32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Aktivis Perempuan Ancam Golput

MEDAN-Sejumlah kelompok aktivis perempuan Sumut mengancam tidak akan memberikan hak suaranya atau Golput pada pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 mendatang. Hal ini mereka lakukan jika para calon tidak memiliki rencana konkret untuk melakukan penghapusan kekerasan terhadap perempuan (KTP).

Penolakan sejumlah aktivis yang diprakarsai Pesada, Pakkar, Gemma, Forum Jurnalis Perempuan Sumut, Feminis MUda, KPI SUmut, Hapsari, Kaukus Perempuan, PSGPA, Unimed, Yapidi, YAK, dilakukan dalam memperingati kampanye 16 hari anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Taman Beringin Medan, kemarin.

Dina Lumban Tobing selaku Koordinator aksi menyebutkan, himbauan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap para kandidat yang tidak pro terhadap perempuan.
“Hingga saat ini tidak ada perubahan di sumut. Sumut memburuk. Jika tidak ada langkah konkrit dan MoU, kita menghimbau agar kaum perempuan dan golongan minoritas golput pada pemilihan gubsu mendatang,”ujar Dina dalam aksi jalan santai dengan mengenakan pakaian ungu.

Kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan kali ini bilang Dina, mengambil thema ‘Mempertanyakan marginalisasi posisi politik perempuan’. Menurutnya para kandidat harus memiliki langkah konkrit untuk melakukan perbaikan dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan, marginalisasi perempuan di politik dan fasilitas kesehatan reproduksi perempuan serta perlindungan kepada kelompok minoritas.
Dalam kesempatan yang sama dia juga menyayangkan, tidak adanya keterwakilan kandidat perempuan pada Pilgubsu mendatang.
Padahal jika perempuan ada di dalam kepengurusan parpol, mereka juga punya kualitas.

Dalam kesempatan itu, Dina juga menyebutkan data kekerasan yang dialami perempuan di Sumut, yakni sepanjang Januari hingga Oktober 2012, kekerasan terhadap perempuan mencapai 371 kasus, dari jumlah ini didominasi kekerasan fisik hingga mencapai 50,13 persen. (uma)

MEDAN-Sejumlah kelompok aktivis perempuan Sumut mengancam tidak akan memberikan hak suaranya atau Golput pada pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 mendatang. Hal ini mereka lakukan jika para calon tidak memiliki rencana konkret untuk melakukan penghapusan kekerasan terhadap perempuan (KTP).

Penolakan sejumlah aktivis yang diprakarsai Pesada, Pakkar, Gemma, Forum Jurnalis Perempuan Sumut, Feminis MUda, KPI SUmut, Hapsari, Kaukus Perempuan, PSGPA, Unimed, Yapidi, YAK, dilakukan dalam memperingati kampanye 16 hari anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Taman Beringin Medan, kemarin.

Dina Lumban Tobing selaku Koordinator aksi menyebutkan, himbauan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap para kandidat yang tidak pro terhadap perempuan.
“Hingga saat ini tidak ada perubahan di sumut. Sumut memburuk. Jika tidak ada langkah konkrit dan MoU, kita menghimbau agar kaum perempuan dan golongan minoritas golput pada pemilihan gubsu mendatang,”ujar Dina dalam aksi jalan santai dengan mengenakan pakaian ungu.

Kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan kali ini bilang Dina, mengambil thema ‘Mempertanyakan marginalisasi posisi politik perempuan’. Menurutnya para kandidat harus memiliki langkah konkrit untuk melakukan perbaikan dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan, marginalisasi perempuan di politik dan fasilitas kesehatan reproduksi perempuan serta perlindungan kepada kelompok minoritas.
Dalam kesempatan yang sama dia juga menyayangkan, tidak adanya keterwakilan kandidat perempuan pada Pilgubsu mendatang.
Padahal jika perempuan ada di dalam kepengurusan parpol, mereka juga punya kualitas.

Dalam kesempatan itu, Dina juga menyebutkan data kekerasan yang dialami perempuan di Sumut, yakni sepanjang Januari hingga Oktober 2012, kekerasan terhadap perempuan mencapai 371 kasus, dari jumlah ini didominasi kekerasan fisik hingga mencapai 50,13 persen. (uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/