisi oleh para pasein yang menjalani isolasi, namun jumlah kapasitasnya masih cukup banyak. “Setengah dari kapasitas juga belum ada, belum sampai 50 persen, masih cukup jauh. Untuk itu bagi yang isoman, kalau memang rumahnya tidak memungkinkan untuk isoman, kita sarankan untuk isolasi di lokasi Isoter saja,” ungkapnya.
Sementara itu, KasatPol PP Kota Medan, Rakhmat Adi Syahputra Harahap mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan hal yang sama selama 14 hari kedepan. Mengingat saat ini, Kota Medan tetap berada pada status PPKM Level 3. “Langkah yang akan kami lakukan tetap sama. Kita akan tetap melakukan pengawasan dan penindakan, sebab status PPKM masih tetap sama, yaitu di Level 3 ini,” katanya.
Rakhmat pun meminta kepada setiap OPD terkait, termasuk Dinas Pariwisata Kota Medan untuk terus menyosialisasikan bahwa saat ini Kota Medan masih berada di Level 3. Dengan demikian, para stakeholder Dinas Pariwisata tetap mengikuti aturan yang ada selama ini di level 3. “Seperti Mal, mereka hanya boleh beroperasi paling cepat Pukul 10 pagi dan harus tutup paling lama Pukul 9 malam. Selain itu, tetap ada pembatasan pengunjung maksimal 50 persen dan wajib menggunakan Aplikasi Peduli Lindungi,” pungkasnya.
25 Pasien Dirawat di Isoter Asrama Haji
Sepekan beroperasi, isolasi terpusat (Isoter) Asrama Haji Medan kini telah merawat 25 pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Ismail Lubis, kepada wartawan di Kota Medan, Selasa (1/3).
Menurut Ismail, isoter ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 486 bed. Isoter Asrama Haji ini, diaktifkan kembali Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dikarenakan angka kasus aktif Covid-19 di Sumut meningkat. Apa lagi, masyarakat terpapar melakukan isolasi mandiri di rumah menimbulkan klaster keluarga.
Sementara Takim, seorang pasien Covid-19 yang menghuni Isoter Asrama Haji mengataku menjalani isolasi ini untuk mengantisipasi menularkan ke anggota keluarga lainnya. “Sudah seminggu di sini. Maksimal satu kamar diisi tiga tempat tidur,” sebut Takim.
Selama sepekan di Isoter Asrama Haji, dia mengaku jumlah pasien perlahan mengalami peningkatan. “Awalnya sendiri, sekarang di kamar sudah diisi tiga pasien. Kondisi sudah jauh lebih baik, tinggal menunggu untuk tes antigen sebelum bisa keluar, pasien lain malah sudah ada yang pulang,” jelas Takim.
Setiap pagi, dia mengatakan seluruh penghuni Isoter Asrama Haji Medan diarahkan untuk mengikuti senam pagi. “Setelah itu kembali ke kamar masing-masing,” pungkasnya.(map/gus)