BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (BC) Sumatera Utara (Sumut) kembali berhasil menggagalkan penyelundupan satu kapal bermuatan bawang merah dan pakaian bekas (ballpres) impor. Kapal kayu KLM Anugerah ditangkap disekitar kawasan perairan Sungai Asahan, bersama 7 awak kapal yang kini masih menjalani pemeriksaan di Kanwil DJBC I Sumur, Selasa (2/9) kemarin.
Informasi diperoleh Sumut Pos menyebutkan, penangkapan kapal penyelundup bermuatan bawang merah dan ballpres berawal dari adanya informasi didapat petugas Bea dan Cukai, terkait aktivitas penyelundupan yang kerap terjadi dikawasan Teluk Nibung, Asahan.
Selanjutnya, institusi dibawa naungan Kementerian Keuangan RI ini mengerahkan dua unit kapal patroli BC 15031 dan BC 1508 untuk melakukan pencegahan. Saat berpatroli disekitar kawasan tersebut, petugas mendapati kapal layar motor (KLM) Anugerah kandas disekitar perairan Sungai Asahan.
Muzakkar, petugas Kapal Patroli BC 15031 menuturkan, semula penangkapan kapal penyelundup bawang dan ballpres impor sempat mendapat hambatan, karena banyaknya massa dari masyarakat setempat yang berupaya melakukan penjarahan ketika petugas mengamankan kapal dimaksud.”Setelah kita usir, tak lama kemudian masyarakat menggunakan perahu kembali datang. Tapi setelah kembali kita memperingatkan agar massa tidak mendekat, baru KLM Anugerah kita tarik untuk dibawa ke dermaga BC di Belawan,” kata Muzakkar.
Dari hasil pemeriksaan awal komoditas bawang impor yang sebelumnya didatangkan dari India tujuan Malaysia oleh perusahaan importir M/S Impex (M) SDN BHD beralamat di Jalan Jasmine 3 Bandar Botanic 42000 Klang Selangor, Malaysia, tidak dilengkapi perizinan Kemenprindag maupun Kementan RI.
Nakhoda maupun awak kapal yang mengaku membawa bawang dan ballpres dari pelabuhan laut Port Klang, Malaysia kemudian diamankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan di Kanwil DJBC I Sumut di Belawan. “Awak kapalnya ada 7 orang, dan sudah diserahkan ke petugas penyidik Kanwil DJBC I Sumut. Sedangkan, kapalnya masih dalam proses pembongkaran muatan di dermaga Bea Cukai, untuk jumlah pasti muatannya masih dihitung,” ungkapnya.
Sementara itu, maraknya aktivitas penyelundupan disekitar perairan Sumatera diakui Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan, Luvi Hartono. Bahkan sebut dia, keterbatasan sarana kapal patroli dan SDM terkadang menjadi kendala sulitnya Bea Cukai melakukan pentegahan terhadap kegiatan ilegal tersebut.
“Kita akui kesulitan di lapangan masih menjadi kendala, ini karena keterbatasan sarana dan prasarana maupun SDM (Sumber Daya Manusia),” terang, Luvi disela-sela pemaparan hasil tangkapan tekstil, ballpres dan bawang impor dari KM Abadi Jaya di Jalan Anggada, Belawan.
Menurutnya, bisnis penyelundupan umumnya digeluti para pelaku karena perairan di Sumatera Utara berdekatan langsung dengan negara-negara luar khususnya Malaysia. Hal ini pula yang membuat para pelaku terus berupaya memasukan barang-barang tidak resmi ke dalam negeri.
“Jalur perairan ini (Sumut,R ed) sangat rawan terhadap kegiatan-kegiatan penyelundupan, kerena memang berdekatan langsung dengan jalur perairan internasional. Ini yang menjadi tantangan bagi untuk terus menggiatkan melakukan pentegahan,” pungkasnya. (rul/ila)