25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Jemaat HKBP Nommensen Pulo Brayan Ricuh

Tolak Pelantikan Pendeta Baru

MEDAN- Suasana menjelang pelaksanaan ibadah kebaktian di Gereja HKBP Nommensen, Jalan Rumah Sakit, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur, Minggu (2/9) ricuh.

Pasalnya, sejumlah jemaat pendeta lama pdt Petrus Simangunsong tidak terima dengan agenda pelantikan pendeta yang baru Pdt Togar Purba, yang rencananya dilakukan di gereja tersebut.

Awalnya, jemaat gereja yang berdatangan sejak pukul 07.00 WIB tidak bisa masuk ke dalam gereja, karena kondisi pintu pagar tergembok. Ratusan polisi yang diturunkan ke lokasi berjaga sejak pagi. Jemaat yang tidak senang dengan itu kemudian berteriak di hadapan polisi.
“Kami kemari mau beribadah. Kami tidak ingin ada pelantikan pendeta yang baru di sini,” teriak salah satu jemaat.

Adu argumen antara pendukung pendeta yang lama dengan polisi pun terjadi di depan pintu gerbang gereja.  Kabag Bin Ops Polresta Medan, Kompol SF Napitu menemui dan mencoba meredam emosi jemaat.

“Kami tidak ingin pendeta yang baru dilantik di sini. Kami di sini hanya mau beribadah,” ujar pendukung pendeta yang lama.
Menjawab pernyataan tersebut, Kabag Bin Ops Polresta Medan mengatakan, mau dilantik atau tidak dilantik itu bukan urusannya. “Kami di sini hanya ditugaskan untuk pengamanan,” ujar Kompol Napit di hadapan jemaat.

Setelah melakukan negosiasi, akhirnya jemaat diizinkan masuk ke dalam gereja, dengan catatan setiap kendaraan yang masuk diperiksa polisi. Tak sampai di situ, emosi jemaat pendukung pendeta yang lama kembali tersulut, saat melihat iringan-iringan mobil pendeta yang baru melintas di depan gereja. Salah seorang jemaat mencoba menghalang-halangi mobil. Di bawah penjagaan ratusan polisi, kebaktian pun dilangsungkan.

Namun, keributan kembali terjadi di pintu masuk gereja. Sejumlah jemaat memaksa masuk ke dalam gereja, saat proses kebaktian berlangsung, meski pintu gereja sudah ditutup dan dikawal ratusan polisi. Keributan di gereja HKBP Nomenensen sebelumnya juga pernah terjadi Minggu (5/8) lalu. Keributan itu dipicu jemaat tidak senang dengan adanya pergantian pendeta di gereja tersebut.

Hokkop Simamora, pendukung pendeta yang lama mengatakan, mereka tidak senang dengan rencana pelantikan pendeta yang baru. Karena menurutnya, pergantian pendeta ini terkesan tiba-tiba.

“Pergantian ini kesannya tiba-tiba, tanpa pemberitauan terlebih dahulu pendeta yang lama sudah mau diganti saja” ujarnya.

Hokkop Simamora, jemaat yang pro dengan Pdt Petrus Simangunsong mengatakan, dirinya tidak percaya dengan Surat Keputusan (SK) yang mengangkat pdt Togar Purba menjadi pendeta yang baru di gereje tersebut.

“Konsep di SK itu berbeda dengan SK pergantian pendeta yang sebelum-sebelumnya. Makanya kami gak terima Togar Purba dilantik menjadi pendeta yang baru di gereja ini,” sebutnya.

Hokkop mengatakan, selain berbeda konsep di SK, pergantian jabatan pendeta di gereja ini terkesan buru-buru.

“Pergantian ini tidak masuk diakal. Seharusnya sesuai periodisasi, pergantian baru bisa dilakukan setelah 4 tahun. Tapi sebelum 4 tahun, kenapa pendeta yang lama sudah diganti,” bebernya.

Sementara itu, Pdt Sabam Marpaung, mewakili praeses HKBP Distrik 10 Medan-Aceh, membantah apa yang dikataan jemaat tersebut.
“SK ini sesuai prosedur. Terkait periodisasinya sendiri, tidak ada yang mengikat masa kepimpinan pendeta dalam sebuh gereja. Sewaktu-waktu pendeta bisa diganti,” sebutnya.

Untuk meredam aksi keributan, acara pelantikan pendeta yang baru pun ditiadakan di gereja tersebut dan dialihkan ke Gereja HKBP Uskup Agung Jalan Keuskupan Agung.

Pantauan Sumut Pos, pelantikan pendeta yang baru yang dilakukan di gereja tersebut berlangsung aman dan terkendali, di bawah penjagaan personel polisi. (mag-12)

Tolak Pelantikan Pendeta Baru

MEDAN- Suasana menjelang pelaksanaan ibadah kebaktian di Gereja HKBP Nommensen, Jalan Rumah Sakit, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur, Minggu (2/9) ricuh.

Pasalnya, sejumlah jemaat pendeta lama pdt Petrus Simangunsong tidak terima dengan agenda pelantikan pendeta yang baru Pdt Togar Purba, yang rencananya dilakukan di gereja tersebut.

Awalnya, jemaat gereja yang berdatangan sejak pukul 07.00 WIB tidak bisa masuk ke dalam gereja, karena kondisi pintu pagar tergembok. Ratusan polisi yang diturunkan ke lokasi berjaga sejak pagi. Jemaat yang tidak senang dengan itu kemudian berteriak di hadapan polisi.
“Kami kemari mau beribadah. Kami tidak ingin ada pelantikan pendeta yang baru di sini,” teriak salah satu jemaat.

Adu argumen antara pendukung pendeta yang lama dengan polisi pun terjadi di depan pintu gerbang gereja.  Kabag Bin Ops Polresta Medan, Kompol SF Napitu menemui dan mencoba meredam emosi jemaat.

“Kami tidak ingin pendeta yang baru dilantik di sini. Kami di sini hanya mau beribadah,” ujar pendukung pendeta yang lama.
Menjawab pernyataan tersebut, Kabag Bin Ops Polresta Medan mengatakan, mau dilantik atau tidak dilantik itu bukan urusannya. “Kami di sini hanya ditugaskan untuk pengamanan,” ujar Kompol Napit di hadapan jemaat.

Setelah melakukan negosiasi, akhirnya jemaat diizinkan masuk ke dalam gereja, dengan catatan setiap kendaraan yang masuk diperiksa polisi. Tak sampai di situ, emosi jemaat pendukung pendeta yang lama kembali tersulut, saat melihat iringan-iringan mobil pendeta yang baru melintas di depan gereja. Salah seorang jemaat mencoba menghalang-halangi mobil. Di bawah penjagaan ratusan polisi, kebaktian pun dilangsungkan.

Namun, keributan kembali terjadi di pintu masuk gereja. Sejumlah jemaat memaksa masuk ke dalam gereja, saat proses kebaktian berlangsung, meski pintu gereja sudah ditutup dan dikawal ratusan polisi. Keributan di gereja HKBP Nomenensen sebelumnya juga pernah terjadi Minggu (5/8) lalu. Keributan itu dipicu jemaat tidak senang dengan adanya pergantian pendeta di gereja tersebut.

Hokkop Simamora, pendukung pendeta yang lama mengatakan, mereka tidak senang dengan rencana pelantikan pendeta yang baru. Karena menurutnya, pergantian pendeta ini terkesan tiba-tiba.

“Pergantian ini kesannya tiba-tiba, tanpa pemberitauan terlebih dahulu pendeta yang lama sudah mau diganti saja” ujarnya.

Hokkop Simamora, jemaat yang pro dengan Pdt Petrus Simangunsong mengatakan, dirinya tidak percaya dengan Surat Keputusan (SK) yang mengangkat pdt Togar Purba menjadi pendeta yang baru di gereje tersebut.

“Konsep di SK itu berbeda dengan SK pergantian pendeta yang sebelum-sebelumnya. Makanya kami gak terima Togar Purba dilantik menjadi pendeta yang baru di gereja ini,” sebutnya.

Hokkop mengatakan, selain berbeda konsep di SK, pergantian jabatan pendeta di gereja ini terkesan buru-buru.

“Pergantian ini tidak masuk diakal. Seharusnya sesuai periodisasi, pergantian baru bisa dilakukan setelah 4 tahun. Tapi sebelum 4 tahun, kenapa pendeta yang lama sudah diganti,” bebernya.

Sementara itu, Pdt Sabam Marpaung, mewakili praeses HKBP Distrik 10 Medan-Aceh, membantah apa yang dikataan jemaat tersebut.
“SK ini sesuai prosedur. Terkait periodisasinya sendiri, tidak ada yang mengikat masa kepimpinan pendeta dalam sebuh gereja. Sewaktu-waktu pendeta bisa diganti,” sebutnya.

Untuk meredam aksi keributan, acara pelantikan pendeta yang baru pun ditiadakan di gereja tersebut dan dialihkan ke Gereja HKBP Uskup Agung Jalan Keuskupan Agung.

Pantauan Sumut Pos, pelantikan pendeta yang baru yang dilakukan di gereja tersebut berlangsung aman dan terkendali, di bawah penjagaan personel polisi. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/