Tersedia 7 Koridor dari Binjai, Medan, dan Tebingtinggi
MEDAN-Dua bulan lagi Bandara Kualanamu beroperasi. Persiapan digeber sedemikian rupa, mulai dari fisik dan fasilitas bandara hingga jalur kereta api yang disiapkan menuju bandar udara bertaraf internasional itu. Namun, soal transportasi darat (bus) belum juga dibahas tuntas. Tender trayek bus ke bandara itu pun belum ada.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Utara, Anthony Siahaan, beralasan tender belum ada karena pihak nya masih membahas koridor. Dia menyebutkan, ada 7 koridor yang disediakan, di antaranya Medan-Kualanamu, Binjai-Kualanamu, dan Tebingtinggi-Kualanamu. “Pada prinsipnya bisa 3 koridor dari Medan, dua dari Tebingtinggi, dan dua dari Binjai. Tapi ini belum bisa diputuskan karena belum memiliki data lengkap,” katanya kepada Sumut Pos, Jumat (4/1).
Anthony mengingatkan, dengan adanya pembagian koridor tersebut, perusahaan transportasi diminta bersiap-siap. Karena nantinya, 7 koridor yang disediakan akan ditenderkan oleh pihak PT Angkasapura. “Kami berharap tender akan cepat selesai,” sebutnya.
Dia menambahkan, pada 10 Januari 2013, Dishub Sumut mengundang seluruh stakeholder untuk membicarakan program kerja 2013 dan evaluasi program 2012. “Khususnya percepatan persiapan fasilitas transportasi darat menuju Bandara Kualanamu,” tambahnya.
Anthony juga menyatakan, target penyelesaian Bandara Kualanamu Maret 2013 memang sudah semakin dekat. Sehingga fasilitas transportasi dibutuhkan, tapi pada posisinya persoalan jalan tol juga masih ada kendala. “Karena nantinya trayek bus itu melintasi jalan tol,” sebutnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kesper Sumut, Israel Situmeang mengatakan, akses transportasi calon penumpang menuju Bandara Kualanamu masih terkatung-katung. Karena belum ada kejelasan tentang perusahaan mana yang diizinkan beroperasi mengangkut calon penumpang pesawat di Bandara Kualanamu.
“Kami berharap para pengambil kebijakan yakni PT Angkasa Pura dan Kadishub Sumut harus membuka kran seluas-luasnya kepada pengusaha lokal yang telah ada di Sumut, sehingga jangan nantinya malah perusahaan dari luar Sumut yang mendapat bagian dari Bandara Kualanamu,” sebutnya.
Dia menegaskan, jangan pula para pengusaha transportasi lokal menjadi tersisih di daerah sendiri. “Harapan kami Kadishub Sumut melakukan tender secara transparan tanpa mengabaikan standar-standar yang harus dimiliki oleh perusahaan lokal untuk memenuhi kebutuhan trayek Medan-Kualanamu, Binjai-Kualanamu, ataupun Tebingtinggi-Kualanamu,” ujarnya.
Tiga Stasiun Kereta Api Diperbaiki
Sedangkan jalur kereta api atau rel tujuan Kualanamu telah selesai atau rampung 100 persen. Begitu juga dengan berbagai stasiun persinggahan yang ada dan telah diperbaiki sesuai dengan standar bandara.
Humas PT Kereta Api Divre I Sumut-Aceh, Hasri menyatakan kesiapan jalur kereta api dari Araskabu ke Kualanamu telah rampung 100 persen. Saat ini, hanya sedang dalam tahap penyelesaian akhir berupa pelicinan dan perawatan rel. “Rel sepanjang 28 km itu sudah siap untuk operasional. Selain perawatan rel, saat ini kita sedang membersihkan atau memperbaiki stasiun-stasiun kecil,” ungkapnya.
Adapun stasiun kecil yang saat ini sedang diperbaiki adalah stasiun yang di Bandar Khalifah, Batangkuis, dan Araskabu. Untuk perbaikan stasiun ini, tidak ditentukan kapan penyelesaiannya karena dana yang tidak masuk dalam perencanaan.
“Kalau untuk stasiun inikan hanya rasa tanggung jawab kita memfasilitasi Bandara Kualanamu,” tambahnya.
Adapun yang diperbaiki seperti tempat duduk, pewarna dinding di stasiun, kamar mandi, dan lainnya. Selain itu, pelayanan di stasiun kecil ini juga ditingkatkan agar tidak mengecewakan konsumen.
“Jadi, berbagai peralatan yang diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Pelayanan dalam standar bandara itu kan profesional,” tambahnya.
Gerbong dari Korea Tiba Pertengahan Tahun
Selain persiapan memperbaiki stasiun, saat ini PT KAI Divre Sumut sedang menunggu kedatangan gerbong kereta api asal Korea yang rencananya akan datang pada pertengahan tahun 2013. Tugas lain untuk fasilitas bandara ini adalah pengerjaan proyek terminal city check in meliputi rehabilitasi dan modifikasi Stasiun Besar KA Medan. Di area Stasiun Besar KA Medan nantinya akan terdapat dua terminal terpisah, yakni terminal penumpang reguler dan terminal khusus untuk penumpang KA bandara.
“Sedangkan untuk stasiun yang di bandara, masih dalam pengerjaan oleh PT Railink yang merupakan anak perusahan KAI dan Angkasa Pura II. Saya belum bisa kasih komentar, karena belum ada pemberitahuan tentang perkembangan stasiun tersebut,” tambahnya.
Terkait dengan pembangunan terminal city check, sebelum akhir tahun ini akan dibangun jembatan penyeberangan yang menghubungkan Stasiun KA Besar dengan taman parkir di sisi timur Lapangan Merdeka Medan.
Pembangunan proyek jembatan itu dikelola langsung oleh Pemerintah Kota Medan dan diperkirakan sudah dapat difungsikan bersamaan dengan pengoperasian terminal city check in.
“Keberadaan jembatan penyeberangan memang sangat dibutuhkan untuk meminimalisir kemacetan lalu lintas di sekitar Stasiun Besar Kereta Api Medan,” ujar Hasri.
Resmi Bernama Kualanamu International Airport
Dari Jakarta, polemik nama untuk bandara baru di Kualanamu akhirnya tuntas. ‘Kualanamu International Airport’ telah dipilih dan ditetapkan oleh Menteri Perhubungan sebagai nama bandara yang berada di Kabupaten Deliserdang itu.
“Sudah ditetapkan sesuai usulan pemda dan DPRD-nya. Namanya Kualanamu International Airport,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Dirjen Perhubud) Kemenhub, Herry Bhakti S Gumay, kemarin.
Mengapa tak dipilih nama pahlawan? Herry menjelaskan, usulan nama dari dewan yang masuk ke kemenhub itu sudah melalui proses pembahasan di dewan. Jadi, pemerintah pusat hanya menetapkan saja usulan dari daerah. “Dan di daerah kan ribut sendiri. Makanya akhirnya diusulkan Kuala Namu International Airport,” ucap Herry.
Seperti diketahui, rapat paripurna DPRD Sumut pada 17 Desember 2012 membahas lima nama yang diusulkan berbagai kalangan, yakni Kualanamu International Airport, Bandar Udara Sultan Serdang, Bandara Udara Tengku Amir Hamzah, Bandar Udara Sisingamangaraja XII, serta Bandara Udara Jenderal H Abdul Haris Nasution. Namun akhirnya, sembilan Fraksi di DPRD Sumut menyetujui Bandar Udara International Kualanamu menjadi nama bandara baru itu, untuk diusulkan ke Menhub.
Herry menjelaskan, nama bandara yang sudah ditetapkan itu juga sudah didaftarkan di badan penerbangan internasional. “Begitu usulan dari daerah masuk, kita tetapkan, dan langsung kita daftarkan,” ujar Herry.
Dia juga optimis, Maret 2013 mendatang bandara baru itu sudah beroperasi. Hanya saja, dia belum berani memastikan kapan penerbangan perdana akan dilakukan. “Sekitar Maret lah. Bisa juga akhir Maret. Tapi itu tetap uji coba dulu,” kata Herry.
Untuk tahap awal, Herry menjelaskan, memang akses Medan-Kualanamu belum bisa melalui jalan tol. Jadi untuk sementara nantinya masih mengandalkan jalan lama, Kereta Api Medan-Kualanamu, dan jalan arteri. “Untuk jalan arteri menurut Kementerian PU sudah bisa digunakan,” pungkas Herry. (mag-5/ram/sam)