25.6 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Sebulan Diisolasi dan Hasil Swab Negatif, PDP Anak di Pirngadi Akhirnya Pulang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah hampir sebulan diisolasi di RSUD dr Pirngadi Medan, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) anak berusia 12 tahun akhirnya dibolehkan pulang ke rumahnya, Selasa (2/6). Hal itu lantaran hasil swab anak tersebut dinyatakan negatif. Sebelumnya, spesimen swab anak ini sempat hilang sehingga ia menghabiskan waktu yang lebih lama diisolasi.

Humas RSUD dr Pirngadi Edison Perangin-angin mengatakan, anak tersebut telah dijemput dan dibawa pulang oleh orang tuanya Selasa siang. “Sudah dijemput orang tuanya kemarin (Selasa, red),” ujarnya saat dihubungi, Rabu (3/6).

Untuk hasil swab anak ini yang dinyatakan negatif, Edison mengakui. Namun, dia enggan berbicara lebih jauh. “Hasil swab negatif, begitulah kemungkinan, namun lebih jelasnya tanyakan langsung ke tim Gugus Tugas,” katanya singkat.

Diketahui, anak tersebut sejak 4 Mei lalu diisolasi di RSUD dr Pirngadi Medan sebagai PDP Covid-19. Dua hari kemudian atau 6 Mei, ia menjalani tes swab pertama. Lalu, pada 8 Mei kembali menjalani tes swab kedua.

Hasil swab pertama yang diketahui pada 15 Mei menunjukkan sang anak negatif Covid-19. Namun, untuk keluar dari isolasi, seorang PDP harus menunjukkan hasil negatif Covid-19 dalam dua kali tes swab. Bahkan, pemeriksaan parunya juga menunjukkan hasil yang baik.

Namun, hasil swab kedua tak kunjung keluar. Orang tua anak itu khawatir akan kondisi anaknya yang notabene kesehatannya dalam keadaan baik.

Resah dengan nasib anaknya, pada 26 Mei sang orang tua melaporkan hal ini ke Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumut. Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar merasa kaget luar biasa begitu mendapat penjelasan tentang hilangnya sampel atau spesimen untuk swab test seorang PDP anak yang dirawat di rumah sakit milik Pemko Medan ini.

Diduga, inilah yang menjadi penyebab tak keluarnya hasil tes swab anak tersebut. “Saya kaget luar biasa mendengar informasi bahwa specimen atau sampel untuk swab tes anak itu hilang,” cetus Abyadi Siregar mengkritik atas lambannya keluar hasil tes swab anak PDP yang dirawat di RSUD dr Pirngadi Medan.

Abyadi menyebutkan, atas laporan tersebut pihaknya kemudian menelusuri masalah ini dengan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan pihak laboratorium RS USU dan pihak RSUD dr Pirngadi Medan. Dari hasil penelusuran itu, Ombudsman menerima keterangan bahwa sampel atau spesimen anak itu ternyata hilang. “Mereka tidak mengetahui kemana ‘barangnya’,” kata dia.

Oleh karena itu, untuk mengganti spesimen yang hilang tersebut akhirnya dilakukan kembali pengambilan spesimen baru terhadap anak tersebut pada 27 Mei 2020. Hasilnya sendiri baru akan diketahui tiga hari setelah pengambilan spesimen itu dilakukan.

Untuk itu, Abyadi sangat menyayangkan hilangnya spesimen tersebut. Ia menduga, kalau saja hal ini tidak ditelusuri dan tidak dibongkar bisa jadi belum diketahui sampai kapan anak tersebut harus menjalani isolasi di rumah sakit. “Kan kasihan betul itu anak. Terkatung-katung akibat buruknya layanannya,” tegasnya.

Berdasarkan temuan ini, Abyadi menjadi curiga, jangan-jangan kasus serupa tidak hanya dialami satu orang. Karena itu, untuk kesekian kalinya, ia kembali meminta agar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut melakukan evaluasi kinerjanya.

“Perbaiki sistem komunikasi dan koordinasi antar internal dan eksternal. Perbaiki penanganan layanan kesehatan dan perbaiki juga layanan penyaluran bantuan kesejahteraan sosial,” pungkasnya.

Sementara, Jubir GTPP Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah mengaku, memang bisa saja spesimen itu hilang karena banyaknya spesimen yang diambil dari pasien Covid-19. “Bisa saja terjadi karena ada penumpukan spesimen,” katanya.

Ia menjelaskan, jumlah spesimen yang masuk ada dalam waktu yang bersamaan cukup banyak. Apalagi, tambah dia, disaat menjelang hari lebaran lalu. “Kalau memang hilang ya kita swab ulang. Jumlah banyak, sampel itu sempat antri beberapa saat karena lebaran, kan bisa saja,” pungkasnya. (ris/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah hampir sebulan diisolasi di RSUD dr Pirngadi Medan, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) anak berusia 12 tahun akhirnya dibolehkan pulang ke rumahnya, Selasa (2/6). Hal itu lantaran hasil swab anak tersebut dinyatakan negatif. Sebelumnya, spesimen swab anak ini sempat hilang sehingga ia menghabiskan waktu yang lebih lama diisolasi.

Humas RSUD dr Pirngadi Edison Perangin-angin mengatakan, anak tersebut telah dijemput dan dibawa pulang oleh orang tuanya Selasa siang. “Sudah dijemput orang tuanya kemarin (Selasa, red),” ujarnya saat dihubungi, Rabu (3/6).

Untuk hasil swab anak ini yang dinyatakan negatif, Edison mengakui. Namun, dia enggan berbicara lebih jauh. “Hasil swab negatif, begitulah kemungkinan, namun lebih jelasnya tanyakan langsung ke tim Gugus Tugas,” katanya singkat.

Diketahui, anak tersebut sejak 4 Mei lalu diisolasi di RSUD dr Pirngadi Medan sebagai PDP Covid-19. Dua hari kemudian atau 6 Mei, ia menjalani tes swab pertama. Lalu, pada 8 Mei kembali menjalani tes swab kedua.

Hasil swab pertama yang diketahui pada 15 Mei menunjukkan sang anak negatif Covid-19. Namun, untuk keluar dari isolasi, seorang PDP harus menunjukkan hasil negatif Covid-19 dalam dua kali tes swab. Bahkan, pemeriksaan parunya juga menunjukkan hasil yang baik.

Namun, hasil swab kedua tak kunjung keluar. Orang tua anak itu khawatir akan kondisi anaknya yang notabene kesehatannya dalam keadaan baik.

Resah dengan nasib anaknya, pada 26 Mei sang orang tua melaporkan hal ini ke Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumut. Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar merasa kaget luar biasa begitu mendapat penjelasan tentang hilangnya sampel atau spesimen untuk swab test seorang PDP anak yang dirawat di rumah sakit milik Pemko Medan ini.

Diduga, inilah yang menjadi penyebab tak keluarnya hasil tes swab anak tersebut. “Saya kaget luar biasa mendengar informasi bahwa specimen atau sampel untuk swab tes anak itu hilang,” cetus Abyadi Siregar mengkritik atas lambannya keluar hasil tes swab anak PDP yang dirawat di RSUD dr Pirngadi Medan.

Abyadi menyebutkan, atas laporan tersebut pihaknya kemudian menelusuri masalah ini dengan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan pihak laboratorium RS USU dan pihak RSUD dr Pirngadi Medan. Dari hasil penelusuran itu, Ombudsman menerima keterangan bahwa sampel atau spesimen anak itu ternyata hilang. “Mereka tidak mengetahui kemana ‘barangnya’,” kata dia.

Oleh karena itu, untuk mengganti spesimen yang hilang tersebut akhirnya dilakukan kembali pengambilan spesimen baru terhadap anak tersebut pada 27 Mei 2020. Hasilnya sendiri baru akan diketahui tiga hari setelah pengambilan spesimen itu dilakukan.

Untuk itu, Abyadi sangat menyayangkan hilangnya spesimen tersebut. Ia menduga, kalau saja hal ini tidak ditelusuri dan tidak dibongkar bisa jadi belum diketahui sampai kapan anak tersebut harus menjalani isolasi di rumah sakit. “Kan kasihan betul itu anak. Terkatung-katung akibat buruknya layanannya,” tegasnya.

Berdasarkan temuan ini, Abyadi menjadi curiga, jangan-jangan kasus serupa tidak hanya dialami satu orang. Karena itu, untuk kesekian kalinya, ia kembali meminta agar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut melakukan evaluasi kinerjanya.

“Perbaiki sistem komunikasi dan koordinasi antar internal dan eksternal. Perbaiki penanganan layanan kesehatan dan perbaiki juga layanan penyaluran bantuan kesejahteraan sosial,” pungkasnya.

Sementara, Jubir GTPP Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah mengaku, memang bisa saja spesimen itu hilang karena banyaknya spesimen yang diambil dari pasien Covid-19. “Bisa saja terjadi karena ada penumpukan spesimen,” katanya.

Ia menjelaskan, jumlah spesimen yang masuk ada dalam waktu yang bersamaan cukup banyak. Apalagi, tambah dia, disaat menjelang hari lebaran lalu. “Kalau memang hilang ya kita swab ulang. Jumlah banyak, sampel itu sempat antri beberapa saat karena lebaran, kan bisa saja,” pungkasnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/