Site icon SumutPos

80 Persen Kriminalitas Dilakukan Penganggur

Tahun Ini, Curanmor Makin Tinggi

MEDAN-Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga mengatakan, sedikitnya 1659 orang diamankan polisi selama 2011 karena terlibat tindak kriminalitas di Medan. Dari jumlah tersebut, kaum pengangguran menjadi penyumbang terbesar.

“Sekitar 80 persen kriminalitas melibatkan penganggur,” ungkap Tagam dalam evaluasi setahun Polresta Medan di Rupatama Mapolres, Senin (2/1).

Dikatakan Tagam, dalam 2011, Curas (pencurian dengan kekerasan) dan Curat (pencurian dengan pemberatan) masih menjadi kasus-kasus yang menonjol. Disebutkan, sedikitnya 338 kasus Curas terjadi di Medan sepanjang tahun 2011 lalu. Angka ini menurun jika dibandingkan kasus Curas yang terjadi pada tahun 2010 sebanyak 356 kasus. “Curas memang menjadi perhatian, setiap minggu Kanit Res di Polsek selalu kita monitor untuk itu,” ucapnya.

Untuk kasus Curat pada 2011 mengalami kenaikan dari 2015 kasus pada tahun 2010 naik menjadi 2692 kasus pada tahun 2011. Sedang kasus Curanmor (pencurian kenderaan bermotor) terjadi sebanyak 2418 kasus selama setahun. “Kita harap, sistem keamanan dibentuk sejak di lingkungan.

Seperti halnya Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) yang kita kenal dulu. Itu lebih efektif,” terang Tagamn
Untuk kasus perjudian dan Narkoba disebutkan, Polresta Medan sepanjang tahun 2011 mengungkap 525 kasus perjudian. Sedang untuk narkoba, ada 954 kasus yang diselesaikan Polresta Medan. “Untuk narkoba berarti ada sekitar 3 kasus setiap harinya,” rinci Tagam.

Beberapa wilayah di Medan disebutkan, masih menjadi titik-titik rawan kriminal. Berdasarkan tingkat kriminalitas di jajaran Polresta Medan, wilayah Polsek Sunggal masih menjadi yang tertinggi terjadinya angka kriminalitas di Medan dengan angka 2789 kasus. Setelah Sunggal, diterangkan Tagam, Polsek Medan Area, Medan Helvetia, Medan Timur, Medan Barat, Medan Baru, Patumbak, Delitua, Medan Kota, dan Kutalimbaru.

Dalam catatan akhir tahunnya, Kapolresta mengaku ada 2549 personel polisi yang bertugas di Mapolresta Medan sejajarannya.Dari jumlah tersebut ada 172 personil yang telah melanggar displin, bahkan ada 12 orang diantaranya tersandung kasus pidana. “Lima personel sudah kita ajukan ke Kapolda untuk dilakukan pemecatan,” tegas Tagam.
Sementara itu, dari Poldasu, sepanjang 2011 tercatat 5 kasus yang menonjol di wilayah Sumut, yaitu curat, curanmor, penganiayaan berat (anirat), perjudian, dan narkoba.

“Kasus curat yang mengalami peningkatan yakni 6441 pada 2010 menjadi 7325 kasus pada 2011. Sementara kasus anirat mengalami penurunan, yakni 3617 jasus pada 2010, sedangkan pada 2011 ada 3.514 kasus,” papar Kasubdit PID Poldasu AKBP MP Nainggolan di Lapangan Merdeka Medan, Senin (2/1).

Meskipun demikian, kondisi Keamanan dan Ketertiban di Masyarakat  (Kamtibmas) masih terkendali. “Oleh karenanya, saya kira ini tugas yang semakin berat untuk kedepannya,” tambahnya.

Sedangkan dari Jakarta, Polda Metro Jaya, memprediksi curanmor akan meningkat pada 2012. Setidaknya hal ini diungkapkan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar. “Data pada 2011, meski kejahatan total turun, tapi ada dua kasus yang memberi kontribusi besar yakni curat dan curanmor. Walaupun curanmor bisa ditekan hingga 49 persen, tapi kita prediksi di 2012 ini masih tetap,” kata Baharudin.

Berdasarkan data Polda Metro Jaya, jumlah curanmor pada 2010 mencapai 10.712 kasus. Pencurian motor paling mendominasi yakni sebanyak 9.114 kasus, sementara mobil sebanyak 1.598 kasus.

“Pencurian motor ini cenderung ada saja di 2012, dengan terbukti di 2011 ada organisasi yang sempat mau kirim motor curian ke Afrika, ini jadi perhatian kita di 2012,” katanya.

Untuk kejatahan curanmor ini, modusnya kebanyakan dirusak atau dicongkel. “Kesulitannya curanmor itu olah TKP-nya karena motornya tidak ada bekas di situ,” katanya.

Guna mencegah kejahatan tersebut, pengamanan harus dimulai dari lingkungan masing-masing. Selain itu, polisi juga bertindak secara preventif dengan menghadirkan patroli serta tindakan represif bila telah terjadi kejahatan.
“Untuk tindakan represif ini, petugas dilengkapi alat paksa termasuk senjata untuk melumpuhkan pelaku karena pelaku semakin berani,” ungkapnya. (gus/yod/jpnn)

Exit mobile version