Dari Diskusi Pilgubsu dengan Praktisi Kesehatan
MEDAN-Pernyataan mencengangkan muncul dalam diskusi Sumut Pos dengan Praktisi Kesehatan Medan, dr M Nur Rasyid Lubis SpB FINACS, terkait Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2013, kemarin. Praktisi kesehatan yang akrab dipanggil dr Mamad itu mengatakan dari sekian bakal calon (balon) yang akan maju ke Pilgubsu, belum ada satu pun yang dianggap bisa meningkatkan kesehatan di Sumut.
“Gatot, Gus Irawan, RE Nainggolan, dan lainnya sama saja Belum ada yang terlihat pas kalau dipandang dari sisi visi kesehatannya,” ungkap dr Mamad di Graha Pena Medan, Jumat (2/3).
Dr Mamad menjelaskan, ada beberapa poin penting agar Sumut bisa maju dalam bidang kesehatan. Pertama, perbaikan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Artinya, cepat menangani pasien dan keprofesionalan pelaku bidang kesehatan. “Bagaimana membuat pasien merasa terhargai dengan pelayanan yang cepat dan tepat,” katanya.
Kedua, memandirikan fasilitas di rumah sakit. Dianggap tidak mandiri adalah ketika sebuah rumah sakit masih berharap dengan fasilitas yang ada di rumah sakit lain. Ketiga, pemerataan dokter pemerintah. “Kenyataannya dokter pemerintah juga praktik di rumah sakit swasta. Bukan tidak boleh, tapi berani tidak gubernur yang akan datang membuat regulasi dokter pemerintah tersebut,” cetus dokter yang juga Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK)IDI Medan itu.
Maksud dr Mamad, ada sebuah aturan yang mengatur penyebaran dokter dengan tegas antara rumah sakit pemerintah dan swasta. Ada tata caranya, hingga tidak menumpuk pada rumah sakit tertentu. Dan, ketika sudah berpraktik di rumah sakit swasta tak perlu lagi ke rumah sakit pemerintah. “Ini terkait soal poin pertama tadi. Bayangkan saja, ketika ada pasien di sebuah rumah sakit, tapi dokternya malah di rumah sakit lainnya,” jelas dr Mamad.
Keempat, soal ketersediaan obat. Untuk hal ini, bagi dr Mamad, bidang ini cerita baru. Pemerataan obat sudah lama menjadi kendala di Sumut. Poin kelima pada pembiayaan yang mahal. “Sebenarnya tidak mahal. Jika dibandingkan dengan Malaysia tepatnya Penang, biaya pengobatan sama saja.
Bedanya, pemerintah Malaysia tidak mengutip pajak tinggi. Sementara di negeri kita ini, pajak alat kesehatan kita bisa mencapai 40 persen!” tegas dokter yang juga menjabat Direktur SDM dan Pendidikan Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik.
Dan poin terakhir, menurut dr Mamad, soal ketepatan diagnostik. Untuk bagian ini, sejatinya Sumut tidak kalah dengan negara lain. Malah, di beberapa kasus, pasien yang berobat ke negara tetangga malah menyesal. Pasien itu pun malah sembuh ketika kemudian dipindahkan ke Sumut.
Keenam poin di atas, bagi dr Mamad, adalah catatan penting untuk calon pemimpin Sumut di masa mendatang. Gubernur yang baru harus mampu menjadikan Sumut tidak hanya sebagai tempat kunjungan wisata, tapi juga tempat tujuan untuk berobat. “Tapi, dari sekian tokoh yang namanya sudah muncul, ya tetap saja belum ada yang pas. Belum ada satu pun dari mereka yang tampak memberikan perhatian lebih soal kesehatan di Sumut,” ulas dr Mamad.
Jika memang belum ada balon yang cocok, apakah ada gubernur Sumatera Utara selama ini yang ideal di sisi kesehatan? “Marahalim Harahap. Pada masa dia, cukup banyak rumah sakit berdiri. Setelah itu, mungkin T Rizal Nurdin,” pungkas dr Mamad. (omi)