26 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Sempat Pesan ke Istri agar Nikah Lagi bila…

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Evakuasi bangkai pesawat Hercules milik TNI AU yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Rabu (1/7).
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Evakuasi bangkai pesawat Hercules milik TNI AU yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Rabu (1/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi pesawat Hercules C-130 di Medan Tuntungan, Selasa (30/6), bakal menjadi pengalaman hidup tidak terlupakan bagi Rahmat.

Betapa tidak, pria berusia 34 tahun itu melihat langsung detik-detik jatuhnya pesawat buatan Amerika 1964 itu. Pria yang tinggal di Pasar III Mabar itu juga mengalami luka bakar di tangan dan tubuhnya.

“Saya lihat pesawat itu miring dan menungkik ke arah kami. Langsung lari saya, ” ungkap Rahmat singkat, saat ditemui Sumut Pos (Grup JPNN) di halaman belakang RSUP Adam Malik Medan, Kamis (2/7) siang.

Bapak satu anak itu cerita, Hercules itu menghantam BS Oukup yang berada tepat di sisi kanan 2 unit rumah toko yang sedang dicatnya, bersama 2 orang rekannya bernama Rizaldi dan Ahmad Fahri.

Sedang bagian ekor pesawat itu juga menghantam 2 unit ruko yang sedang dicatnya itu.

“Saat itu, mereka mengecat di ruko paling pinggir. Makanya mereka juga kena hantaman pesawat itu, hingga mereka jatuh dari lantai 4, ” sambung Rahmad melanjutkan ceritanya.

Setelah jatuh, pesawat meledak disusul kobaran api, yang  menjilat 2 unit ruko yang sedang mereka cat. Ahmad Fahri tidak terkena jilatan api karena sudah jatuh ke tanah. Sementara Rizaldi, disebut Rahmat sempat kena terbakar, karena jatuh ke dalam kobaran api.

“Kalau saya di ruko sebelah dan sudah sempat lari. Namun, kepulan asap dari kebakaran yang terjadi, sangat panas hingga saya melepuh seperti ini, ” ujar Rahmad menyambung ceritanya.

Saat itu dirinya langsung dilarikan ke Klinik Mitra Persada dan 2 jam kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Adam Malik Medan. Namun, diakuinya kalau untuk biaya perawatan atas luka yang dideritanya itu, masih ditanggungnya sendiri. Namun, Rahmad enggan menyebut jumlah biaya yang sudah dikeluarkan untuk pengobatannya itu.

“Kalau pertanda dan firasat sebelum kejadian, tidak ada. Namun, dua minggu sebelum kejadian, saya sempat bilang ke istri saya, agar dia menikah lagi bila saya duluan pergi (meninggal dunia, red), ” tandasnya mengakhiri cerita.

Sementara itu, Ahmad Fahri masih terbaring di ruang Rindu B RSUP Adam Malik Medan. Pria berusia 34 tahun itu, masih menjalani perawatan intensif. Balutan perban, masih menempel rapi di kaki, tangan dan wajahknya yang luka. Begitu juga jarum selang oksigen, terlihat masih menempel dan menembus kulit pada dadanya. Namun, sesekali terlihat gerakan kecil oleh jari tanggan dan juga kepalanya.

“Tulang rusuknya patah. Kakinya juga patah. Kepala dan bagian tubuhnya yang lain juga luka serius, ” ungkap Jasarudin yang merupakan kakak laki-laki kandung dari Ahmad Fahri. (ain)

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Evakuasi bangkai pesawat Hercules milik TNI AU yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Rabu (1/7).
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Evakuasi bangkai pesawat Hercules milik TNI AU yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Rabu (1/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi pesawat Hercules C-130 di Medan Tuntungan, Selasa (30/6), bakal menjadi pengalaman hidup tidak terlupakan bagi Rahmat.

Betapa tidak, pria berusia 34 tahun itu melihat langsung detik-detik jatuhnya pesawat buatan Amerika 1964 itu. Pria yang tinggal di Pasar III Mabar itu juga mengalami luka bakar di tangan dan tubuhnya.

“Saya lihat pesawat itu miring dan menungkik ke arah kami. Langsung lari saya, ” ungkap Rahmat singkat, saat ditemui Sumut Pos (Grup JPNN) di halaman belakang RSUP Adam Malik Medan, Kamis (2/7) siang.

Bapak satu anak itu cerita, Hercules itu menghantam BS Oukup yang berada tepat di sisi kanan 2 unit rumah toko yang sedang dicatnya, bersama 2 orang rekannya bernama Rizaldi dan Ahmad Fahri.

Sedang bagian ekor pesawat itu juga menghantam 2 unit ruko yang sedang dicatnya itu.

“Saat itu, mereka mengecat di ruko paling pinggir. Makanya mereka juga kena hantaman pesawat itu, hingga mereka jatuh dari lantai 4, ” sambung Rahmad melanjutkan ceritanya.

Setelah jatuh, pesawat meledak disusul kobaran api, yang  menjilat 2 unit ruko yang sedang mereka cat. Ahmad Fahri tidak terkena jilatan api karena sudah jatuh ke tanah. Sementara Rizaldi, disebut Rahmat sempat kena terbakar, karena jatuh ke dalam kobaran api.

“Kalau saya di ruko sebelah dan sudah sempat lari. Namun, kepulan asap dari kebakaran yang terjadi, sangat panas hingga saya melepuh seperti ini, ” ujar Rahmad menyambung ceritanya.

Saat itu dirinya langsung dilarikan ke Klinik Mitra Persada dan 2 jam kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Adam Malik Medan. Namun, diakuinya kalau untuk biaya perawatan atas luka yang dideritanya itu, masih ditanggungnya sendiri. Namun, Rahmad enggan menyebut jumlah biaya yang sudah dikeluarkan untuk pengobatannya itu.

“Kalau pertanda dan firasat sebelum kejadian, tidak ada. Namun, dua minggu sebelum kejadian, saya sempat bilang ke istri saya, agar dia menikah lagi bila saya duluan pergi (meninggal dunia, red), ” tandasnya mengakhiri cerita.

Sementara itu, Ahmad Fahri masih terbaring di ruang Rindu B RSUP Adam Malik Medan. Pria berusia 34 tahun itu, masih menjalani perawatan intensif. Balutan perban, masih menempel rapi di kaki, tangan dan wajahknya yang luka. Begitu juga jarum selang oksigen, terlihat masih menempel dan menembus kulit pada dadanya. Namun, sesekali terlihat gerakan kecil oleh jari tanggan dan juga kepalanya.

“Tulang rusuknya patah. Kakinya juga patah. Kepala dan bagian tubuhnya yang lain juga luka serius, ” ungkap Jasarudin yang merupakan kakak laki-laki kandung dari Ahmad Fahri. (ain)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/