MEDAN, SUMUTPOS.CO – Merayakan Hari Idul Adha 1441 Hijriah, Masjid Jami’ Silalas Jalan Sei Deli Kelurahan Silalas, Medan Barat, menyembelih 14 ekor hewan kurban, Sabtu (1/8). Dalam penyembelihan hewan kurban tersebut, pelaksanaannya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena daging yang dibagikan kepada masyarakat menerapkan sistem barcode pada kupon dan wajib mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
KETUA Panitia, H Zerman menyampaikan, 14 ekor hewan kurban yang disembelih terdiri dari 11 ekor sapi dan 3 ekor kambing. Hewan kurban ini merupakan sumbangan dari Gubernur Sumut Rahmayadi dan Wagub Sumut Edy Musa Rajekshah H Anif, Musa Idhishah (Doddy) dan masyarakat sekitar.
“Sistem barcode ini dipakai agar tidak terjadi double dalam pengambilan daging kurban. Jadi, pengambilan daging dilakukan dengan menunjukkan kupon yang terdapat barcode dan telah dibagikan kepada masyarakat sebelumnya. Kupon yang terdapat barcode tersebut di-scan terlebih dahulu oleh panitia kurban menggunakan ponsel android, lalu kemudian daging diserahkan ke warga,” ungkap H Zerman didampingi Kepala Koordinator Keamanan, Batara Silalahi saat diwawancarai.
Tak hanya itu, dalam pembagian daging hewan kurban ini kata dia, juga dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat pencegahan Covid-19. Sehingga, kepada masyarakat yang masuk ke areal pembagian daging, terlebih dahulu diperiksa suhu tubuhnya, mencuci tangan, hingga diwajibkan menjaga jarak. ”Bahkan, kalau ada warga yang datang tidak memakai masker akan kita suruh pulang,” jelasnya.
Zerman menerangkan, sistem barcode ini sendiri merupakan pertama kali dilakukan BKM Jami’ Silalas. Ide ini bermula dari inisiatif Ketua BKM Jami’ Silalas, Musa Idhishah. ”Sistem ini sebetulnya pernah dilakukan di Masjid Agung. Karena itu, kedepannya pengalaman ini akan kami bagikan kepada masjid-masjid yang lain,” terangnya.
Ketua BKM Masjid Jami’ Silalas, Musa Idhishah mengatakan, untuk mendapatkan kupon barcode, maka setiap calon penerima kurban terlebih dahulu wajib menyerahkan fotocopy KTP kepada Kepling. Selanjutnya, data tersebut di-input dalam database dan baru kemudian keluar kupon dengan barcode. ”Kupon ini juga diantar dari rumah ke rumah untuk memastikan datanya valid. Setelah itu, kupon baru diserahkan,” ujar pria yang akrab dipanggil Doddy.
Oleh karena itu, sambung dia, tahun depan apabila penyembelihan hewan kurban digelar kembali maka pembagian dagingnya oleh panitia hanya tinggal membuka data di komputer saja. Namun, pendataan lanjutan tetap dilakukan hanya saja pada pertambahan atau perpindahan penduduk.
“Dengan sistem ini, pemalsuan kupon dapat diminimalisir, sebab kelihatan di layar scaner, dan tidak mungkin juga double data. Untuk itu tahun depan kita akan ajak beberapa mesjid, kita buat pelatihannya dan kita berikan sistemnya untuk pelan-pelan kita buat penyeragaman Kota Medan,” cetusnya.
Ke depan, tambah Doddy, sistem barcode dalam pengambilan daging kurban ini akan dipublikasikan kepada masing-masing masjid yang ada di Kota Medan. “Mudah-mudahan, tahun depan kita ajak beberapa masjid dan melakukan pelatihan untuk pelan-pelan buat kita lakukan,” ujarnya.
Diutarakan Doddy, sistem ini juga dapat diandalkan pengurus masjid untuk pembagian zakat. “Sistem ini juga bisa dipakai untuk kegiatan lain seperti zakat. Sebab, sampai dengan tahun ini tidak ada masalah,” ucapnya. (ris)