28.9 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Pelatihan 21 Hari untuk Keluarga Indonesia yang Lebih Sehat

Kesadaran Cuci Tangan Pakai Sabun Masih Rendah

Kesehatan adalah hal yang utama dalam hidup ini. Untuk itu, menjaga kesehatan perlu dilakukan melalui berbagai kegiatan yang konstan. Dengan perilaku hidup bersih dan sehat kehidupan berbangsa yang lebih baik dapat diwujudkan.

INDRA JULI, Medan

Setidaknya hal itu yang ingin disampaikan pada Pelatihan 21 Hari untuk Keluarga Indonesia yang Lebih Sehat oleh Lifebuoy, bekerjasama dengan Heart Indo di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Rabu (1/6). 30 kepala sekolah dan guru dari 10 Sekolah Dasar (SD) se-Kota Medan yang menjadi peserta kegiatan pun terlihat begitu antusias mengikuti materi demi materi yang disampaikan.

Terlebih saat simulasi salah satu program hidup bersih dan sehat, yaitu cuci tangan pakai sabun. Dipandu fasilitator pelatihan Wano Irwantoro dan Konsultan Komunikasi Lifebuoy Dewi Noviana, ke-30 kepala sekolah dan guru tadi diberi pemahaman bagaimana mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk kemudian ditularkan kepada seluruh siswa di sekolah. Simulasi sendiri diwakilkan dua orang guru yang kedua tangannya dibalur Glo Germ. Dengan sinar UV pada telapak tangan tadi terlihat kuman dalam bentuk bintik-bintik hitam.

Kemudian kedua guru tadi diminta mencuci tangan dengan menggunakan air dari wadah yang sudah disiapkan panitia. Seorang guru mencuci tangan tanpa menggunakan sabun dan guru lainnya dengan menggunakan sabun. Setelah itu telapak tangan kedua guru tadi kembali disinar dan terlihat perbedaan dari telapak tangan keduanya. Bintik hitam masih terlihat di telapak tangan guru yang tidak menggunakan sabun, sementara telapak tangan yang dicuci dengan sabun tidak terlihat bintik hitam.

“Faktanya, hanya 1/4 dari penduduk Indonesia yang paham pentingnya mencuci tangan dengan sabun ini. Padahal tangan merupakan anggota tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda sehingga riskan dengan kuman. Jadi sebenarnya membiasakan hidup sehat itu sederhana saja,” jelas Professional Marketing Manager Lifebuoy PT Unilever Indonesia Tbk, dr Nirmala Chandra yang akrab disapa dr Ade.

dr Ade lalu menuturkan kesadaran Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai bahagian dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia masih memperlihatkan indeks yang rendah. Untuk tingkat nasional hanya 36,68 persen untuk PHBS sedangkan persentase penduduk yang berperilaku benar dalam CTPS hanya 24,48 persen. Masih jauh dari target pemerintah di angka 70 persen untuk PHBS. Sementara di Sumut PHBS hanya mencatat 12 persen dan 30 persen untuk CTPS.

Selain PHBS untuk kepala sekolah/guru Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Lifebuoy merangkai Gerakan 21 Hari ini dengan pemilihan Dokter Kecil Teladan dan memonitor implementasi di sekolah-sekolah. Hasil monitoring nantinya akan menentukan sekolah terbaik, kelas terbaik, dan guru terbaik yang berhak mendapatkan reward. Kategori sekolah terbaik akan mendapatkan Rp10 juta per sekolah dari 10 provinsi. Adapun Dokter Cilik Terbaik, Kelas Terbaik dan Guru Terbaik masing-masing Rp5 juta per 10 provinsi intervensi Lifebuoy.

Selain Kota Medan, Pelatihan PHBS Lifebuoy yang dimulai sejak awal 2011 ini juga digelar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan yang pelaksanaannya dipusatkan di delapan kota yaitu Yogyakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Padang, Jakarta, Makasar, dan Medan. Total peserta pelatihan tercatat 260 kepala sekolah/guru dari 260 sekolah dasar. (*)

Kesadaran Cuci Tangan Pakai Sabun Masih Rendah

Kesehatan adalah hal yang utama dalam hidup ini. Untuk itu, menjaga kesehatan perlu dilakukan melalui berbagai kegiatan yang konstan. Dengan perilaku hidup bersih dan sehat kehidupan berbangsa yang lebih baik dapat diwujudkan.

INDRA JULI, Medan

Setidaknya hal itu yang ingin disampaikan pada Pelatihan 21 Hari untuk Keluarga Indonesia yang Lebih Sehat oleh Lifebuoy, bekerjasama dengan Heart Indo di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Rabu (1/6). 30 kepala sekolah dan guru dari 10 Sekolah Dasar (SD) se-Kota Medan yang menjadi peserta kegiatan pun terlihat begitu antusias mengikuti materi demi materi yang disampaikan.

Terlebih saat simulasi salah satu program hidup bersih dan sehat, yaitu cuci tangan pakai sabun. Dipandu fasilitator pelatihan Wano Irwantoro dan Konsultan Komunikasi Lifebuoy Dewi Noviana, ke-30 kepala sekolah dan guru tadi diberi pemahaman bagaimana mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk kemudian ditularkan kepada seluruh siswa di sekolah. Simulasi sendiri diwakilkan dua orang guru yang kedua tangannya dibalur Glo Germ. Dengan sinar UV pada telapak tangan tadi terlihat kuman dalam bentuk bintik-bintik hitam.

Kemudian kedua guru tadi diminta mencuci tangan dengan menggunakan air dari wadah yang sudah disiapkan panitia. Seorang guru mencuci tangan tanpa menggunakan sabun dan guru lainnya dengan menggunakan sabun. Setelah itu telapak tangan kedua guru tadi kembali disinar dan terlihat perbedaan dari telapak tangan keduanya. Bintik hitam masih terlihat di telapak tangan guru yang tidak menggunakan sabun, sementara telapak tangan yang dicuci dengan sabun tidak terlihat bintik hitam.

“Faktanya, hanya 1/4 dari penduduk Indonesia yang paham pentingnya mencuci tangan dengan sabun ini. Padahal tangan merupakan anggota tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda sehingga riskan dengan kuman. Jadi sebenarnya membiasakan hidup sehat itu sederhana saja,” jelas Professional Marketing Manager Lifebuoy PT Unilever Indonesia Tbk, dr Nirmala Chandra yang akrab disapa dr Ade.

dr Ade lalu menuturkan kesadaran Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai bahagian dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia masih memperlihatkan indeks yang rendah. Untuk tingkat nasional hanya 36,68 persen untuk PHBS sedangkan persentase penduduk yang berperilaku benar dalam CTPS hanya 24,48 persen. Masih jauh dari target pemerintah di angka 70 persen untuk PHBS. Sementara di Sumut PHBS hanya mencatat 12 persen dan 30 persen untuk CTPS.

Selain PHBS untuk kepala sekolah/guru Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Lifebuoy merangkai Gerakan 21 Hari ini dengan pemilihan Dokter Kecil Teladan dan memonitor implementasi di sekolah-sekolah. Hasil monitoring nantinya akan menentukan sekolah terbaik, kelas terbaik, dan guru terbaik yang berhak mendapatkan reward. Kategori sekolah terbaik akan mendapatkan Rp10 juta per sekolah dari 10 provinsi. Adapun Dokter Cilik Terbaik, Kelas Terbaik dan Guru Terbaik masing-masing Rp5 juta per 10 provinsi intervensi Lifebuoy.

Selain Kota Medan, Pelatihan PHBS Lifebuoy yang dimulai sejak awal 2011 ini juga digelar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan yang pelaksanaannya dipusatkan di delapan kota yaitu Yogyakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Padang, Jakarta, Makasar, dan Medan. Total peserta pelatihan tercatat 260 kepala sekolah/guru dari 260 sekolah dasar. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/