25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Jangan Takut Punya Mimpi Besar

Ketika Gatot Mendongeng untuk Anak di Percut

Saat berkunjung ke Desa Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Rabu (2/1) lalu, Pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST tiba-tiba tertarik pada sebuah rumah baca. Suara anak-anak di dalamnya membuat kandidat gubernur itu ingin bergabung.

Ada belasan anak di rumah kecil itu. Sebuah ruangan sederhana yang menjadi pusat peradaban di tengah desa di tepian Selat Malaka. Beberapa anak asyik membaca senyaman mereka. Begitu Gatot muncul, anak-anak itu pun mengelilingi Gatot.

“Siapa yang mau jadi menteri kelautan?” Tak satu pun dari belasan anak-anak itu menjawab. “Siapa yang mau jadi gubernur?”
Sontak tawa anak-anak pesisir yang hadir pecah, sambil mengacungkan jari telunjuk dan berteriak “Saya … Saya Pak!…”

Kehadiran Gatot di Rumah Baca Bakau mampu memotivasi belasan anak agar tidak takut bermimpi. “Anak-anakku jangan takut bermimpi. Mulai hari ini, kalian harus tuliskan mimpi-mimpi kalian di dinding kamar agar menjadi motivasi. Dan kejar terus mimpi itu,” ujar Gatot .

Di pojok rumah baca  yang menempati ruko sederhana itu, tampak berdiri replika pohon bakau yang rantingnya penuh bergelantungan benang yang mengikat potongan kertas aneka warna. Potongan kertas itu bertuliskan data nama, kelas, cita-cita dan impian. Banyak anak yang menuliskan impiannya membahagiakan orang tua, naik haji, bertandang ke Malaysia, bahkan ada yang hanya bermimpi pergi ke Kabanjahe. Gatot kemudian meraih salah satu buku cerita bergambar dan berinteraksi dengan anak-anak. Ia lalu mengajak anak-anak mendapatkan keahlian dan kelak membangun desa mereka yang kaya potensi kelautan tersebut. Menutup perjumpaannya, Gatot berjanji akan menambah koleksi buku-buku rumah baca.  Minimnya motivasi anak-anak pesisir Percut untuk menggantungkkan cita-cita yang tinggi menjadi salah satu alasan yang mendorong Ismail (32 tahun) mendirikan rumah Baca Bakau yang menumpang ruko di Jl. M.Yusuf Jintan Dusun 11 Pekan Jumat, Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Master Komunikasi Lingkungan dari University of Texas at ElPaso (UTEP) di Amerika Serikat ini mendirikan Rumah Baca Bakau pada 8 Juli 2012 lalu yang diantaranya menampung aktivitas perpustakaan, kelas kreativitas, english for child, perpustakaan keliling, menggambar dan mewarnai, pemutaran film dan diskusi nelayan.

“Desa Percut ini sebenarnya sangat dekat dengan Kota Medan, sehingga harusnya anak-anak  di sini memiliki akses yang baik untuk menyambung ilmu. Namun disayangkan, rata-rata mereka memiliki motivasi yang rendah,  sehingga banyak anak nelayan yang putus sekolah bahkan sebelum menamatkan SD,” jelas Ismali. Pendirian rumah baca ini pun hanya didukung donasi pribadi orang-orang yang peduli plus semangat 10  pemuda setempat yang ikhlas menjadi relawan.(rel)

Ketika Gatot Mendongeng untuk Anak di Percut

Saat berkunjung ke Desa Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Rabu (2/1) lalu, Pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST tiba-tiba tertarik pada sebuah rumah baca. Suara anak-anak di dalamnya membuat kandidat gubernur itu ingin bergabung.

Ada belasan anak di rumah kecil itu. Sebuah ruangan sederhana yang menjadi pusat peradaban di tengah desa di tepian Selat Malaka. Beberapa anak asyik membaca senyaman mereka. Begitu Gatot muncul, anak-anak itu pun mengelilingi Gatot.

“Siapa yang mau jadi menteri kelautan?” Tak satu pun dari belasan anak-anak itu menjawab. “Siapa yang mau jadi gubernur?”
Sontak tawa anak-anak pesisir yang hadir pecah, sambil mengacungkan jari telunjuk dan berteriak “Saya … Saya Pak!…”

Kehadiran Gatot di Rumah Baca Bakau mampu memotivasi belasan anak agar tidak takut bermimpi. “Anak-anakku jangan takut bermimpi. Mulai hari ini, kalian harus tuliskan mimpi-mimpi kalian di dinding kamar agar menjadi motivasi. Dan kejar terus mimpi itu,” ujar Gatot .

Di pojok rumah baca  yang menempati ruko sederhana itu, tampak berdiri replika pohon bakau yang rantingnya penuh bergelantungan benang yang mengikat potongan kertas aneka warna. Potongan kertas itu bertuliskan data nama, kelas, cita-cita dan impian. Banyak anak yang menuliskan impiannya membahagiakan orang tua, naik haji, bertandang ke Malaysia, bahkan ada yang hanya bermimpi pergi ke Kabanjahe. Gatot kemudian meraih salah satu buku cerita bergambar dan berinteraksi dengan anak-anak. Ia lalu mengajak anak-anak mendapatkan keahlian dan kelak membangun desa mereka yang kaya potensi kelautan tersebut. Menutup perjumpaannya, Gatot berjanji akan menambah koleksi buku-buku rumah baca.  Minimnya motivasi anak-anak pesisir Percut untuk menggantungkkan cita-cita yang tinggi menjadi salah satu alasan yang mendorong Ismail (32 tahun) mendirikan rumah Baca Bakau yang menumpang ruko di Jl. M.Yusuf Jintan Dusun 11 Pekan Jumat, Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Master Komunikasi Lingkungan dari University of Texas at ElPaso (UTEP) di Amerika Serikat ini mendirikan Rumah Baca Bakau pada 8 Juli 2012 lalu yang diantaranya menampung aktivitas perpustakaan, kelas kreativitas, english for child, perpustakaan keliling, menggambar dan mewarnai, pemutaran film dan diskusi nelayan.

“Desa Percut ini sebenarnya sangat dekat dengan Kota Medan, sehingga harusnya anak-anak  di sini memiliki akses yang baik untuk menyambung ilmu. Namun disayangkan, rata-rata mereka memiliki motivasi yang rendah,  sehingga banyak anak nelayan yang putus sekolah bahkan sebelum menamatkan SD,” jelas Ismali. Pendirian rumah baca ini pun hanya didukung donasi pribadi orang-orang yang peduli plus semangat 10  pemuda setempat yang ikhlas menjadi relawan.(rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/