Site icon SumutPos

Aihh… Ada Bangku Tempel di SMAN 3

ANDIKA/SUMUT POS-- siswa di SMA Negeri 3 Medan yang duduk di bangku sisipan
ANDIKA/SUMUT POS– siswa di SMA Negeri 3 Medan yang duduk di bangku sisipan

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Adanya siswa sisipan atau yang sering disebut ‘siswa siluman’, ternyata bukan isapan jempol belaka. Terbukti, Komisi B DPRD Kota Medan yang membidangi pendidikan, menemukan beberapa keganjilan saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SMA Negeri 3 Medan, Selasa (1/9).

Keganjilan yang ditemukan itu diantaranya, adanya bangku tempel atau siswa sisipan, bahkan ada juga siswa yang hanya duduk di kursi plastik. Sidak ini menindaklanjuti pengakuan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan Marasutan Siregar saat rapat dengan Komisi B beberapa hari lalu yang mengakui adanya siswa titipan di 8 sekolah se-Kota Medan.

“Kok bisa ada siswa kursinya aneh sendiri? Ini siswa titipan ya?” tanya Anggota Komisi B, Jumadi saat memasuki kelas X-IS 2. Selain Jumadi, turut serta dalam sidak itu Ketua Komisi B Irsal Fikri dan anggota Komisi B Beston Sinaga serta OK Ibnu Ubay Dilla.

Kemudian, di kelas X-IS 4 rombongan Komisi B juga menemukan adanya siswa yang duduk dibangku plastik. “Wajarlah duduk dibangku plastik, pasti masukknya belakangan,” timpal Jumadi.

Politisi PKS ini juga mempertanyakan jumlah siswa di kelas X-IS 2 yang mencapai 41 orang. Padahal, ruangannya hanya berkurukan 7 x 8 meter.

Menyikapi pertanyaan itu, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Bidang Humas, Zulfa membantah bahwa satu siswa yang berada di kelas X-IS 2 merupakan siswa siluman atau sisipan.

“Memang bangkunya beda sendiri, karena ruangannya sudah penuh. Makanya kita berikan kursi seperti dibangku kuliah,” kilahnya.

Ditambahkannya, kelas X pada tahun ajaran baru 2015/2016 berjumlah 18 kelas, dan masing-masing kelas diisi 40 siswa. “Kuota awal kita pada saat pengumuman penerimaan siswa baru sekitar 631, tapi karena peminatnya banyak kita buka beberapa kelas baru,” sebutnya.

Anggota Komisi B lainnya, OK Ibnu Ubay Dilla menyayangkan banyaknya jumlah siswa di kelas X-IS yang mencapai 44 orang. “Coba lihat ruangannya kecil, jarak siswa yang duduk paling di depan dengan papan tulis hanya beberapa centimeter, bagaimana proses belajar mengajar berjalan dengan efektif,” kata politisi Partai Bulan Bintang (PBB) ini.

Sementara itu, Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 3, Adi Wijaya memberikan pernyataan yang mengejutkan. Menurutnya, penambahan ruang kelas baru tidak lepas dari tekanan beberapa pihak dan salah satu diantaranya anggota Komisi B DPRD Medan.

“Ada juga anggota dewan yang duduk di Komisi B memberikan memo agar siswa bisa lulus,” ujarnya tanpa mau menyebutkan nama oknum anggota dewan tersebut.

Selain itu, Adi menyebutkan, jumlah siswa kelas X pada tahun ajaran 2014/2015 yang tinggal kelas berjumlah 27 siswa.

Sebelumnya, rombongan Komisi B juga melakukan sidak ke SMA Negeri 4. Di sekolah tersebut sempat terjadi ketegangan antara salah seorang guru yang diketahui bernama Abduh dengan salah seorang wartawan media cetak. Guru tersebut melontarkan kata-kata yang tidak mengenakkan, sampai keributan terjadi.

“Itu guru baru, saya minta maaf kalau sambutannya kurang mengenakkan,” kata Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Medan, Ramly.

Menurut Ramly, pada tahun ajaran 2015/2016 pihaknya membuka 11 kelas sementara daya tampung hanya untuk 10 kelas. “Terpaksa dibuka ruang kelas baru, dan kami gunakan ruang koperasi,” imbuh Ramly. (dik/adz)

Exit mobile version