MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah masyarakat yang bermukim di Gang Padi, Kelurahan Tanjung Hilir, Kecamatan Medan Deli, mengeluhkan proyek pembangunan Tol Seksi I Medan – Binjai. Pasalnya, penimbunan di areal proyek tol yang dikerjakan PT HKI mengakibatkan pemukiman warga terendam banjir bila hujan deras turun.
Seorang warga, S Rajagukguk mengaku, ada puluhan rumah warga di sekitar proyek tol di Tanjung Mulia Hilir yang terendam banjir. Sebab, areal pembuangan air telah ditutup akibat proyek itu. Sehingga, masyarakat yang menetap di sekitar proyek itu terkena imbas saat hujan.
“Rumah jadi banjir. Untuk perincian ganti rugi sudah keluar, tapi belum dibayarkan. Makanya masyarakat belum pindah. Harusnya, sebelum masyarakat pindah, proyek itu memikirkan dampak banjir yang dirasakan masyarakat sekitar,” keluhnya, Selasa (3/9).
Dampak banjir yang dialami masyarakat, kata pria berusia 43 tahun ini, sudah pernah ia laporkan ke PT HKI. Ia telah menjelaskan ke pelaksana proyek penyebab banjir yang diakibatkan aliran air yang telah mereka timbun. Bahkan, ia meminta solusi mengatasi banjir tersebut, namun terkesan tidak tanggapan.
“Saya tahu prosedur, makanya saya jumpai mereka menceritakan keluhan ini, tapi sampai sekarang tidak ada solusi dari PT HK dan HKI. Bahkan, mereka bilang kawasan itu memang banjir kalau hujan. Kecewa saya mendengarnya. Kami bukan tidak mendukung proyek itu, persoalannya pembayaran sampai saat ini belum dibayar. Makanya kami belum pindah. Apa kami harus terus tinggal di situ dalam keadaan banjir,” kata S Rajagukguk.
Dijelaskan S Rajagukguk, sebelum proyek itu terlaksana, air selama ini mengalir ke pinggiran tol. Namun, setelah penimbunan di areal proyek tol, setiap hujan air mengalir ke pemukiman masyarakat. Harusnya, pelaksana proyek membuat saluran air baru, agar masyarakat tidak kebanjiran.
“Kita curiga, proyek itu tidak ada AMDAL. Alasannya, selama proyek itu terlaksana tidak pernah melibatkan masyarakan atas dampak lingkungannya. Harapan kita, segera saja bayarkan ganti rugi biar masyarakat pindah, kalau memang belum bisa membayar ada solusi mengatasi banjir itu, setidaknya jangan biarkan masyarakat menderita gara – gara banjir atau mengevakuasi masyatakat sementara,” kesal S Rajagukguk.
Terpisah, Lurah Tanjung Mulia Hilir, Hendra mengatakan, kepada masyarakat yang merasa dirugikan akibat proyek tol dapat melaporkan secara tertulis ke pihaknya. Agar, masalah itu bisa difasilitasi untuk memediasikan dengan pihak proyek tol.
“Silahkan laporkan ke kita, biar kita surati ke pelaksana proyek. Kita akan mediasikan masyarakat mengatasi masalah itu, agar masalah kebanjiran dapat dicari solusinya,” terangnya.
Sementara pihak PT HK, Mawardi dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah mendengar keluhan dari masyarakat. Ia telah memerintahkan pelaksanaan proyek melalui anak perusahaannya PT HKI untun respon terhadap keluhan masyarakat.
“Kemarin petugas di lapangan sudah kita perintahkan untuk mengecek banjir yang dikeluhkan masyarakat. Kita juga tidak ingin proyek itu memberikan dampak buruk di masyarakat, kalau sudah begini akan turun ke lapangan agat mencari solusi yang dikeluhkan masyarakat,” pungkasnya. (fac/ila)