30 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Jadwal Vaksinasi Covid-19, Dinkes Sumut: Tetap November

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana imunisasi atau vaksinasi Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) masih sesuai jadwal sebelumnya, yakni pada November bulan ini. Hal itu mengacu pada surat pemberitahuan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI per tanggal 19 Oktober 2020.

MENINJAU: Sekda Provinsi Sumut R Sabrina meninjau renovasi RS Haji Medan, Jalan Rumah Sakit, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Senin (2/11). Pembangunan dan renovasi RS ini sedang dilakukan untuk memenuhi standar penanganan kasus Covid-19 khusus untuk ibu dan anak. Foto: Humas Sumut/Fahmi Aulia.
MENINJAU: Sekda Provinsi Sumut R Sabrina meninjau renovasi RS Haji Medan, Jalan Rumah Sakit, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Senin (2/11). Pembangunan dan renovasi RS ini sedang dilakukan untuk memenuhi standar penanganan kasus Covid-19 khusus untuk ibu dan anak. Foto: Humas Sumut/Fahmi Aulia.

“Belum ada perubahan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut masih mengacu pada surat yang dikeluarkan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes,” ungkap Sekretaris Dinkes Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Senin (2/11).

Aris mengaku, pascamenerima surat pemberitahuan pertama, pihaknya belum ada mendapatkan surat lanjutan. Meski demikian, petunjuk teknis vaksinasi Covid-19 belum mereka peroleh. “Biasa kalau sudah begitu (surat pemberitahuan) ada petunjuk teknisnya, tapi ini belum ada. Jadi kita belum tahu apa akan mundur atau tidak. Yang jelas, kita masih mengacu pada jadwal yang sudah ditetapkan dulu,” ujar Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut ini.

Sebelumnya Aris menyebutkan, mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19, maka rencana pelaksanaan pemberian imunisasi Covid-19 secara bertahap mulai November 2020.

Imunisasi Covid-19 ini akan diberikan kepada kelompok rentan, mulai usia 18-59 tahun, terutama terdiri dari para tenaga kesehatan (Nakes), asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Sedangkan pada kelompok prioritas lainnya, sambung Aris, yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan operasional imunisasi Covid-19, diberikan kepada petugas pelayanan publik, yakni petugas yang berhadapan langsung dengan masyarkat, seperti TNI-Polri, petugas bandara, petugas stasiun kereta api, petugas pelabuhan, pemadam kebakaran, petugas PLN dan PAM yang bertugas di lapangan.

Kemudian untuk kelompok risiko tinggi lainnya, yaitu kelompok pekerja yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontribusi pada sektor perekonomian dan pendidikan, serta penduduk yang tinggal di tempat berisiko seperti kawasan padat penduduk.

“Selanjutnya para kontak erat Covid-19, yaitu orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi. Berikutnya administrator pemerintahan dalam bidang pelayanan publik,” jelasnya.

Menurut Aris, estimasi sasaran imunisasi Covid-19 di Sumut berjumlah 8.232.718 jiwa. Jumlah ini terdiri dari tenaga kesehatan dan petugas pendukung lainnya yang bekerja di Fasyankes, yakni sipil 31.634 orang, TNI 582 orang, dan Polri 448 orang.

Kemudian, petugas pelayanan publik terdiri dari Satpol PP 7.335 orang, TNI 19.631 orang, Polri 19.598 orang, dan lainnya 775.704 orang. Selanjutnya anggota BPJS PBI 4.951.731 orang, serta masyarkat dan pelaku ekonomi lainnya sebanyak 2.426.054 orang. “Saat ini sedang dilakukan upaya persiapan, mulai dari pendataan sasaran sampai penyiapan logistik imunisasi dan penyiapan lainnya,” tandas dia.

Terpisah, Jubir Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan M.Kes, mengatakan pihaknya belum mendapatkan pemberitahuan atau informasi lanjutan mengenai rencana vaksinasi Covid-19. Karena penggunaan vaksin tidak bisa dilakukan secara sembarangan, pihaknya tetap menunggu berbagi petunjuk dari pusat.

“Kita semua masih menunggu. Mengenai harganya kita juga belum tahu, karena vaksin itu adalah virus yang dilemahkan. Dia harus melewati beberapa kali uji klinis. Jadi, kita belum bisa kasih penjelasan apapun tentang vaksin,” jawabnya.

RS Covid-19 Khusus Ibu-Anak

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) akan menjadikan Rumah Sakit (RS) Haji Medan menjadi RS Covid-19 untuk Ibu dan Anak. Pembangunan dan renovasi RS ini sedang dilakukan, untuk memenuhi standar penanganan kasus Covid-19 khusus untuk ibu dan anak.

Sampai saat ini pembangunan dan renovasi RS Haji Medan telah mencapai 85% dan diharapkan mampu beroperasi pertengahan November tahun ini. Dengan demikian, Sumut mampu menangani dengan baik kasus Covid-19 yang terjadi pada ibu (terutama ibu hamil) dan anak.

“Setelah kita lihat dan dari laporan manajemen ini sudah mencapai 85%. Mudah-mudahan pertengahan November atau paling tidak akhir November sudah selesai semua. Bila ini sudah selesai Sumut akan memiliki satu rumah sakit khusus Covid untuk ibu dan anak,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumut R Sabrina, usai meninjau RS Haji Medan, Jalan Rumah Sakit, Percut Sei Tuan Deli Serdang, Senin (2/11).

Keputusan membangun RS Covid-19 khusus ibu dan anak ini diambil karena Satgas Penanganan Covid-19 Sumut tidak ingin anak-anak dan ibu hamil yang terpapar Covid-19 dirawat bersama pasien yang lain. Dengan begitu, pemulihan pasien Covid-19 anak-anak dan ibu hamil bisa lebih maksimal.

“Ini ide yang luar biasa dari Pak Gubernur kita. Karena harusnya kita tidak mencampurkan pasien Covid-19 biasa dengan anak-anak, ibu hamil ataupun ibu menyusui. Ini juga membuat kita bangga, Pemprov mempelopori RS yang khusus menangani kasus Covid-19 pada anak dan ibu,” tambah Sabrina.

Selain itu, Satgas Penanganan Covid-19 Sumut juga ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat, karena sebentar lagi ada RS yang menangani ibu yang ingin melahirkan, sedang menyusui, dan juga anak-anak yang terpapar Covid-19.

“Sudah tugas pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakatnya, karena itu kita membuat RS Covid-19 khusus ibu dan anak. Jadi, ibu-ibu yang terpapar Covid-19 jangan takut melahirkan di sini, karena semua penanganannya sesuai protokol kesehatan Covid-19,” jelasnya.

RS Covid-19 Ibu dan anak ini memiliki kapasitas 42 kamar. Selain itu juga memiliki fasilitas standar Covid-19 seperti Laboratorium PCR, ruang isolasi, ruang perawatan, Unit Gawat Darurat (UGD) dan lainnya. Namun Sabrina berharap, ini tidak terisi selama Covid-19 masih mewabah.

“Kami sebenarnya tidak ingin RS ini terpakai, tidak ingin ada yang terkena Covid-19. Tetapi kita harus bersiap-siap bila kasus Covid-19 ibu dan anak meningkat,” pungkas Sabrina.

Untuk kasus Covid-19 ibu dan anak, menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumut, Alwi Mujahit, masih sedikit. Walau begitu, perkiraan Satgas Penanganan Covid-19 di akhir November dan bulan Desember angka kelahiran akan meningkat sehingga perlu diantisipasi.

“Kalau sekarang masih sedikit. Tetapi kami perkirakan, di bulan Desember angka persalinan akan melonjak. Kenapa? Karena sejak bulan Maret sebagian besar instansi dan perusahaan melakukan WFH (Work From Home), sehingga prediksi kami di bulan Desember akan ada ledakan kelahiran. Itu perlu kita antisipasi. Dengan banyaknya persalinan maka ada kemungkinan kasus Covid-19 pada ibu dan anak juga meningkat. Jadi, setelah RS ini selesai kita bisa menerima persalinan pasien konfirmasi positif,” terang Alwi. (ris/map/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana imunisasi atau vaksinasi Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) masih sesuai jadwal sebelumnya, yakni pada November bulan ini. Hal itu mengacu pada surat pemberitahuan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI per tanggal 19 Oktober 2020.

MENINJAU: Sekda Provinsi Sumut R Sabrina meninjau renovasi RS Haji Medan, Jalan Rumah Sakit, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Senin (2/11). Pembangunan dan renovasi RS ini sedang dilakukan untuk memenuhi standar penanganan kasus Covid-19 khusus untuk ibu dan anak. Foto: Humas Sumut/Fahmi Aulia.
MENINJAU: Sekda Provinsi Sumut R Sabrina meninjau renovasi RS Haji Medan, Jalan Rumah Sakit, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Senin (2/11). Pembangunan dan renovasi RS ini sedang dilakukan untuk memenuhi standar penanganan kasus Covid-19 khusus untuk ibu dan anak. Foto: Humas Sumut/Fahmi Aulia.

“Belum ada perubahan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut masih mengacu pada surat yang dikeluarkan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes,” ungkap Sekretaris Dinkes Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Senin (2/11).

Aris mengaku, pascamenerima surat pemberitahuan pertama, pihaknya belum ada mendapatkan surat lanjutan. Meski demikian, petunjuk teknis vaksinasi Covid-19 belum mereka peroleh. “Biasa kalau sudah begitu (surat pemberitahuan) ada petunjuk teknisnya, tapi ini belum ada. Jadi kita belum tahu apa akan mundur atau tidak. Yang jelas, kita masih mengacu pada jadwal yang sudah ditetapkan dulu,” ujar Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut ini.

Sebelumnya Aris menyebutkan, mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19, maka rencana pelaksanaan pemberian imunisasi Covid-19 secara bertahap mulai November 2020.

Imunisasi Covid-19 ini akan diberikan kepada kelompok rentan, mulai usia 18-59 tahun, terutama terdiri dari para tenaga kesehatan (Nakes), asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Sedangkan pada kelompok prioritas lainnya, sambung Aris, yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan operasional imunisasi Covid-19, diberikan kepada petugas pelayanan publik, yakni petugas yang berhadapan langsung dengan masyarkat, seperti TNI-Polri, petugas bandara, petugas stasiun kereta api, petugas pelabuhan, pemadam kebakaran, petugas PLN dan PAM yang bertugas di lapangan.

Kemudian untuk kelompok risiko tinggi lainnya, yaitu kelompok pekerja yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontribusi pada sektor perekonomian dan pendidikan, serta penduduk yang tinggal di tempat berisiko seperti kawasan padat penduduk.

“Selanjutnya para kontak erat Covid-19, yaitu orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi. Berikutnya administrator pemerintahan dalam bidang pelayanan publik,” jelasnya.

Menurut Aris, estimasi sasaran imunisasi Covid-19 di Sumut berjumlah 8.232.718 jiwa. Jumlah ini terdiri dari tenaga kesehatan dan petugas pendukung lainnya yang bekerja di Fasyankes, yakni sipil 31.634 orang, TNI 582 orang, dan Polri 448 orang.

Kemudian, petugas pelayanan publik terdiri dari Satpol PP 7.335 orang, TNI 19.631 orang, Polri 19.598 orang, dan lainnya 775.704 orang. Selanjutnya anggota BPJS PBI 4.951.731 orang, serta masyarkat dan pelaku ekonomi lainnya sebanyak 2.426.054 orang. “Saat ini sedang dilakukan upaya persiapan, mulai dari pendataan sasaran sampai penyiapan logistik imunisasi dan penyiapan lainnya,” tandas dia.

Terpisah, Jubir Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan M.Kes, mengatakan pihaknya belum mendapatkan pemberitahuan atau informasi lanjutan mengenai rencana vaksinasi Covid-19. Karena penggunaan vaksin tidak bisa dilakukan secara sembarangan, pihaknya tetap menunggu berbagi petunjuk dari pusat.

“Kita semua masih menunggu. Mengenai harganya kita juga belum tahu, karena vaksin itu adalah virus yang dilemahkan. Dia harus melewati beberapa kali uji klinis. Jadi, kita belum bisa kasih penjelasan apapun tentang vaksin,” jawabnya.

RS Covid-19 Khusus Ibu-Anak

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) akan menjadikan Rumah Sakit (RS) Haji Medan menjadi RS Covid-19 untuk Ibu dan Anak. Pembangunan dan renovasi RS ini sedang dilakukan, untuk memenuhi standar penanganan kasus Covid-19 khusus untuk ibu dan anak.

Sampai saat ini pembangunan dan renovasi RS Haji Medan telah mencapai 85% dan diharapkan mampu beroperasi pertengahan November tahun ini. Dengan demikian, Sumut mampu menangani dengan baik kasus Covid-19 yang terjadi pada ibu (terutama ibu hamil) dan anak.

“Setelah kita lihat dan dari laporan manajemen ini sudah mencapai 85%. Mudah-mudahan pertengahan November atau paling tidak akhir November sudah selesai semua. Bila ini sudah selesai Sumut akan memiliki satu rumah sakit khusus Covid untuk ibu dan anak,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumut R Sabrina, usai meninjau RS Haji Medan, Jalan Rumah Sakit, Percut Sei Tuan Deli Serdang, Senin (2/11).

Keputusan membangun RS Covid-19 khusus ibu dan anak ini diambil karena Satgas Penanganan Covid-19 Sumut tidak ingin anak-anak dan ibu hamil yang terpapar Covid-19 dirawat bersama pasien yang lain. Dengan begitu, pemulihan pasien Covid-19 anak-anak dan ibu hamil bisa lebih maksimal.

“Ini ide yang luar biasa dari Pak Gubernur kita. Karena harusnya kita tidak mencampurkan pasien Covid-19 biasa dengan anak-anak, ibu hamil ataupun ibu menyusui. Ini juga membuat kita bangga, Pemprov mempelopori RS yang khusus menangani kasus Covid-19 pada anak dan ibu,” tambah Sabrina.

Selain itu, Satgas Penanganan Covid-19 Sumut juga ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat, karena sebentar lagi ada RS yang menangani ibu yang ingin melahirkan, sedang menyusui, dan juga anak-anak yang terpapar Covid-19.

“Sudah tugas pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakatnya, karena itu kita membuat RS Covid-19 khusus ibu dan anak. Jadi, ibu-ibu yang terpapar Covid-19 jangan takut melahirkan di sini, karena semua penanganannya sesuai protokol kesehatan Covid-19,” jelasnya.

RS Covid-19 Ibu dan anak ini memiliki kapasitas 42 kamar. Selain itu juga memiliki fasilitas standar Covid-19 seperti Laboratorium PCR, ruang isolasi, ruang perawatan, Unit Gawat Darurat (UGD) dan lainnya. Namun Sabrina berharap, ini tidak terisi selama Covid-19 masih mewabah.

“Kami sebenarnya tidak ingin RS ini terpakai, tidak ingin ada yang terkena Covid-19. Tetapi kita harus bersiap-siap bila kasus Covid-19 ibu dan anak meningkat,” pungkas Sabrina.

Untuk kasus Covid-19 ibu dan anak, menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumut, Alwi Mujahit, masih sedikit. Walau begitu, perkiraan Satgas Penanganan Covid-19 di akhir November dan bulan Desember angka kelahiran akan meningkat sehingga perlu diantisipasi.

“Kalau sekarang masih sedikit. Tetapi kami perkirakan, di bulan Desember angka persalinan akan melonjak. Kenapa? Karena sejak bulan Maret sebagian besar instansi dan perusahaan melakukan WFH (Work From Home), sehingga prediksi kami di bulan Desember akan ada ledakan kelahiran. Itu perlu kita antisipasi. Dengan banyaknya persalinan maka ada kemungkinan kasus Covid-19 pada ibu dan anak juga meningkat. Jadi, setelah RS ini selesai kita bisa menerima persalinan pasien konfirmasi positif,” terang Alwi. (ris/map/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/