MEDAN- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan menggelar Lomba Puisi/Penyair dalam kategori cipta dan baca puisi di Taman Budaya Sumatera Utara, 22 hingga 23 Oktober 2011 lalu. Ajang baca puisi yang diikuti 150 peserta dari kalangan umum, pelajar dan mahasiswa ini merupakan program tahunan yang diselenggarakan Disbudpar Kota Medan.
Dalam lomba baca puisi/penyair ini dewan juri yang terdiri dari Afrion, Zuliana Ibrahim, Wahyu Wiji Astuti, Budiah Sari Siregar, Sartika Sari serta 20 juri Portlok menetapkan 6 pembaca terbaik yaitu Juara I Tiflatul Husna, Juara II Winda Sriana, Juara III Rika Pebrianti, Harapan I Ardiani, Harapan II Robby Subrata, dan Harapan III Cut Cahyani.
Kepala Bidang Kebudayaan Drs Mansur mewakili kepala dinas yang saat bersamaan melakukan perjalanan dinas ke Surabaya mengatakan, lomba puisi/penyair ini merupakan komitmen dan perhatian pemerintah mensosialisasikan keagungan puisi di tengah masyarakat.
Istilah puisi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu poites, yang berarti pembangun, pembentuk atau pembuat. Dalam bahasa Latin berasal dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, dan menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata puisi diartikan sebagai hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan
Puisi menjadi salah satu media penyampai bagi penyair untuk mengungkapkan ekspresi jiwanya, yang mampu mengungkap hubungan antara manusia, hewan, dan alam lingkungan. Maka oleh sebab itu, puisi bisa juga dikatakan sebagai jiwa penyair yang direpresentasikan ke dalam teks bahasa kata-kata yang memiliki nilai-nilai estetika.(pms)