MEDAN DELI-Hari kedua perayaan May Day, Kamis (2/5), demo buruh terus berlanjut. Ribuan buruh yang tergabung dalam SBSI (Serikat Buruh Sejahtera Indonesia) 1992 menyisir pabrik-pabrik di Kawasan Industri Medan (KIM). Aksi buruh ini menimbulkan kemacetan panjang di Jalan KL Yos Sudarso Kecamatan Medan Deli. Dampaknya, separuh industri di KIM memilih tidak beroperasi. Selama dua hari, Rabu-Kamis, kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
“Setengah dari 350 perusahaan di KIM tidak beroperasi selama May Day.
Para investor baik PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal Asing) memilih tetap menutup perusahaannya, karena khawatir bakal menjadi sasaran amukan buruh. Tidak ditemukan aset pengusaha yang rusak. Namun kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah,” kata Dirut PT. KIM (Persero), Gandhi Tambunan, kepada Sumut Pos.
Gandhi mengatakan, perusahaan yang tidak beroperasi itu sebelumnya telah melakukan rapat. Para pengusaha setuju dan bersedia memberikan kesempatan bagi para pekerjanya untuk memperingati May Day. “Pihak perusahaan bersedia libur beroperasi, untuk memberikan kesempatan bagi para buruh memperingati May Day,” ujarnya.
Staf Humas PT Musim Mas, Hendra Leo, pada Sumut Pos menyebutkan, kerugian yang mereka alami dengan menghentikan operasional produksi di perusahaan produsen minyak goreng, tidak terlalu signifikan. “Kerugian sekitar Rp500 juta. Nilai itu sebagian besar justru dialami pekerja karena upah kerjanya tidak dibayar selama mereka tidak bekerja,” sebutnya.
Dijelaskannya, jumlah pekerja yang diliburkan pada perayaan May Day atau Hari Buruh Sedunia itu mencapai 1.000 buruh, yang terbagi di 4 perusahaan milik PT Musim Mas di KIM. “Yang rugi itu sebenarnya mereka (buruh),” katanya.
Tuntut Penghapusan Outsourcing
Pada unjuk rasa lanjutan pada perayaan May Day kemarin, para buruh KIM Belawan mulai bergerak beriringan naik angkutan kota (angkot), pick up, dan sepeda motor dan menyisir pabrik-pabrik di KIM I dan II. Mereka berkumpul dari Jalan KL Yos Sudarso, Medan Deli, kemudian berkonvoi menuju kantor Gubernur Sumatera Utara. Tuntutan utama mereka yakni dihapuskannya sistem kerja outsourcing.
Di sepanjang perjalanan, sejumlah industri seperti PT. Industri Karet Deli (IKD), PT Musim Mas, PT Unibis, PT Gudang Garam, dan PT Tjipta Rimba Djaya (TRD), yang mulai beroperasi, terpaksa mengizinkan para pekerjanya ikut unjuk rasa, karena didesak para pendemo.
“Kami tidak mau ribut. Tolong keluarkan rekan-rekan kami. Biarkan mereka bergabung bersama buruh lainnya untuk memperjuangkan kesejahteraannya,” ungkap pendemo.
Meski turun hujan, ribuan massa buruh tetap melanjutkan aksi menuju Medan, sembari berorasi dan menuding pemerintah membiarkan pengusaha mempekerjakan buruh outsourcing. “Kami tetap tidak akan mau duduk bersama, sebelum pemerintah menghapuskan sistem kerja outsourcing. Karena outsoursing merupakan upaya penzoliman pengusaha terhadap buruh,” teriak buruh.
Dengan mendapat pengawalan ketat dari aparat Polres Pelabuhan Belawan, massa buruh berkonvoi dengan tertib. Namun iring-iringan kendaraan buruh yang menguasai satu jalur akses jalan, menimbulkan kemacetan lebih dari 3 kilometer dari arah Belawan menuju Medan. Truk-truk pengangkut barang, truk tangki, dan kendaraan lainnya harus berjalan merayap.
Setibanya di fly over Pulo Brayan, Medan, pengamanan massa diambil-alih dan dilanjutkan petugas Polresta Medan yang sebelumnya telah menunggu, menuju ke titik kumpul di kantor Gubsu Jalan Diponegoro, Medan. Di sana, buruh menyampaikan agenda tuntutan mereka, yakni penghapusan outsourcing. (rul)