26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Pancasila Harus Direvitalisasi

Pancasila harus direvitalisasi kembali di tengah-tengah masyarakat sebagai pedoman dan acuan hidup berbangsa dan negara. Selama ini nilai-nilai Pancasila tak lagi digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam hidup berbangsa dan bernegaran Lantas apa yang harusnya dilakukan? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Rahmat Sazaly dengan Pakar Hukum Tatanegara USU, Dr Mirza Nasution SH MH.

Kenapa Pancasila perlu direvitalisasi?
Pancasila itu memiliki nilai-nilai yang universal dan abstrak. Artinya kalau dilihat secara filosofi, nilai-nilai pancasila itu ada dan dipraktekkan di semua bangsa-bangsa yang ada di muka bumi ini, hanya saja prinsip dan modelnya berbeda dan di Indonesia itu dinamakan Pancasila. Persoalannya adalah kenapa sampai hari ini Pancasila tak begitu menjadi penting? Ini yang menyebabkan Pancasila perlu direvitalisasi atau mengadakan upaya untuk memvitalkan kembali nilai-nilai Pancasila, dengan usaha-usaha memikirkan bagaimana Pancasila ini dijadikan sebagai filsafat kebangsaan dan sebuah ideologi bagi rakyat Indonesia.

Apa akibatnya jika masyarakat tak mementingkan nilai-nilai Pancasila?
Kurangnya masyarakat mementingkan nilai-nilai Pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara akan mengakibatkan kondisi sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan agama tidak teratur. Ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang tidak mentaati peraturan, tidak adanya sifat keterbukaan, dalam kompetisi tidak siap untuk kalah, tawuran antarwarga, tawuran antarpelajar, munculnya NII, Ahmadiyah dan sebagainya.
Revitalisasi nilai-nilai Pancasila menjadi suatu keharusan yang dapat dijadikan sebagai benteng atau tameng dari berbagai ketidakteraturan yang terjadi di bangsa ini.

Bagaimana menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila?
Untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia kepada masyarakat, perlu dicari model-model pembelajaran yang tepat untuk seluruh lapisan masyarakat. Baik untuk anak-anak mulai dari TK sampai perguruan tinggi, remaja, guru-guru, dosen-dosen maupun seniman dan lainnya.
Mungkin di zaman orde baru, dikenal dengan Penataran P4, namun itu sudah tidak tepat lagi sehingga diperlukan model baru yang lebih cocok.

Jadi, model seperti apa yang diinginkan?
Pemerintah dan negara punya kewajiban untuk membuat model yang tepat dan harus segera dimulai. Kepala negara maupun kepala daerah harus memberikan contoh teladan tentang nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat. Bisa saja dimulai di sekolah-sekolah dengan membuat perlombaan, olimpiade, kompetisi dengan aspek-aspek intertain dan sebagainya. Baik di tingkat daerah sampai tingkat nasional.

Apa harapan dan manfaatnya?
Model-model pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila tersebut bisa mengencangkan atau memperkuat landasan ideologi bangsa Indonesia yang selama ini terasa sangat longgar dan hanya berada pada tataran politis di kalangan lembaga-lembaga negara di atas. Seharusnya Pancasila itu semakin akrab dan membumi. Makna Pancasila bukan hanya slogan saja yang dipajang di setiap dinding sekolah maupun kantor-kantor. Bukan itu pemahamannya, tetapi Pancasila itu harus direvitalisasi kembali secara substantif. (saz)

Pancasila harus direvitalisasi kembali di tengah-tengah masyarakat sebagai pedoman dan acuan hidup berbangsa dan negara. Selama ini nilai-nilai Pancasila tak lagi digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam hidup berbangsa dan bernegaran Lantas apa yang harusnya dilakukan? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Rahmat Sazaly dengan Pakar Hukum Tatanegara USU, Dr Mirza Nasution SH MH.

Kenapa Pancasila perlu direvitalisasi?
Pancasila itu memiliki nilai-nilai yang universal dan abstrak. Artinya kalau dilihat secara filosofi, nilai-nilai pancasila itu ada dan dipraktekkan di semua bangsa-bangsa yang ada di muka bumi ini, hanya saja prinsip dan modelnya berbeda dan di Indonesia itu dinamakan Pancasila. Persoalannya adalah kenapa sampai hari ini Pancasila tak begitu menjadi penting? Ini yang menyebabkan Pancasila perlu direvitalisasi atau mengadakan upaya untuk memvitalkan kembali nilai-nilai Pancasila, dengan usaha-usaha memikirkan bagaimana Pancasila ini dijadikan sebagai filsafat kebangsaan dan sebuah ideologi bagi rakyat Indonesia.

Apa akibatnya jika masyarakat tak mementingkan nilai-nilai Pancasila?
Kurangnya masyarakat mementingkan nilai-nilai Pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara akan mengakibatkan kondisi sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan agama tidak teratur. Ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang tidak mentaati peraturan, tidak adanya sifat keterbukaan, dalam kompetisi tidak siap untuk kalah, tawuran antarwarga, tawuran antarpelajar, munculnya NII, Ahmadiyah dan sebagainya.
Revitalisasi nilai-nilai Pancasila menjadi suatu keharusan yang dapat dijadikan sebagai benteng atau tameng dari berbagai ketidakteraturan yang terjadi di bangsa ini.

Bagaimana menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila?
Untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia kepada masyarakat, perlu dicari model-model pembelajaran yang tepat untuk seluruh lapisan masyarakat. Baik untuk anak-anak mulai dari TK sampai perguruan tinggi, remaja, guru-guru, dosen-dosen maupun seniman dan lainnya.
Mungkin di zaman orde baru, dikenal dengan Penataran P4, namun itu sudah tidak tepat lagi sehingga diperlukan model baru yang lebih cocok.

Jadi, model seperti apa yang diinginkan?
Pemerintah dan negara punya kewajiban untuk membuat model yang tepat dan harus segera dimulai. Kepala negara maupun kepala daerah harus memberikan contoh teladan tentang nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat. Bisa saja dimulai di sekolah-sekolah dengan membuat perlombaan, olimpiade, kompetisi dengan aspek-aspek intertain dan sebagainya. Baik di tingkat daerah sampai tingkat nasional.

Apa harapan dan manfaatnya?
Model-model pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila tersebut bisa mengencangkan atau memperkuat landasan ideologi bangsa Indonesia yang selama ini terasa sangat longgar dan hanya berada pada tataran politis di kalangan lembaga-lembaga negara di atas. Seharusnya Pancasila itu semakin akrab dan membumi. Makna Pancasila bukan hanya slogan saja yang dipajang di setiap dinding sekolah maupun kantor-kantor. Bukan itu pemahamannya, tetapi Pancasila itu harus direvitalisasi kembali secara substantif. (saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/