25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gara-gara Ubah Absen, Pelajar Dikeroyok Teman Sekelas

MEDAN- Hanya karena tidak mau memberikan uang seribu, Kanda (16) warga Delitua (Samping Asrama ARMED), babak belur setelah dikeroyok M. Siddik (16) warga Pasar Senen, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun dan teman-temannya di dalam lokal sekolah Alwasliyah Kampung Baru, Sabtu (4/8) sekira pukul 10.00 WIB.

Keterangan yang dihimpun, korban merupakan siswa SMK-TI jurusan otomotif kelas X dan sekaligus ketua kelas. Sementara pelaku dan teman-temannya juga teman sekelas sekaligus satu lokal dengan korban. Kejadian itu bermula dari Siddik cs yang sering cabut sekolah, namun di buku absensi kelas pelaku cs dibuat hadir oleh wakil ketua kelas yang memegang buku absensi. Melihat itu, korban pun tidak setuju, dan kemudian membuat laporan ulang absensi kalau pelaku cs sering cabut.

Lantas, Siddik cs dipanggil guru BP akibat sering cabut. Hal inilah yang membuat pelaku tidak senang, dan sebelumnya pelaku yang mayoritas pemuda setempat ini setiap harinya memalak korban dengan kutipan uang seribu. Namun saat kejadian, korban tidak memberikannya sehingga membuat pelaku marah dan langsung mengintimidasi korban yang berujung pada pengeroyokan.

Menurut korban, pelaku dan teman-temannya sering cabut sekolah tapi dibuku absensi kelas dibuat hadir oleh wakil ketua kelas.
“Gini bang pertamanya, dia (pelaku) sama kawan-kawannya itu sering cabut sekolah. Tapi kulihat dibuku absen kok hadir, rupanya wakil ketua kelas kami takut, makanya dia membuat absensi hadir. Jadi kubuat ulang lah absennya kalau orang itu sering cabut. Rupanya dendam orang itu sama aku,” ujar Kanda yang masih menggunakan seragam pramuka.

Tambahnya, dia juga sering dimintai uang oleh pelaku dan saat kejadian ia tidak memberikannya sehingga terjadi pengeroyokan.
“Orang itu sering nanduk (meminta) uang aku, karena lagi puasa, uang ku nggak ada, jadi nggak kukasi. Tiba-tiba dipukulnya tengkuk (kuduk,red) ku dua kali, dari situlah awal persoalan ini,” kata Kanda sembari menyebutkan dia dikeroyok 6 orang.

Korban pun kemudian mengadukan hal ini ke bibinya yang kemudian datang ke sekolah untuk menanyakan sebab kejadian itu, namun karena merasa tidak mendapat jawaban, korban pun kemudian melaporkan hal ini ke Polsek Medan Kota.

Menurut bibi korban, Layli (30) warga Delitua saat di Polsek Medan Kota mengatakan, dia tidak terima keponakannya dianiaya seperti itu, makanya melaporkan kejadian ini ke polisi.

Sementara itu, Pegawai PKS 1 Alwashliyah, SW Manurung, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu, namun dia menyebutkan, peristiwa itu terjadi saat jam pelajaran lagi kosong.

“Kejadiannya tadi sekitar jam 10, pas les ke 4. Kan mata pelajaran 1-3 selesai, keluarlah gurunya, jadi pas jam kosong inilah terjadi kejadian itu. Soalnya sebagian guru-guru tadi pada ikut Ujian Kompetensi Guru (UKG) jadi guru disini kurang,” terangnya.
Tambahnya, sebelumnya pihaknya mendapati korban membawa pisau saat melakukan razia di sekolah.

“Kemarin kami mengadakan razia di sekolah, dan menemukan sebilah pisau di tubuh korban. Sewaktu ditanya, korban mengaku untuk jaga-jaga karena kerap diancam Siddik dan kawan-kawannya. Tadilah mau diselesaikan masalah ini rupanya sudah kejadian,” ungkapnya.
Kapolsek Medan Kota, Kompol Sandy Sinurat, Sik, saat dikonfirmasi membenarkan laporan tersebut dan sedang mendalami laporan korban.
“Benar, ada laporan itu dan sedang kita selidiki bagaimana permasalahannya,” jelasnya. (bay/smg)

MEDAN- Hanya karena tidak mau memberikan uang seribu, Kanda (16) warga Delitua (Samping Asrama ARMED), babak belur setelah dikeroyok M. Siddik (16) warga Pasar Senen, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun dan teman-temannya di dalam lokal sekolah Alwasliyah Kampung Baru, Sabtu (4/8) sekira pukul 10.00 WIB.

Keterangan yang dihimpun, korban merupakan siswa SMK-TI jurusan otomotif kelas X dan sekaligus ketua kelas. Sementara pelaku dan teman-temannya juga teman sekelas sekaligus satu lokal dengan korban. Kejadian itu bermula dari Siddik cs yang sering cabut sekolah, namun di buku absensi kelas pelaku cs dibuat hadir oleh wakil ketua kelas yang memegang buku absensi. Melihat itu, korban pun tidak setuju, dan kemudian membuat laporan ulang absensi kalau pelaku cs sering cabut.

Lantas, Siddik cs dipanggil guru BP akibat sering cabut. Hal inilah yang membuat pelaku tidak senang, dan sebelumnya pelaku yang mayoritas pemuda setempat ini setiap harinya memalak korban dengan kutipan uang seribu. Namun saat kejadian, korban tidak memberikannya sehingga membuat pelaku marah dan langsung mengintimidasi korban yang berujung pada pengeroyokan.

Menurut korban, pelaku dan teman-temannya sering cabut sekolah tapi dibuku absensi kelas dibuat hadir oleh wakil ketua kelas.
“Gini bang pertamanya, dia (pelaku) sama kawan-kawannya itu sering cabut sekolah. Tapi kulihat dibuku absen kok hadir, rupanya wakil ketua kelas kami takut, makanya dia membuat absensi hadir. Jadi kubuat ulang lah absennya kalau orang itu sering cabut. Rupanya dendam orang itu sama aku,” ujar Kanda yang masih menggunakan seragam pramuka.

Tambahnya, dia juga sering dimintai uang oleh pelaku dan saat kejadian ia tidak memberikannya sehingga terjadi pengeroyokan.
“Orang itu sering nanduk (meminta) uang aku, karena lagi puasa, uang ku nggak ada, jadi nggak kukasi. Tiba-tiba dipukulnya tengkuk (kuduk,red) ku dua kali, dari situlah awal persoalan ini,” kata Kanda sembari menyebutkan dia dikeroyok 6 orang.

Korban pun kemudian mengadukan hal ini ke bibinya yang kemudian datang ke sekolah untuk menanyakan sebab kejadian itu, namun karena merasa tidak mendapat jawaban, korban pun kemudian melaporkan hal ini ke Polsek Medan Kota.

Menurut bibi korban, Layli (30) warga Delitua saat di Polsek Medan Kota mengatakan, dia tidak terima keponakannya dianiaya seperti itu, makanya melaporkan kejadian ini ke polisi.

Sementara itu, Pegawai PKS 1 Alwashliyah, SW Manurung, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu, namun dia menyebutkan, peristiwa itu terjadi saat jam pelajaran lagi kosong.

“Kejadiannya tadi sekitar jam 10, pas les ke 4. Kan mata pelajaran 1-3 selesai, keluarlah gurunya, jadi pas jam kosong inilah terjadi kejadian itu. Soalnya sebagian guru-guru tadi pada ikut Ujian Kompetensi Guru (UKG) jadi guru disini kurang,” terangnya.
Tambahnya, sebelumnya pihaknya mendapati korban membawa pisau saat melakukan razia di sekolah.

“Kemarin kami mengadakan razia di sekolah, dan menemukan sebilah pisau di tubuh korban. Sewaktu ditanya, korban mengaku untuk jaga-jaga karena kerap diancam Siddik dan kawan-kawannya. Tadilah mau diselesaikan masalah ini rupanya sudah kejadian,” ungkapnya.
Kapolsek Medan Kota, Kompol Sandy Sinurat, Sik, saat dikonfirmasi membenarkan laporan tersebut dan sedang mendalami laporan korban.
“Benar, ada laporan itu dan sedang kita selidiki bagaimana permasalahannya,” jelasnya. (bay/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/