26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sumut Lanjutkan Sekolah Daring hingga Maret

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana pembelajaran tatap muka di Sumatera Utara, resmi ditunda hingga Maret 2021 mendatang. Pada Maret, Gubernur Sumut akan kembali mengundang para ahli dan pakar di bidang kesehatan serta pendidikan, sebelum memutuskan apakah belajar tatap muka di tengah situasi pandemi Covid-19 dapat diberlakukan atau tetap ditunda.

TUNDA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menunda pembelajaran tatap muka di Sumut hingga Maret.
TUNDA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menunda pembelajaran tatap muka di Sumut hingga Maret.

“Sekolah tatap muka masih ditunda. Rapat koordinasi terakhir para pakar dan ahli memutuskan belum mengizinkan anak-anak untuk sekolah tatap muka. Nanti kita bahas lagi di Maret. Kita kumpulkan lagi pakar dan ahli,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jl. Jenderal Sudirman Medan, Senin (4/1).

Adapun pihak-pihak yang tidak memberi rekomendasi terkait pembelajaran tatap muka yakni Ikatan Dokter Anak Indonesia Sumut, Ikatan Psikologis Klinis Indonesia Sumut, Ahli Epidemiologi Indonesia Sumut dan Satgas Covid-19 Sumut.

Gubernur Edy telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh bupati/wali kota ihwal masih belum dibolehkan kegiatan belajar tatap muka di semua satuan pendidikan.Surat edaran tertanggal 4 Januari tersebut memuat sejumlah poin yang mesti diperhatikan seluruh bupati dan wali kota. Antara lain pelaksanaan pembelajaran tatap muka langsung pada awal 2021 di wilayah Provinsi Sumut ditunda sampai dengan waktu yang tidak ditentukan.

“Pelaksanaan pembelajaran tatap muka langsung di wilayah Provinsi Sumut akan diberitahukan kemudian melalui surat dari gubernur Sumut,” kata Gubsu dalam surat itu.

Setiap satuan Pendidikan Anak Usia Nini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus tetap melakukan persiapan kondisi, keadaan, situasi, prasarana, sarana dan peraturan teknis kebiasaan baru sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka langsung setiap satuan pendidikan secara nyata sudah benar-benar siap.

Selanjutnya mengoptimalkan pelaksanaan daring sesuai dengan kondisi, keadaan dan situasi satuan pendidikan dan wilayah masing-masing. Melaporkan hal yang terkait dengan pembelajaran di wilayah kabupaten/kota kepada gubernur, dan prioritas utama perlindungan dan kesehatan peserta didik terhindar dari Covid-19.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Lasro Marbun mengungkapkan, berdasarkan hasil rapat koordinasi pihaknya dengan sejumlah pakar dan ahli pada 30 Desember lalu, disepakati bahwa dalam situasi yang belum sepenuhnya kondusif, jaminan keselamatan anak wajib diutamakan.

“Karena situasi pandemi yang belum menunjukkan bisa menjamin keselamatan peserta didik serta stakeholder di dalam sekolah. Ada saatnya akan diputuskan pemerintah sesuai dengan keadaan,” ujarnya.

Saat disinggung mengenai sampai kapan diberlakukan pembelajaran secara daring, ia mengatakan belum dapat memprediksi. “Akan kembali dikaji sesuai perkembangan keadaan,” katanya.

Memasuki pembelajaran semester genap, Lasro tidak menyangkal bahwa akan ada memungkinkan beberapa sekolah akan mulai melakukan belajar tatap muka. Ia menegaskan akan melakukan monitor dan evaluasi dari tim yang sudah dibentuk.

“Kita akan monitor dan evaluasi. Ada tim dari pendidikan untuk melihat itu. Menuju belajar tatap muka ini juga kita tetap melakukan persiapan persiapan. Begitu dikatakan Indonesia dinyatakan sudah siap belajar tatap muka, maka semua sekolah harus siap. Makanya ini sekolah tetap melakukan persiapan sambil menunggu info lebih lanjut,” pungkasnya.

Daerah Ikut Keputusan Gubsu

Sejumlah daerah mengatakan akan mengikuti kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tentang penundaan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19. Mereka adalah Pemko Medan, Pemko Tebingtinggi, Pemkab Labuhanbatu, dan Pemko Sibolga.

Menyusul Pemko Medan, Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan, menyebutkan kegiatan PTM di Kota Tebingtinggi untuk tingkat SD dan SMP —baik swasta dan negeri— ditunda. Sebelumnya rencana PTM akan dimulai Senin 4 Januari 2021 (kemarin).

“Pembelajaran Tatap Muka di Tebingtinggi masih kita tunda karena ada dua alasan. Alasan pertama, hasil evaluasi pasca kegiatan Natal dan Tahun Baru ternyata terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Tebingtinggi. Pada tanggal 22 Desember, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih 7 orang. Sekarang mencapai 20 orang. Jadi lonjakannya cukup tinggi,” kata Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (4/1).

Menurutnya, Covid-19 berkembang dari orang-orang yang melakukan perjalanan, baik warga Tebingtinggi maupun warga luar kota ini. Peningkatan terjadi pada klaster keluarga.

Alasan kedua, ada warning dari Pemprov Sumut agar daerah di Sumut jangan dulu membuka sekolah tatap muka, mengingat kasus Covid-19 di Sumut masih cukup tinggi. Pemprovsu akan melakukan evaluasi kesiapan daerah.

“Kita sudah melakukan evaluasi dan telah selesai mengevaluasi sekolah-sekolah yang ada. Hasilnya akan kita laporkan ke Tim Supervisi Sumut,” jelasnya.

Menurut Umar, jika pun dilakukan pembelajaran tatap muka, sifatnya adalah darurat, yakni hanya 3 jam saja bersekolah. Hasil evaluasi tatap muka 3 jam ini sudah dilakukan Tim Verifikasi terhadap sekolah di Tebingtinggi. “Hasilnya, masih ada 10 sekolah lagi yang harus melakukan perbaikan sebelum diberikan izin PTM,” katanya.

Tim juga me-warning beberapa sekolah di mana gurunya ada yang positif Covid-19. “Tim tidak mengijinkan sekolah-sekolah yang gurunya terkena Covid-19 untuk PTM, karena beresiko menularkan kepada anak didiknya,” ungkap Umar.

Untuk itu, Tim akan menegur sekolah-sekolah swasta yang curi-curi waktu membuka sekolah tatap muka. “Kita harus bekerja keras menekan angka penularan Covid-19 ini. Kita saat ini berada di zona orange. Kita upayakan kembali ke zona kuning atau ke zona hijau. Dan berupaya agar pasien kasus Covid-19 dapat sembuh dalam 2 minggu, untuk menekan laju perkembangan Covid-19 di Tebingtinggi,” tutup Umar.

Labuhanbatu & Sibolga Ikut Perpanjang

Selain Kota Medan dan Kota Tebingtinggi, Pemkab Labuhanbatu juga ikut memperpanjang pembelajaran melalui media dalam jaringan (daring) di Kabupaten Labuhanbatu. Keputusan itu mengikuti surat edaran Gubernur Sumatera Utara.

“Awalnya direncanakan awal Januari 2021 sudah belajar tatap muka seperti biasa. Namun setelah pertemuan beberapa kali, rencana tersebut belum dapat dilaksanakan berkaitan dengan situasi Covid-19,” kata Plt Kepala Disdik Labuhanbatu, HM Syaiful Azhar, melalui Kabid SMP, Tongku Ridwan, kepada wartawan, Senin (4/1).

Terkait kebijakan tersebut, ujarnya, pihaknya berharap para orang tua tetap bersabar dan tetap membimbing anaknya belajar daring serta mempersiapkan pembelajaran tatap muka.

Selama proses belajar daring, sambung Tongku, pihaknya tetap melakukan pengawasan dan evaluasi. Pihaknya hingga kini masih tetap menunggu keputusan Satgas Covid-19 Kabupaten Labuhanbatu. “Ya, kita tunggu keputusan Satgas Kabupaten Labuhanbatu. Kita berharap orang tua tetap mengawasi proses daring anak-anaknya,” pesannya.

Senada, Pemko Sibolga juga mengatakan para pelajar di wilayah Kota Sibolga-Kabupaten Tapteng masih tetap melangsungkan belajar dari rumah.

“Saat ini proses belajar tatap muka ditunda berdasarkan surat edaran dari Gubernur. Untuk selanjutnya tetap menggunakan aturan yang lama,” ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sibolga Provinsi Sumatera Utara, Rustam Efendi Hasibuan, saat di konfirmasi melalui telepon selulernya, Senin (4/1).

Kondisi itu, lanjut Rustam, dikarenakan statistik warga yang terpapar Covid-19 masih belum mengalami penurunan. “Masih naik (pasien terpapar Covid-19, Red),” katanya.

Kapan belajar dari rumah akan berakhir, Rustam mengatakan, hingga ada kebijakan baru dari Gubernur Sumatera Utara.

Pantauan di Sibolga, sejak pagi Senin (4/1/2021) tampak beberapa pelajar berangkat dari rumahnya menggunakan pakaian seragam. Namun mereka kembali ke rumah masing-masing setelah mendapatkan informasi bahwa belajar dari rumah masih diberlakukan. (prn/ian/fdh/rom)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana pembelajaran tatap muka di Sumatera Utara, resmi ditunda hingga Maret 2021 mendatang. Pada Maret, Gubernur Sumut akan kembali mengundang para ahli dan pakar di bidang kesehatan serta pendidikan, sebelum memutuskan apakah belajar tatap muka di tengah situasi pandemi Covid-19 dapat diberlakukan atau tetap ditunda.

TUNDA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menunda pembelajaran tatap muka di Sumut hingga Maret.
TUNDA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menunda pembelajaran tatap muka di Sumut hingga Maret.

“Sekolah tatap muka masih ditunda. Rapat koordinasi terakhir para pakar dan ahli memutuskan belum mengizinkan anak-anak untuk sekolah tatap muka. Nanti kita bahas lagi di Maret. Kita kumpulkan lagi pakar dan ahli,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jl. Jenderal Sudirman Medan, Senin (4/1).

Adapun pihak-pihak yang tidak memberi rekomendasi terkait pembelajaran tatap muka yakni Ikatan Dokter Anak Indonesia Sumut, Ikatan Psikologis Klinis Indonesia Sumut, Ahli Epidemiologi Indonesia Sumut dan Satgas Covid-19 Sumut.

Gubernur Edy telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh bupati/wali kota ihwal masih belum dibolehkan kegiatan belajar tatap muka di semua satuan pendidikan.Surat edaran tertanggal 4 Januari tersebut memuat sejumlah poin yang mesti diperhatikan seluruh bupati dan wali kota. Antara lain pelaksanaan pembelajaran tatap muka langsung pada awal 2021 di wilayah Provinsi Sumut ditunda sampai dengan waktu yang tidak ditentukan.

“Pelaksanaan pembelajaran tatap muka langsung di wilayah Provinsi Sumut akan diberitahukan kemudian melalui surat dari gubernur Sumut,” kata Gubsu dalam surat itu.

Setiap satuan Pendidikan Anak Usia Nini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus tetap melakukan persiapan kondisi, keadaan, situasi, prasarana, sarana dan peraturan teknis kebiasaan baru sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka langsung setiap satuan pendidikan secara nyata sudah benar-benar siap.

Selanjutnya mengoptimalkan pelaksanaan daring sesuai dengan kondisi, keadaan dan situasi satuan pendidikan dan wilayah masing-masing. Melaporkan hal yang terkait dengan pembelajaran di wilayah kabupaten/kota kepada gubernur, dan prioritas utama perlindungan dan kesehatan peserta didik terhindar dari Covid-19.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Lasro Marbun mengungkapkan, berdasarkan hasil rapat koordinasi pihaknya dengan sejumlah pakar dan ahli pada 30 Desember lalu, disepakati bahwa dalam situasi yang belum sepenuhnya kondusif, jaminan keselamatan anak wajib diutamakan.

“Karena situasi pandemi yang belum menunjukkan bisa menjamin keselamatan peserta didik serta stakeholder di dalam sekolah. Ada saatnya akan diputuskan pemerintah sesuai dengan keadaan,” ujarnya.

Saat disinggung mengenai sampai kapan diberlakukan pembelajaran secara daring, ia mengatakan belum dapat memprediksi. “Akan kembali dikaji sesuai perkembangan keadaan,” katanya.

Memasuki pembelajaran semester genap, Lasro tidak menyangkal bahwa akan ada memungkinkan beberapa sekolah akan mulai melakukan belajar tatap muka. Ia menegaskan akan melakukan monitor dan evaluasi dari tim yang sudah dibentuk.

“Kita akan monitor dan evaluasi. Ada tim dari pendidikan untuk melihat itu. Menuju belajar tatap muka ini juga kita tetap melakukan persiapan persiapan. Begitu dikatakan Indonesia dinyatakan sudah siap belajar tatap muka, maka semua sekolah harus siap. Makanya ini sekolah tetap melakukan persiapan sambil menunggu info lebih lanjut,” pungkasnya.

Daerah Ikut Keputusan Gubsu

Sejumlah daerah mengatakan akan mengikuti kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tentang penundaan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19. Mereka adalah Pemko Medan, Pemko Tebingtinggi, Pemkab Labuhanbatu, dan Pemko Sibolga.

Menyusul Pemko Medan, Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan, menyebutkan kegiatan PTM di Kota Tebingtinggi untuk tingkat SD dan SMP —baik swasta dan negeri— ditunda. Sebelumnya rencana PTM akan dimulai Senin 4 Januari 2021 (kemarin).

“Pembelajaran Tatap Muka di Tebingtinggi masih kita tunda karena ada dua alasan. Alasan pertama, hasil evaluasi pasca kegiatan Natal dan Tahun Baru ternyata terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Tebingtinggi. Pada tanggal 22 Desember, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih 7 orang. Sekarang mencapai 20 orang. Jadi lonjakannya cukup tinggi,” kata Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (4/1).

Menurutnya, Covid-19 berkembang dari orang-orang yang melakukan perjalanan, baik warga Tebingtinggi maupun warga luar kota ini. Peningkatan terjadi pada klaster keluarga.

Alasan kedua, ada warning dari Pemprov Sumut agar daerah di Sumut jangan dulu membuka sekolah tatap muka, mengingat kasus Covid-19 di Sumut masih cukup tinggi. Pemprovsu akan melakukan evaluasi kesiapan daerah.

“Kita sudah melakukan evaluasi dan telah selesai mengevaluasi sekolah-sekolah yang ada. Hasilnya akan kita laporkan ke Tim Supervisi Sumut,” jelasnya.

Menurut Umar, jika pun dilakukan pembelajaran tatap muka, sifatnya adalah darurat, yakni hanya 3 jam saja bersekolah. Hasil evaluasi tatap muka 3 jam ini sudah dilakukan Tim Verifikasi terhadap sekolah di Tebingtinggi. “Hasilnya, masih ada 10 sekolah lagi yang harus melakukan perbaikan sebelum diberikan izin PTM,” katanya.

Tim juga me-warning beberapa sekolah di mana gurunya ada yang positif Covid-19. “Tim tidak mengijinkan sekolah-sekolah yang gurunya terkena Covid-19 untuk PTM, karena beresiko menularkan kepada anak didiknya,” ungkap Umar.

Untuk itu, Tim akan menegur sekolah-sekolah swasta yang curi-curi waktu membuka sekolah tatap muka. “Kita harus bekerja keras menekan angka penularan Covid-19 ini. Kita saat ini berada di zona orange. Kita upayakan kembali ke zona kuning atau ke zona hijau. Dan berupaya agar pasien kasus Covid-19 dapat sembuh dalam 2 minggu, untuk menekan laju perkembangan Covid-19 di Tebingtinggi,” tutup Umar.

Labuhanbatu & Sibolga Ikut Perpanjang

Selain Kota Medan dan Kota Tebingtinggi, Pemkab Labuhanbatu juga ikut memperpanjang pembelajaran melalui media dalam jaringan (daring) di Kabupaten Labuhanbatu. Keputusan itu mengikuti surat edaran Gubernur Sumatera Utara.

“Awalnya direncanakan awal Januari 2021 sudah belajar tatap muka seperti biasa. Namun setelah pertemuan beberapa kali, rencana tersebut belum dapat dilaksanakan berkaitan dengan situasi Covid-19,” kata Plt Kepala Disdik Labuhanbatu, HM Syaiful Azhar, melalui Kabid SMP, Tongku Ridwan, kepada wartawan, Senin (4/1).

Terkait kebijakan tersebut, ujarnya, pihaknya berharap para orang tua tetap bersabar dan tetap membimbing anaknya belajar daring serta mempersiapkan pembelajaran tatap muka.

Selama proses belajar daring, sambung Tongku, pihaknya tetap melakukan pengawasan dan evaluasi. Pihaknya hingga kini masih tetap menunggu keputusan Satgas Covid-19 Kabupaten Labuhanbatu. “Ya, kita tunggu keputusan Satgas Kabupaten Labuhanbatu. Kita berharap orang tua tetap mengawasi proses daring anak-anaknya,” pesannya.

Senada, Pemko Sibolga juga mengatakan para pelajar di wilayah Kota Sibolga-Kabupaten Tapteng masih tetap melangsungkan belajar dari rumah.

“Saat ini proses belajar tatap muka ditunda berdasarkan surat edaran dari Gubernur. Untuk selanjutnya tetap menggunakan aturan yang lama,” ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sibolga Provinsi Sumatera Utara, Rustam Efendi Hasibuan, saat di konfirmasi melalui telepon selulernya, Senin (4/1).

Kondisi itu, lanjut Rustam, dikarenakan statistik warga yang terpapar Covid-19 masih belum mengalami penurunan. “Masih naik (pasien terpapar Covid-19, Red),” katanya.

Kapan belajar dari rumah akan berakhir, Rustam mengatakan, hingga ada kebijakan baru dari Gubernur Sumatera Utara.

Pantauan di Sibolga, sejak pagi Senin (4/1/2021) tampak beberapa pelajar berangkat dari rumahnya menggunakan pakaian seragam. Namun mereka kembali ke rumah masing-masing setelah mendapatkan informasi bahwa belajar dari rumah masih diberlakukan. (prn/ian/fdh/rom)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/