MEDAN-Jangan terkecoh dengan cuaca panas di siang hari di Kota Medan. Meski siang hari cuaca terik mencapai antara 32 derajat celsius hingga 34 derajat celsius, tapi hal itu justru pemicu pembentukkan awan di sore atau di malam hari. Akibatnya, hujan deras berpotensi tinggi hingga menyebabkan Kota Medan rawan banjir.
Hal ini dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi (Datin), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Hendra Suwarta.
“Cuaca di Medan siang relatif begitu panas, dan sorenya mulai terbentuk awan dan berpotensi terjadi hujan di malam harinya, terkadang sampai pagi hari,” tutur Hendra, kemarin.
Untuk Medan, sambung Hendra, potensi hujan dan terjadinya banjir juga relatif tinggi. Terlebih pada September ini, Medan memasuki musim hujan. “Tidak hanya hujan, potensi angin puting beliung juga sangat tinggi. Ini karena akibat kemunculan awan Comulunimbus (CB).
Awan ini adalah awan yang menghasilkan hujan yang relatif deras hingga menimbulkan cuaca ekstrim seperti angin puting beliung. Nah, terbentuknya awan CB tersebut mulai terjadi pada sore hari,” jelas Hendra.
Dari potensi tingginya curah hujan di Kota Medan, warga Medan yang berada di pinggiran bantaran sungai seperti Sungai Deli, Sungai Babura dan lainnya agar jangan terlalu terlelap tidur di malam hari. Sebab, potensi luapan air sungai melalui Sungai Babura dan Sungai Deli, berpotensi besar terjadi di malam hari.
Selain potensi curah hujan yang tinggi di Kota Medan, potensi luapan air sungai Sungai Deli dan Sungai Babura kian tinggi akibat banjir kiriman dari hulu sungai di malam hari. “Di pegunungan juga terjadi curah hujan yang tinggi. Hujan dari pegunungan inilah yang membawa air mengalir hingga membuat Sungai Deli dan Sungai Babura meluap,” kata Hendra.
Hendra menjelaskan, untuk wilayah pesisir timur Sumatera Utara (Sumut), juga berpotensi rawan banjir dan angin kencang atau yang biasa disebut angin puting beliung. “Banjir berpotensi terjadinya di Medan maupun kawasan pantai timur Sumut seperti Langkat, Deliserdang, Serdangbedagai (Sergai) di malam hari, termasuk pula di wilayah pantai barat Sumut. Gelombang laut bakal tinggi,” jelasnya.
Ada 405 Titik Api di Sumatera
Di sisi lain, terkait kebakaran hutan di Provinsi Riau beberapa waktu belakangan menyebabkan kabut asap yang menyelimuti Provinsi Jambi hingga mengakibatkan jarak pandang terganggu. Namun kiriman asap tersebut belum begitu berpengaruh terhadap Kota Medan.
Pasalnya hingga saat ini belum tampak kepulan asap yang berpotensi mempengaruhi jarak pandang. Hal ini disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Polonia Medan, Mega. “Sampai saat masih normal karena belum tampak adanya kabut asap yang mengganggu jarak pandang,” ujar Mega, kemarin.
Hanya saja bilang Mega, saat ini ada 405 titik api yang terdapat di seluruh wilayah Sumatera. Di mana titik api tersebut tersebar di beberapa Provinsi diantaranya yakni Jambi Sumatera Selatan, Riau dan Sumatera Utara.
“Untuk Sumatera Utara titik api terdapat di beberapa kabupaten/kota yakni Samosir, Tapanuli Tengah, dan Labuhan Batu,”ujarnya.
Masih menurut Mega, jika aktifitas titik api terus bertambah di wilayah Sumatera, tidak menutup kemungkinan Medan bakal imbas asap tersebut. Sementara saat disinggung mengenai akativitas di Bandara Polonia Medan, Mega mengaku masih berjalan normal seperti biasanya.
“Sampai saat ini belum ada laporan yang kita terima mengenai adanya delay keberangkatan terkait kabut asap,” sebutnya lagi. (ari/uma)