26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Wadah Komunitas Medan Berbicara dan Berkarya

PENAMPILAN:
Salah satu band yang tampil dalam Road to Soundrenaline yang dipersembahkan Kreakfest2018 di Lapangan Bola Cadika.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kreakfest2018 di Lapangan Bola Cadika, Sabtu (1/9) malam masih membekas. Betapa tidak, rangkaian acara dalam Road to Soundrenaline itu menjadi pertama digelar di Medan yang mana para komunitas bisa berkumpul, berkreasi, menikmati musik dan lainnya.

Suasana Kreakfest2018 disajikan sangat menarik dengan konsep market festival. Mendengar kata Kreak yang diusung oleh komunitas, awalnya terkesan negatif, dipersepsikan sesuatu hal yang berlebih, norak atau tidak pantas. Namun, ternyata yang terjadi hal sebaliknya. Istilah, Kreak ternyata singkatan dari Kreasi Komunitas Festival2018.

Pagelaran ini diinisiasi oleh beberapa kumpulan komunitas di Medan yang selama ini merindukan ada wadah atau momen bersama bagi semua anggota komunitas-komunitas di Medan dapat berkumpul bersama sama, bertukar pikiran ide atau konsep maupun berkreasi mengenai karya dari setiap komunitas itu sendiri.

Secara keseluruhan, hampir 75 komunitas di Medan yang turut terlibat mensukseskan pagelaran ini. Ada komunitas Musik, Photography, Fashion & Style, Movie dan Youtuber, maupun komunitas seni & art di kota Medan dan Binjai.

Semuanya menyatu dalam session saatnya komunitas medan berbicara dan berkarya dalam Kreakfest2018 di Tropical Corner yang sudah dikemas oleh komunitas AFRONT Medan.

Dalam sharing session, dua personil Stars and Rabbit ikut nimbrung. Sebelum beraksi, Vokalis Stars and Rabbit, Elda Suryani berbagi pengalaman pahit saat memulai karirnya sebagai semangat untuk para komunitas, penggiat seni dan anak muda yang saat itu memenuhi Tropical Corner.

“Awal saya main itu gak ada yang respon, ada yang lihat tapi cuma bengong, itu nampak banget karena saya di atas panggung. Drop pasti ada, tapi gak apa-apa, main aja terus sambil berjalan dan mikir ini kita berkarya buat apa. Kalau saya, mikirnya ini memang buat aku sendiri, jadi respon orang gimana gak masalah. Murni mau berkreasi, terus saja berkarya, anggap semua masalah jadi modal untuk berkembang, rekam jejak ada dan yakin orang pasti bakal menghargai itu nantinya,” ujarnya.

PENAMPILAN:
Salah satu band yang tampil dalam Road to Soundrenaline yang dipersembahkan Kreakfest2018 di Lapangan Bola Cadika.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kreakfest2018 di Lapangan Bola Cadika, Sabtu (1/9) malam masih membekas. Betapa tidak, rangkaian acara dalam Road to Soundrenaline itu menjadi pertama digelar di Medan yang mana para komunitas bisa berkumpul, berkreasi, menikmati musik dan lainnya.

Suasana Kreakfest2018 disajikan sangat menarik dengan konsep market festival. Mendengar kata Kreak yang diusung oleh komunitas, awalnya terkesan negatif, dipersepsikan sesuatu hal yang berlebih, norak atau tidak pantas. Namun, ternyata yang terjadi hal sebaliknya. Istilah, Kreak ternyata singkatan dari Kreasi Komunitas Festival2018.

Pagelaran ini diinisiasi oleh beberapa kumpulan komunitas di Medan yang selama ini merindukan ada wadah atau momen bersama bagi semua anggota komunitas-komunitas di Medan dapat berkumpul bersama sama, bertukar pikiran ide atau konsep maupun berkreasi mengenai karya dari setiap komunitas itu sendiri.

Secara keseluruhan, hampir 75 komunitas di Medan yang turut terlibat mensukseskan pagelaran ini. Ada komunitas Musik, Photography, Fashion & Style, Movie dan Youtuber, maupun komunitas seni & art di kota Medan dan Binjai.

Semuanya menyatu dalam session saatnya komunitas medan berbicara dan berkarya dalam Kreakfest2018 di Tropical Corner yang sudah dikemas oleh komunitas AFRONT Medan.

Dalam sharing session, dua personil Stars and Rabbit ikut nimbrung. Sebelum beraksi, Vokalis Stars and Rabbit, Elda Suryani berbagi pengalaman pahit saat memulai karirnya sebagai semangat untuk para komunitas, penggiat seni dan anak muda yang saat itu memenuhi Tropical Corner.

“Awal saya main itu gak ada yang respon, ada yang lihat tapi cuma bengong, itu nampak banget karena saya di atas panggung. Drop pasti ada, tapi gak apa-apa, main aja terus sambil berjalan dan mikir ini kita berkarya buat apa. Kalau saya, mikirnya ini memang buat aku sendiri, jadi respon orang gimana gak masalah. Murni mau berkreasi, terus saja berkarya, anggap semua masalah jadi modal untuk berkembang, rekam jejak ada dan yakin orang pasti bakal menghargai itu nantinya,” ujarnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/