MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Perhubungan memprediksi, puncak libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan terjadi 2-3 hari menjelang tanggal merah. Adapun puncak libur Natal bakal terjadi pada 23-24 Desember. Sedangkan puncak libur tahun baru terjadi pada 30-31 Desember.
Menghadapi puncak libur Nataru ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan tengah melakukan persiapan. “Tentu sudah kita persiapkan, tapi memang tidak perlun
ada persiapan khusus untuk itu,” kata Kepala Dishub Kota Medan, Iswar S kepada Sumut Pos, Selasa (3/12).
Alasan Iswar tidak ada persiapan khusus, karena arus mudik menjelang Natal dan Tahun Baru tidak begitu berdampak bagi Kota Medan, melainkan lebih berdampak bagi wilayah di seputar Kota Medan. “Puncak libur Natal dan Tahun Baru justru tidak begitu terasa kalau di Kota Medan, tapi justru di kabupaten/kota lainnya di Sumut. Karena Kota Medan bukan tujuan liburan Natal dan Tahun Baru, justru lalu lintas di Kota Medan terlihat lengang di saat Natal dan Tahun Baru, karena banyak yang pergi ke daerah,” ujarnya.
Begitupun, kata Iswar, pihaknya tetap mempersiapkan posko-posko yang akan dibangun dalam menyambut puncak libur Natal dan Tahun Baru. Sebab, lokasi-lokasi seperti terminal, stasiun kereta dan pelabuhan akan menjadi lokasi-lokasi yang meningkat secara signifikan jumlah penumpangnya. “Kita nanti bersama dengan Satlantas akan membangun posko-posko, seperti di kawasan terminal dan stasiun kereta untuk memberikan fasilitas kepada para penumpang sekaligus untuk membantu mengatur kelancaran lalu lintas saat itu,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi IV DPRD Medan, M Rizki Nugraha SE mengatakan, pihaknya berharap agar Pemko Medan dapat mengantisipasi membludaknya para pemudik pada moment Natal dan Tahun Baru. “Kita minta Pemko, dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk segera mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan para pemudik di lokasi-lokasi keberangkatan atau kedatangan yang dipastikan akan meningkat tajam,” kata Rizki.
Selain itu, katanya, Dishub juga harus berfokus kepada kelancaran arus lalu lintas agar tidak terjadi gangguan yang berarti saat arus mudik berlangsung. “Harus berkoordinasi juga dengan pihak kepolisian lalu lintas, jangan sampai terjadi kemacetan di lokasi-lokasi areal seputar terminal dan lokasi-lokasi lainnya. Jangan sampai disaat masyarakat butuh kelancaran lalu lintas, justru disaat itu terjadi kemacetan parah, ini harus jadi perhatian serius,” tandasnya.
PT KAI Siapkan 40 Kereta Api Regular
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) I Sumatera Utara (Sumut) memprediksi, akan tejadi peningkatan jumlah penumpang hingga 4 persen pada puncak libur Natal dan Tahun Baru 2020. Manager Humas PT KAI Divre I Sumut, M Ilud Siregar mengatakan, masa Nataru 2019/2020 akan digelar selama 18 hari mulai 19 Desember 2019 sampai dengan 5 Januari 2020. Dengan pengoperasian 40 kereta api reguler untuk mengangkut para penumpang nantinya.
“Tiket KA jarak jauh reguler untuk Nataru 2019/2020 dapat dibeli mulai 19 November 2019 atau H-30 keberangkatan di seluruh kanal resmi penjualan tiket kereta api seperti aplikasi KAI Access, situs kai.id, dan lainnya. Sementara untuk KA Lokal, tiket dapat dipesan mulai H-7 Keberangkatan melalui aplikasi KAI Access atau 3 jam sebelum keberangkatan di loket stasiun,” sebut Ilud kepada wartawan, Selasa (3/12) siang.
Selama masa angkutan Nataru 2019/2020, Ilud mengatakan PT KAI Divre I Sumut akan menjalankan 40 KA Reguler terdiri dari 4 Perjalanan KA Sri Bilah Utama relasi Medan-Rantau Prapat (PP), 2 perjalanan KA Sribilah Eksekutif relasi Medan-Rantau Prapat (PP), 2 Perjalanan KA Sri Bilah Premium relasi Medan-Rantau Prapat (PP), 6 Perjalanan KA Putri Deli relasi Medan-Tanjung Balai (PP).
Kemudian, 2 Perjalanan KA Siantar Ekspres relasi Medan-Siantar (PP) dan 24 Perjalanan KA Sri Lelawangsa relasi Medan-Binjai (PP), 8 perjalanan KA Cut Meutia relasi Krueng geukueh-krueng mane. KAI Divre I SU menyediakan 17.488 tempat duduk untuk KA Jarak Jauh dan KA Lokal setiap harinya. “Selain itu, KAI Divre I SU memprediksi akan ada kenaikan volume sebesar 4% di 2019 menjadi 290.427 penumpang dari 281.581 penumpang di 2018,” tutur Ilud.
Untuk memberikan rasa aman bagi pengguna jasa kereta api, Ilud mengatakan pihaknya menyiapkan 337 personel keamanan yang terdiri dari 92 personel Polsuska, 207 personel security, dan bantuan eksternal dari TNI/Polri sebanyak 38 personel. “Personel keamanan tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA dan obyek-obyek penting lainnya seperti dipo lokomotif dan kereta,” kata Ilud.
Kemudian, Ilud mengatakan selama angkutan Nataru, seluruh pegawai tidak diberikan izin cuti.? Ia juga mengingatkan kepada seluruh calon penumpang KA pada masa Nataru 2019/2020 untuk memastikan kembali jadwal perjalanan KA yang akan dipesan.
“Sebab per 1 Desember 2019, KAI memberlakukan Grafik Perjalanan KA (Gapeka) 2019. Kebijakan tersebut ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan nomor KP 1781 Tahun 2019 tentang Penetapan Grafik Perjalanan KA Tahun 2019 PT KAI,” jelas Ilud.
Penetapan Gapeka 2019 ini untuk menggantikan Gapeka 2017 yang sebelumnya digunakan oleh KAI. M. Ilud Siregar menegaskan, Gapeka 2019 dibuat untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan pelanggan akan layanan kereta api yang dapat diandalkan.
Gapeka adalah pedoman pengaturan pelaksanaan perjalanan kereta api yang digambarkan dalam bentuk garis yang menunjukkan stasiun, waktu, jarak, kecepatan, dan posisi perjalanan kereta api mulai dari berangkat, berhenti, datang, bersilang, dan penyusulan, yang digambarkan secara grafis untuk pengendalian perjalanan kereta api.
“KAI selalu berorientasi kepada kepuasan pelanggan dalam menentukan kebijakan perusahaan. Melalui Gapeka 2019, kami berharap semakin banyak lagi masyarakat yang akan menggunakan moda transportasi kereta api,” pungkasnya.(map/gus)