Pemko Siapkan Anggaran Rp300 Juta
MEDAN- Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap, MM, berjanji akan membangun kembali Masjid Raudhatul Islam di Jalan Putri Hijau Medan yang sempat dirubuhkan developer. Pemko Medan menganggarkan dana sebesar Rp300 juta. Selanjutnya, masjid itu masuk dalam pengawasan Pemko Medan. “Bangunan tersebut harus sesuai sertifikat karena ada harta wakaf.
Pembangunannya akan dibantu aliansi serta Pak Kapolres yang akan menindaklanjutinya agar tidak ada lagi masjid yang dirubuhkan,” kata Wali Kota Medan Rahudman Harahap usai rapat muspida bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah kota Medan, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang, Dandim 0201/BS Letkol Inf Hendriyadi dan Ketua DPRD Medan Amiruddin, ketua MUI Kota Medan M Hatta, Forum Aliansi Umat Islam, pihak PT Jatimasindo serta sejumlah pimpinan SKPD di Balaikota Medan, Senin (4/2).
Sebelumnya, Aliansi Ormas Islam Pembela Masjid Raudhatul Islam dan Masjid Al Kairiyah memang telah berencana akan kembali membangun masjid tersebut secara swadaya. “Kami akan terus berjuang hingga tuntutan kami ini dapat dikabulkan. Sekalipun wacana kami untuk membangun kembali Masjid Raudhatul Islam dan Al Khairiyah secara swadaya telah terlaksana, tuntutan kami tidak akan berhenti,” ungkap Ketua Aliansi Ormas Islam, Leo Imsar Adna didampingi Drg M Shabana, Sekertaris Aliansi Ormas Islam.
Saat disinggung soal ultimatum yang mereka sampaikan pada demo berujung bentrokan dengan aparat kepolisian di depan Hotel Emerald Garden pada Jumat (1/2) lalu, Leo menyebut akan tetap mengultimatum pengembang . Bila dalam waktu yang sudah distentukan itu tuntutan mereka tidak kunjung dipenuhi, pihaknya akan menggelar aksi dengan jumlah massa lebih besar.
Sementara pihak Hotel Emerald Garden hingga kini belum melakukan penghitungan atas kerugian yang mereka alami pascabentrok. “Apa yang sudah terjadi, ya sudahlah. Seperti kejadian yang lalu, kami tidak memberi keterangan pada wartawan dan hingga kini kami masih beroperasi. Kalau untuk kerugian, sudah pasti karena terjadi kerusakan pada hotel kami. Begitu juga dengan jumlah pengunjung, terjadi penurunan yang signifikan. Bahkan, sejumlah tamu hotel yang sudah memanjar ruangan untuk mengadakan acara, terpaksa membatalkan dengan alasan takut,” ungkap seorang karyawan Hotel Emerald Garden yang minta namanya tak disebutkan, Senin (4/2).
Diungkapkannya, adapun sejumlah infrastruktur hotel yang rusak akibat aksi demo itu, di antaranya adalah 4 buah kaca jendela kamar di lantai tiga dan empat, termasuk 3 buah kaca lobi area, lampu serta cap lampu taman sebanyak 2 buah, lampu logo dan juga owning. Rencananya, pihak hotel akan kembali memperbaiki infrastruktur tersebut apabila keadaan benar-benar sudah kondusif dan berjalan seperti semula.
Di tempat terpisah, Ketua Umum Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumut Anuar Shah mengultimatum pihak-pihak yang telah memanfaatkan pemuda terkait perubuhan Masjid Raudhatul Islam di belakang Emerald Garden karena memanfaatkan pemuda dalam memuluskan kepentingan perusahan pengembang itu.
“Kita tidak ingin pemuda di Sumut dimanfaatkan oleh pengusaha hitam untuk merubuhkan masjid. Sebab, masjid adalah salah satu sarana ibadah yang harus dihormati dan ditaati. Jangan halalkan segala cara untuk meraup keuntungan dengan cara merobohkan masjid,” kata pria yang akrab disapa Aweng ini, Senin(4/2).
Menurutnya, tindakan itu bisa memicu situasi Sumut menjadi tidak kondusif. Sebab, pengusaha dan pengembang terkesan mengadudomba pemuda di Medan sehingga bisa merusak kondusifitas di Sumut.
“Kita mendukung pembangunan dan pengembang, tapi jangan mengadudomba. Ini kan sudah tidak benar. Oleh karena itu, saya sebagai Ketua Umum MPW PP Sumut mengecam tindakan itu,” kata Aweng.
Aweng sangat menyesalkan tindakan pengembang dan pengusaha yang memakai isu SARA dalam memuluskan niatnya.
“Kita tidak anti pengembang WNI pribumi, tapi jangan menggunakan isu agama dan mengadudomba pemuda. Kalau begini, mereka adalah pengusaha hitam. Biar kita buatkan ‘garis’ untuk pengembang seperti ini,” kata Aweng lagi.
Disebutkan Aweng, PP adalah organisasi nasionalis yang di dalamnya terdapat berbagai suku, agama, ras dan aliran. PP juga adalah ormas yang berbasis massa. Ia mengimbau agar peristiwa bentrok tersebut jangan membuat masyarakat terpecah-belah karena kepenti-ngan pengembang. (mag-10/omi)