JAKARTA- Hasil buruk dalam kualifikasi Piala Dunia 2014 Putaran 3 zona Asia Grup E bukan alasan yang tepat bagi pengurus PSSI saat ini untuk meletakkan jabatannya.
Di bawah kepemimpinan ketua umum PSSI, Djohar Arifin Husin, yang terpilih Juli tahun lalu, timnas lolos ke putaran ketiga kualifikasi setelah mengalahkan Turkmenistan. Sayangnya di putaran 3, Tim Garuda justru menjadi bulan-bulanan tiga tim lainnya di Grup E, yakni Iran, Qatar dan Bahrain.
Indonesia menelan enam kekalahan dari total enam laga di Grup E. Sebagai penegasan atas buruknya performa timnas, Indonesia digilas Bahrain 10-0 di laga terakhir. Total, Indonesia hanya mampu mencetak tiga gol dan kebobolan enam kali.
“Saya katakan ini memang memalukan tapi orang yang bikin salah kok kita yang mundur,” ungkap Djohar dalam jumpa pers di kantor PSSI, Jakarta, Jumat (2/3), merujuk pada hasil memalukan di laga terakhir, Rabu (29/2) lalu.
Djohar melimpahkan kekalahan 10-0 tersebut kepada Andre El-Haddad, wasit yang memimpin laga tersebut.
“Ini bukan penyelesaian masalah. Kami bertanggung jawab pada kongres dan program-program kita harus jalan, mau ke mana sepak bola kita ini kalau hal-hal tak benar seperti ini kita toleransi. Semua harus kita evaluasi, tetapi kita yg dilapangan sering merasa pertandingan tak berjalan normal,” lanjutnya.
Indonesia mendapat kartu merah di menit ketiga. Tidak hanya itu, wasit El-Haddad juga memberikan empat penalti, dimana dua diantaranya dapat digagalkan kiper.
“Penalti ok, tetapi kartu merah dipertanyakan. Mengeluarkan kartu merah itu terlalu berlebihan untuk suatu keputusan dalam sebuah pertandingan, apalagi baru berjalan tiga menit,” ketua umum menandaskan.
Dia juga menambahkan PSSI akan mendukung keputusan FIFA yang akan menginvestigasi laga antara timnas Indonesia versus Bahrain itu. Djohar juga mengatakan PSSI siap membantu FIFA untuk memudahkan jalannya investigasi.
“Kita siap bantu FIFA dalam mensukseskan investigasi ini,” ungkapnya.
Djohar berpendapat timnas Indonesia ‘dikerjai’ oleh wasit. Hal ini, lanjutnya, juga diakui oleh FIFA sehingga berencana melakukan investigasi.
“Kalau yang mengerti sepak bola pasti paham ada hal yang aneh-aneh. Penalti yang diberikan, kartu merah yang dipaksakan, dan dikeluarkan. Kita kecewa dengan permainan tersebut. Salah satu pengurus mereka mengatakan kepada saya, ‘maaf presiden atas kinerja wasit seperti ini,” tambahnya.
Djohar yang hadir di stadion dalam pertandingan tersebut melihat langsung kinerja wasit yang mengecewakan dan segera menyambangi ruang ganti pemain usai turun minum.
“Selain memberikan dukungan juga mengingatkan untuk melakukan nota protes. Jika pertandingan itu normal, saya yakin anak-anak bisa mengimbangi permainan Bahrain,” tuturnya.
Meski demikian, atas nama PSSI, Djohar menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas kekalahan dan laga yang kontroversial.(bbs/jpnn)