25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

KPK Obok-obok Rumah Sekjen Gapensi Sumut

MEDAN- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali hadir di Medan, Senin (3/6). Kemunculan para penyidik kali ini untuk mengobok-obok kediaman Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) Sumut, Surung Panjaitan. Kehadiran KPK di rumah yang berada di jalan KH Dahlan No 9 Medan itu terkait dengan kasus yang menimpa Bupati Madina, Hidayat Batubara.

Suasana rumah mewah milik Surung Panjaitan saat digeledah KPK, kemarin.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
Suasana rumah mewah milik Surung Panjaitan saat digeledah KPK, kemarin.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Menurut Kepala Lingkungan I Kelurahan Jati Kecamatan Medan Maimun, Hisar Sitanggang (48), KPK sudah hadir di rumah mewah bercat kuning gading ini sejak pukul 10.00 WIB. Tetapi, dirinya tidak mengetahui hingga ditelepon oleh anggota KPK. “Hampir pukul 11.00 WIB, saya ditelepon orang yang bernama Silalahi. Dia bilang dari KPK dan mohon didampingi untuk memeriksa sebuah rumah. Saat itu, saya sedang menghadiri sidang Pak Rahudman,” ujarnya.

Karena menurutnya sebuah kewajiban, akhirnya Hisar memutuskan untuk memenuhi panggilan KPK.

“Saat masuk ke rumah, sudah ada 4 orang KPK. Mereka semua pakai rompi yang tulisannya KPK di belakangnya,” ujarnya.

Dijelaskannya, saat menandatangani berita acara pemeriksaan tersebut, dirinya melihat ada 3 titik pemeriksaan, yaitu rumah pribadi Surung Panjaitan yang terletak di jalan KH Dahlan Medan, RS Boloni yang terletak di jalan Mongonsidi Medan, dan rumah Hidayat Batubara yang terletak di jalan Sei Asahan. “Mereka butuh dampingan saya saat memeriksa. Karena tuan rumah tidak ada, semua berada di Jakarta. Jadi, KPK tadi diterima oleh 3 pembantu wanita dan 1 pembantu pria,” jelasnya.

Saat menyaksikan para penyidik bekerja, diakui Hisar, termasuk profesional. Selain bekerja tanpa bicara, para penyidik ini juga tidak menimbulkan keributan saat membongkar isi rumah. “Mereka bekerjanya diam. Mereka memeriksa semua kamar. Termasuk kamar pribadi dan kamar kerja Surung,” ujarnya.

Dijelaskannya, ada beberapa yang ditemukan dalam rumah tersebut. Seperti beberapa amplop yang berisi uang dengan beragan nilai dan telah diberi nama di bagian lemari pakaian istri Surung, Blondia Marpaung.”Tapi, amplop berisi uang tersebut tidak dibawa sama KPK. Mereka hanya membawa satu Blackberry dan 2 lembar dokumen berisi tentang proyek. Salah satunya proyek di Binjai. Lainnya saya tidak melihat,” ujarnya.

Rumah pribadi Surung ini sangat mewah. Dilengkapi dengan 7 kamar, rumah yang dibeli sekitar 2 tahun yang lalu. “Isi rumahnya sangat mewah. Seperti yang di sinetron-sinetron itu,” ungkapnya.

Setelah 5 jam memeriksa rumah pribadi Surung. 8 anggota KPK akhirnya keluar dengan mengendarai mobil rental jenis Toyota Innova warna hitam dari Lapangan Merdeka Medan dengan nomor plat BK 1487 OW dan BK 1525 QF

RS Prof Boloni Terkena Dampak

Seperti diketahui, RS Boloni terkena dampak dari pemeriksaan ini. Rumah sakit yang terletak di Jalan Mongonsidi ini ternyata milik pribadi dari mertua Surung Panjaitan, yaitu Boloni Marpaung dan br Ritonga. Sedangkan sang istri, dr Blondia Marpaung menjabat direktur di RS tersebut.

Saat pemeriksaan di jalan KH Dahlan ini, RS Boloni juga sedang diperiksa oleh pihak kejaksaan dan KPK. Setelah menghadapi pemeriksaan di RS Boloni, mertua wanita Surung, br Ritonga segera menghampiri rumah pribadi menantunya ini.

Di antar mobil ambulans yang bertuliskan RS Boloni, wanita paruh baya ini turun dengan menggunakan blazer warna abu-abu dan celana hitam. “Jangan tanya saya, saya sedang sakit. Darah tinggi,” ujarnya sambil berlalu.

Menurut kepling, wanita yang terlihat mengecat rambutnya warna hitam ini, memarahi para penyidik KPK dan anggota dan pengacara Surung. “Ngapain kelen kemarin lagi. Belum puas kelen ke rumah sakit. Kau lagi (ke pengacara), kok ‘gak datang kau tadi (di RS Boloni). Kok di sini saja kau datang?” ujar kepling memperagakan mertua Surung.

Bahkan, saat para penyidik KPK membawa BlackBerry dari rumah Surung, dengan suara besar, br Ritonga menyatakan “Kelen ambil itu. Sudah tidak peduli aku. Tak laku HP itu untuk kami. Kelen ambillah. Bawa!” ungkapnya.

Menurut sang kepling, walaupun dimarahi oleh mertua Surung, para penyidik KPK tidak ada yang tersinggung atau melawan. Ke-8 anggota KPK yang dipimpin oleh Ewin Sinaga ini hanya tersenyum dan terdiam menghadapi tingkah br Ritonga.

Sementara itu, pengacara yang mendampingi saat pemeriksaan pengacara perusahaan milik Surung Panjaitan, Sinar Gemilang dan Daniel. Kehadiran pengacara yang berkantor di Jalan Damar 3 itu untuk memastikan yang memeriksa adalah KPK. “Pegawai perusahaan menelepon saya minta tolong pastikan. Bahwa mereka adalah KPK. Setelah saya lihat surat pengeledahan, Pengadilan Negeri Medan, jadi dipersilahkan untuk mengeledah,” ujarnya.
Dijelaskannya, setelah serah terima berkas atau KPK pulang, maka tugasnya untuk mendampingi sudah selesai. Karena, pengacara utama dari Surung Panjaitan ada di Jakarta. “Pengacaranya di Jakarta. Kalau saya tidak salah, saudaraan juga sama Pak Surung,” ungkapnya.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP pun membenarkan kalau pihaknya turun ke Medan. “Ia benar hari ini tim kembali turun ke Sumut. Jadi demi kepentingan penyelidikan, tim melakukan penggeledahan atas kediaman tersangka SP,” ujarnya kepada koran ini di Jakarta. (ram/gir)

MEDAN- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali hadir di Medan, Senin (3/6). Kemunculan para penyidik kali ini untuk mengobok-obok kediaman Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) Sumut, Surung Panjaitan. Kehadiran KPK di rumah yang berada di jalan KH Dahlan No 9 Medan itu terkait dengan kasus yang menimpa Bupati Madina, Hidayat Batubara.

Suasana rumah mewah milik Surung Panjaitan saat digeledah KPK, kemarin.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
Suasana rumah mewah milik Surung Panjaitan saat digeledah KPK, kemarin.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Menurut Kepala Lingkungan I Kelurahan Jati Kecamatan Medan Maimun, Hisar Sitanggang (48), KPK sudah hadir di rumah mewah bercat kuning gading ini sejak pukul 10.00 WIB. Tetapi, dirinya tidak mengetahui hingga ditelepon oleh anggota KPK. “Hampir pukul 11.00 WIB, saya ditelepon orang yang bernama Silalahi. Dia bilang dari KPK dan mohon didampingi untuk memeriksa sebuah rumah. Saat itu, saya sedang menghadiri sidang Pak Rahudman,” ujarnya.

Karena menurutnya sebuah kewajiban, akhirnya Hisar memutuskan untuk memenuhi panggilan KPK.

“Saat masuk ke rumah, sudah ada 4 orang KPK. Mereka semua pakai rompi yang tulisannya KPK di belakangnya,” ujarnya.

Dijelaskannya, saat menandatangani berita acara pemeriksaan tersebut, dirinya melihat ada 3 titik pemeriksaan, yaitu rumah pribadi Surung Panjaitan yang terletak di jalan KH Dahlan Medan, RS Boloni yang terletak di jalan Mongonsidi Medan, dan rumah Hidayat Batubara yang terletak di jalan Sei Asahan. “Mereka butuh dampingan saya saat memeriksa. Karena tuan rumah tidak ada, semua berada di Jakarta. Jadi, KPK tadi diterima oleh 3 pembantu wanita dan 1 pembantu pria,” jelasnya.

Saat menyaksikan para penyidik bekerja, diakui Hisar, termasuk profesional. Selain bekerja tanpa bicara, para penyidik ini juga tidak menimbulkan keributan saat membongkar isi rumah. “Mereka bekerjanya diam. Mereka memeriksa semua kamar. Termasuk kamar pribadi dan kamar kerja Surung,” ujarnya.

Dijelaskannya, ada beberapa yang ditemukan dalam rumah tersebut. Seperti beberapa amplop yang berisi uang dengan beragan nilai dan telah diberi nama di bagian lemari pakaian istri Surung, Blondia Marpaung.”Tapi, amplop berisi uang tersebut tidak dibawa sama KPK. Mereka hanya membawa satu Blackberry dan 2 lembar dokumen berisi tentang proyek. Salah satunya proyek di Binjai. Lainnya saya tidak melihat,” ujarnya.

Rumah pribadi Surung ini sangat mewah. Dilengkapi dengan 7 kamar, rumah yang dibeli sekitar 2 tahun yang lalu. “Isi rumahnya sangat mewah. Seperti yang di sinetron-sinetron itu,” ungkapnya.

Setelah 5 jam memeriksa rumah pribadi Surung. 8 anggota KPK akhirnya keluar dengan mengendarai mobil rental jenis Toyota Innova warna hitam dari Lapangan Merdeka Medan dengan nomor plat BK 1487 OW dan BK 1525 QF

RS Prof Boloni Terkena Dampak

Seperti diketahui, RS Boloni terkena dampak dari pemeriksaan ini. Rumah sakit yang terletak di Jalan Mongonsidi ini ternyata milik pribadi dari mertua Surung Panjaitan, yaitu Boloni Marpaung dan br Ritonga. Sedangkan sang istri, dr Blondia Marpaung menjabat direktur di RS tersebut.

Saat pemeriksaan di jalan KH Dahlan ini, RS Boloni juga sedang diperiksa oleh pihak kejaksaan dan KPK. Setelah menghadapi pemeriksaan di RS Boloni, mertua wanita Surung, br Ritonga segera menghampiri rumah pribadi menantunya ini.

Di antar mobil ambulans yang bertuliskan RS Boloni, wanita paruh baya ini turun dengan menggunakan blazer warna abu-abu dan celana hitam. “Jangan tanya saya, saya sedang sakit. Darah tinggi,” ujarnya sambil berlalu.

Menurut kepling, wanita yang terlihat mengecat rambutnya warna hitam ini, memarahi para penyidik KPK dan anggota dan pengacara Surung. “Ngapain kelen kemarin lagi. Belum puas kelen ke rumah sakit. Kau lagi (ke pengacara), kok ‘gak datang kau tadi (di RS Boloni). Kok di sini saja kau datang?” ujar kepling memperagakan mertua Surung.

Bahkan, saat para penyidik KPK membawa BlackBerry dari rumah Surung, dengan suara besar, br Ritonga menyatakan “Kelen ambil itu. Sudah tidak peduli aku. Tak laku HP itu untuk kami. Kelen ambillah. Bawa!” ungkapnya.

Menurut sang kepling, walaupun dimarahi oleh mertua Surung, para penyidik KPK tidak ada yang tersinggung atau melawan. Ke-8 anggota KPK yang dipimpin oleh Ewin Sinaga ini hanya tersenyum dan terdiam menghadapi tingkah br Ritonga.

Sementara itu, pengacara yang mendampingi saat pemeriksaan pengacara perusahaan milik Surung Panjaitan, Sinar Gemilang dan Daniel. Kehadiran pengacara yang berkantor di Jalan Damar 3 itu untuk memastikan yang memeriksa adalah KPK. “Pegawai perusahaan menelepon saya minta tolong pastikan. Bahwa mereka adalah KPK. Setelah saya lihat surat pengeledahan, Pengadilan Negeri Medan, jadi dipersilahkan untuk mengeledah,” ujarnya.
Dijelaskannya, setelah serah terima berkas atau KPK pulang, maka tugasnya untuk mendampingi sudah selesai. Karena, pengacara utama dari Surung Panjaitan ada di Jakarta. “Pengacaranya di Jakarta. Kalau saya tidak salah, saudaraan juga sama Pak Surung,” ungkapnya.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP pun membenarkan kalau pihaknya turun ke Medan. “Ia benar hari ini tim kembali turun ke Sumut. Jadi demi kepentingan penyelidikan, tim melakukan penggeledahan atas kediaman tersangka SP,” ujarnya kepada koran ini di Jakarta. (ram/gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/