25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kajatisu: Bambang Setyo Wahyudi Tindaklanjuti Kasus yang Belum Tuntas

MEDAN- Dalam memangku jabatan barunya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sumut Bambang Setyo Wahyudi, SH MH, menegaskan akan meneruskan program-program Kejaksaan khususnya dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi di Sumut. Namun tampaknya, Bambang belum punya program khusus dalam menuntaskan berbagai macam kasus korupsi di Sumut.
“Saya akan melanjutkan. Semua kasus korupsi akan kita tangani. Saya kan baru datang. Jadi belum begitu tahu. Kita koordinasi dulu, baru kita tindak lanjuti,” ucap Bambang usai acara pisah sambut Kajati Sumut dari Noor Rochmad, SH MH kepada dirinya di Hotel Emerald Medan, Jumat (31/5) malam.
Saat ditanya pandangannya terkait korupsi di Sumut, Bambang yang pernah menjabat sebagai Wakajati Sumut Tahun 2011 itu mengaku tidak bisa bicara banyak. “Saya tidak bisa bicara, karena itu belum fakta hukum. Tapi yang jelas, bila banyak kasus yang belum tuntas, akan kita tindaklanjuti,” ungkapnya. Bahkan ketika disinggung terkait kasus dugaan korupsi dana bansos (bantuan sosial) Pemprovsu yang tersangkanya tidak menyentuh hingga decision maker, Bambang tak banyak berkomentar.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Bambang mengatakan, selaku pendatang tugasnya tak mudah. Menurutnya, dalam menjalankan tugas terutama penegakan hukum, diperlukan kerjasama dari semua pihak.
“Harus bersinergi, tidak mungkin kita bertepuk sebelah tangan. InsyaAllah saya mohon doa dan mohon izin, program-program beliau (Noor Rachmad) akan saya teruskan. Saya juga punya sentuhan tersendiri di Sumut. Saya orang Jawa lebih halus. Tapi saya banyak belajar dari kawan di Sumut. Semua saya sikapi dengan terbuka. Saya mohon izin memulai hari ini, saya akan mengabadikan diri semaksimal mungkin,” urainya.
Sementara, Noor Rachmad didampingi sang istri dalam sambutannya sempat mengungkapkan kesan-kesan selama menjabat Kajati Sumut satu tahun lebih. “Kesan-kesan saya berada di tengah komunitas Sumut. Satu tahun hampir empat bulan. Ditempat ini juga saya datang untuk memperkenalkan diri. Saya datang dengan baik-baik menampakkan muka. Tentu saat meninggalkan komunitas ini saya juga harus pergi dengan baik-baik pula,” ujar Noor.
Ia juga sempat mengingat bagaimana awal mulanya bertugas di  Sumut. Banyaknya unjukrasa di Kejati Sumut, membuatnya sempat kaget. “Tentu bukan waktu panjang dan bukan waktu yang singkat. Namanya demonstrasi itu seperti orang yang sakit minum pil. Pil unjukrasa ini hampir tiap hari datang. Awalnya saya kaget, lama-lama sudah biasa. Dan ternyata betul, ada datang hanya lima orang. Hanya ingin foto di depan Kejati dan cuap-cuap saja. Tapi  ini memang negara demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan,” urainya.
Begitupun, ia mengaku tetap bersyukur menjalani hari-hari selama menjabat sebagai Kajati Sumut. “Ini adalah pengalaman berharga selama saya di Sumut. Korupsi melanda seluruh kehidupan di masyarakat. Saya yakin dengan Kajati yang baru bisa menekan laju pertumbuhan korupsi di Sumut. Kalau menghilangkan saya pikir tidak mungkin tapi menekan saya pikir bisa,” tegas Noor yang mengenakan batik berwarna merah.
Dalam acara itu, sempat diputar film dokumenter perjalanan kepemimpinan Noor Rachmad selama menjabat Kajati Sumut.  Di akhir acara, dilakukan penyerahan cederamata berupa ulos kepada Noor Rachmad dan Bambang oleh Gubsu Gatot Pudjo Nugroho serta SKPD lainnya. Acara pisah sambut itu juga dihadiri Kajari se-Sumut, Bupati dan Wali Kota se-Sumut, Pimpinan BUMD/BUMN se-Sumut, serta SKPD lainnya. (far)

MEDAN- Dalam memangku jabatan barunya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sumut Bambang Setyo Wahyudi, SH MH, menegaskan akan meneruskan program-program Kejaksaan khususnya dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi di Sumut. Namun tampaknya, Bambang belum punya program khusus dalam menuntaskan berbagai macam kasus korupsi di Sumut.
“Saya akan melanjutkan. Semua kasus korupsi akan kita tangani. Saya kan baru datang. Jadi belum begitu tahu. Kita koordinasi dulu, baru kita tindak lanjuti,” ucap Bambang usai acara pisah sambut Kajati Sumut dari Noor Rochmad, SH MH kepada dirinya di Hotel Emerald Medan, Jumat (31/5) malam.
Saat ditanya pandangannya terkait korupsi di Sumut, Bambang yang pernah menjabat sebagai Wakajati Sumut Tahun 2011 itu mengaku tidak bisa bicara banyak. “Saya tidak bisa bicara, karena itu belum fakta hukum. Tapi yang jelas, bila banyak kasus yang belum tuntas, akan kita tindaklanjuti,” ungkapnya. Bahkan ketika disinggung terkait kasus dugaan korupsi dana bansos (bantuan sosial) Pemprovsu yang tersangkanya tidak menyentuh hingga decision maker, Bambang tak banyak berkomentar.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Bambang mengatakan, selaku pendatang tugasnya tak mudah. Menurutnya, dalam menjalankan tugas terutama penegakan hukum, diperlukan kerjasama dari semua pihak.
“Harus bersinergi, tidak mungkin kita bertepuk sebelah tangan. InsyaAllah saya mohon doa dan mohon izin, program-program beliau (Noor Rachmad) akan saya teruskan. Saya juga punya sentuhan tersendiri di Sumut. Saya orang Jawa lebih halus. Tapi saya banyak belajar dari kawan di Sumut. Semua saya sikapi dengan terbuka. Saya mohon izin memulai hari ini, saya akan mengabadikan diri semaksimal mungkin,” urainya.
Sementara, Noor Rachmad didampingi sang istri dalam sambutannya sempat mengungkapkan kesan-kesan selama menjabat Kajati Sumut satu tahun lebih. “Kesan-kesan saya berada di tengah komunitas Sumut. Satu tahun hampir empat bulan. Ditempat ini juga saya datang untuk memperkenalkan diri. Saya datang dengan baik-baik menampakkan muka. Tentu saat meninggalkan komunitas ini saya juga harus pergi dengan baik-baik pula,” ujar Noor.
Ia juga sempat mengingat bagaimana awal mulanya bertugas di  Sumut. Banyaknya unjukrasa di Kejati Sumut, membuatnya sempat kaget. “Tentu bukan waktu panjang dan bukan waktu yang singkat. Namanya demonstrasi itu seperti orang yang sakit minum pil. Pil unjukrasa ini hampir tiap hari datang. Awalnya saya kaget, lama-lama sudah biasa. Dan ternyata betul, ada datang hanya lima orang. Hanya ingin foto di depan Kejati dan cuap-cuap saja. Tapi  ini memang negara demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan,” urainya.
Begitupun, ia mengaku tetap bersyukur menjalani hari-hari selama menjabat sebagai Kajati Sumut. “Ini adalah pengalaman berharga selama saya di Sumut. Korupsi melanda seluruh kehidupan di masyarakat. Saya yakin dengan Kajati yang baru bisa menekan laju pertumbuhan korupsi di Sumut. Kalau menghilangkan saya pikir tidak mungkin tapi menekan saya pikir bisa,” tegas Noor yang mengenakan batik berwarna merah.
Dalam acara itu, sempat diputar film dokumenter perjalanan kepemimpinan Noor Rachmad selama menjabat Kajati Sumut.  Di akhir acara, dilakukan penyerahan cederamata berupa ulos kepada Noor Rachmad dan Bambang oleh Gubsu Gatot Pudjo Nugroho serta SKPD lainnya. Acara pisah sambut itu juga dihadiri Kajari se-Sumut, Bupati dan Wali Kota se-Sumut, Pimpinan BUMD/BUMN se-Sumut, serta SKPD lainnya. (far)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/